webnovel

KE RUMAH MBAK VINA

"Sam, antarkan aku kerumah Mbak Vina sepupuku.Kayaknya ada yang nggak beres deh sama Papah."

Aku mulai mengajak bicara Sam saat kami sudah masuk ke kamar kami.Sam menatapku.

"Kamu ngerasa aneh nggak sih.Mamah begitu cueknya sama Papah tapi Papah terus maafin Mamah.Dilihat dari cara Papah mengingat almarhumah Mamah kamu, Papah itu tipe cowok setia.Kenapa juga Papah harus nikah lagi.Aneh banget."

Sam menerawang.Sepertinya dia juga berpikiran sama denganku.Dia sama sekali tidak menjawabku.

"Dulu, Papah pernah nggak kayak kamu?"

"Apanya?"

"Nikahnya sama Mamah, tapi cintanya sama siapa gitu.Kayak kamu, aku dan Dina."

Sam menghela nafas.Dia mendekatiku dan membawaku duduk di sofa kamar.tangannya merangkul pundakku.Wajahnya mendekat.

"Mereka itu nikah karena saling cinta.Bukan dijodohin kayak kita."

"Ooh, Papah nggak pernah selingkuh kan?"

"Kamu kok ngomongnya gitu.Lihat aja muka Papah.Good boy gitu."

"Kamu, muka good boy hati bad boy."

"Taunya dari mana?"

"Dina."

Sam tersentak.

"Nih ya Sam.Sekarang jujur sama aku, bagaimana perasaan kamu sekarang sama aku dan Dina.Kamu masih sayang nggak sama Dina?Jawab jujur Sam ."

Dia memelototiku.

"Ih, galak.Heran, galak banget sama istri.Nggak ada romantis-romantisnya."

"Romantis itu gimana sih?"

"Kasih bunga, ajak jalan, disayang-sayang.Bilang i love you,i miss you."

"Gitu doang?"

"Masih banyak lagi.Kamu masa nggak ngerti.Dulu, kamu ngapain aja sama Dina?"

"Menurut kamu, aku ngapain aja sama Dina?"

"Emang ngapain?"

"Jalan bareng, makan bareng, ngobrol, nonton."

"Udah gitu doang?"

"Udah.Emang pacaran kamu ngapain aja?"

"Nggak pernah pacaran."

"Sama sekali?"

Aku mengangguk.

"Garing banget sih hidup kamu."

"Nggak juga.Aku punya banyak teman yang selalu buat senang.Mereka selalu ada saat aku butuhkan, dalam sedih maupun senang.Nemenin kemanapun."

Tiba-tiba dia memelukku dan mencium pipiku.

"I love you Binar."

Dia makin erat memelukku.

"Begini kan yang kamu maksud romantis itu."

"Ih."

Dia mulai agresif.Bibir dan tanganya mulai bergerilya.Dia berbisik sesuatu sambil tersenyum nakal.Aku langsung mengangguk mengiyakan kemauannya.Bahagianya dia mulai mencintaiku.Samku.

***

Selesai meladeninya di kamar, aku kembali mengajaknya ke rumah Mbak Vina.Dia mengantarku dengan motornya.

"Mbak Viiin."

Sampai dirumah Mbak Vina aku menghambur memeluk Kakak sepupuku yang duduk di teras rumahnya.

"Kaaan, Mbak sudah punya firasat bakal kedatangan kamu."

"Indra keenam Mbak Vin tambah tajam aja kayaknya."

Kami lalu berpelukan.Mbak vina beralih menatap Sam.

"Mbak, sudah kenal kan sama Suamiku?"

Mereka lalu bersalaman.Mbak Vina lalu memandang Sam dari ujung rambut sampai ke ujung kaki.Aku langsung menutupi pandangannya.

"Wow, hmmmm."

Mbak Vina menggigit bibirnya sambil memandangi Sam.

"Mbak, jangan macam-macam ya.Cuma aku yang boleh lihat."

Aku mengancam Mbak Vina sambil menutupi Sam.

"Telat."

"Mbaaak."

Mbak Vina melenggang masuk kedalam rumahnya dengan genitnya.Ish.

"Kenapa sih?"

Sam berbisik padaku.

"Dia bisa lihat isi baju kamu serasa polos."

"Hah?"

Sam langsung melihat ke bawah.

Aku menarik tangan Sam untuk masuk kedalam rumah Mbak Vina.Sam langsung menutupi kakinya dengan bantal.Mbak Vina tertawa genit.

"Mbak, aku ambil minum ya."

"Sana."

Aku langsung ke dapur membuatkan es teh manis untuk kami bertiga.Dan aku langsung duduk dipangkuan Sam setelah melihat Mbak Vina terus menatap Sam.

"Mbak, jangan genit sama suamiku."

"Iya ah.Nggak boleh lihat Mbak seneng dikit kamu ya.Lihat doang loh."

Kulempar bantal ke Mbak Vina.Dia terkekeh.

"Binar, Mbak sudah lihat foto orangtua kalian

Kayaknya Papah kalian diguna-guna deh."

Mbak Vina mulai berbicara serius.

"Sama Mamah tiri Sam kan Mbak?"

"Iya."

Mbak Vina lalu menjelaskan ciri-cirinya lewat foto Papah yang kukirim tadi lewat WA.

"Tuh kan.Jadi gimana dong Mbak."

"Kamu mulai perhatikan aja, makanan apa yang selalu dia hindarin.Tanya ke tukang masak kalian.Terus campurin makanan itu ke makanannya.Jangan sampai dia tahu.Pasti nanti ada pengaruhnya buat kesadaran Papah kalian.Jangan lupa sering-sering adakan pengajian di rumah buat ngusir setan yang barangkali nempel di Mamah kalian dan sudah menyebar di rumah kalian."

Mbak Vina terus memberikan masukan.Saat aku sibuk memperhatikan, Sam malah sibuk mengepang rambut panjang sepinggangku.Mbak Vina akhirnya melihat Sam.Dia menggeleng-gelengkan kepala.

"Haduh-haduh, kalian buat Mbak ngiri aja

Jadi pengin cepat nikah."

Sam jadi tersadar dan melihat ke arah Mbak Vina.

"Sori Mbak.Ini rambut Binar ribet banget."

Aku tersenyum padanya.Dia malah mencubit hidungku.

Sam memang suka sekali mengepang rambutku.Katanya Mamahnya dulu suka sekali meminta Sam mengepang rambut Mamah.Lucu banget sih dia.Paling bisa buatku gemes.

"Pulang sana.Bikin iri aja.Mbak mau cari jodoh ah."

"Ih ngusir nih.Nih, Binar kasih uang buat beli kosmetik."

Kuselipkan beberapa lembar uang seratus ribuan ke tanganya.

"Sam, kamu punya saudara kembar nggak?kenalin dong ke Mbak."

Sam tersenyum.

"Sam, kalau Binar macam-macam, kamu sama Mbak aja.Mbak setia loh."

"Mbaaak."

Aku mencubit lengan Mbak Vina dan buru-buru membawa Sam pergi.Bisa gawat kalau Sam disini terus.

Dia punyaku.