webnovel

bagian 3

Masih dihari yang sama, namun sekarang Yera dan samuel tengah berada salah satu pusat perbelanjaan karna pria itu memaksa Yera untuk mengantarnya membeli sepatu. Yera menurut karna ia ditawarkan traktiran.

"Ra lo mau nyari apa?" tanya Samuel ketika mereka sudah beberapa kali keluar masuk toko sepatu dan akhirnya ada yang cocok dengan Samuel.

"Nyari jodoh gue," balas Yera malas.

"Ngapin dicari sih orang jodoh lo ada disamping lo," jawaban tengil Samuel sukses membuat Yera mengumpat.

"Ogah amat gue jodohan sama lo," kata Yera yang dibalas cemberutan Samuel.

"Makan yu," ajak Yera. "Lo yang traktir."

"Iya tuan putri."

Mereka pergi kelantai atas dimana disana ada makanan kesukaan Yera. Sebelum memasuki lift, Yera melihat Arka tengah bersama wanita lain. Yera yakin itu Arka, karna pakaiannya persis seperti yang Arka kenakan tadi pagi.

Bukankah Arka bilang akan bekerja? Apa mungkin ia berbohong?

Yera tetap berpikir positif, siapa tau Arka tengah ada urusan lain yang pastinya menyangkut tentang pekerjaan.

Namun Yera tidak bisa berpikir positif ketika ia melihat Arka tertawa bersama wanita itu, mereka terlihat akrab. Yera tidak menyukainya, itu membuatnya cemburu.

—[]—

Pikiran Yera masih terpaku dengan kejadian tadi sore, dimana Arka yang terlihat akrab dengan wanita lain.

Sekarang sudah pukul delapan malam. Barusan Arka sudah pulang. Yera sudah menyiapkan makan malam yang ia beli dari luar.

Yera menunggu Arka yang selesai mandi sebelum makan malam.

"Ka?" tanya Yera memecah keheningan disaat mereka tengah makan.

"Eum besok ada Rapat orangtua, dan orangtua aku gak bisa hadir. Kamu bisakan jadi wali aku?" lanjut Yera.

"Besok saya kerja," balas Arka singkat.

Yera mendesah, "Yah, tapi ini tuh rapat wajib banget."

"Besok saya sibuk, Nona Yera Gamila." Ucapan Arka seolah tak ingin dibantah.

"Sibuk sama cewek lain maksudnya?" tanya Yera membuat Arka heran. "Tadi aku liat kamu jalan sama cewek di Mall, siapa dia?"

Arka berdehem, "itu bukan urusan kamu."

Yera menatap Arka curiga, "itu pacar kamu? Jadi kamu selingkuh? Astaga jahat banget, kan kamu udah punya Istri."

Arka menarik nafas, "Biar saya jelaskan. Kamu tidak akan pernah saya anggap sebagai istri saya sendiri. Bagi saya kamu ini anak kecil, kamu saya anggap sebagai adik saya."

Yera memutar bola matanya, "Arka biar aku jelaskan. Yang namanya udah nikah itu disebut suami-istri, bukan adik-kakak. Paham sayang?"

"See? Cara kamu menjawab seperti anak kecil."

—[]—

Hari ini semua kelas freeclass karena para guru sedang mengadakan rapat orangtua, Yera tidak peduli karna pasti tidak ada yang datang untuk menghadiri acara tersebut.

Ketika Yera tengah asik mengobrol dengan Samuel di kantin sekolah, Bella tiba-tiba datang menampar pipi kanan Samuel. Untuk kantin tidak ramai jadi kejadian ini tidak membuat keributan.

"Kamu kenapa sih Sam? Kenapa kamu tiba-tiba kayak gini? Aku gak suka. Bercandaan kamu gak lucu," cerocos Bella ketika sudah sukses membuat pipi kanan Samuel memerah.

Samuel mendecih, "gue serius. Sekarang kita udah gak ada hubungan apa-apa lagi."

"Alesannya apa? Apa karena cewe gatel ini?" kata Bella menatap Yera tajam.

Samuel berdiri, memandang Bella ogah. "Lo Intropeksi diri dulu deh. Lo yang udah selingkuh dari gue. Kemarin lo jalan sama cowok lain. Lo kira gue gak tau?"

Bella melotot, tangannya memegang lengan Samuel. "Sam itu cuman—"

Samuel menepis, "apa lagi? Mending lo pergi deh. Gak malu apa marah-marah gak jelas gini? Lo bukan siapa-siapa gue lagi."

Bella menghentakan kakinya lalu pergi dari kantin dengan perasaan marah.

Yera menatap Samuel, "lo gak papa Sam?"

Samuel tersenyum, "gue? Ya gak papalah. Buat apa pertahanin cewek kayak dia?"

"Tumben mikir," sindir Yera.

Samuel tertawa kecil sembari mengacak-ngacak rambut Yera membuat cewek itu menatap kesal.

"Lo abis putus belum menit menit ini dan sekarang lo ngusap kepala cewek lain? Keliatan banget genitnya," kata Yera mendorong Samuel menjauh.

Samuel mendelik, "engga gitu putri Yera."

"Samuel!" Panggil cowok sembari berlari kecil kearah Samuel, cowok itu mengenakan kaos tim basket sekolah Bina Cakra.

"Kenapa?" tanya Samuel.

Cowok itu menatap Samuel heran, "sok pura-pura gatau, hari ini ada latihan basket. Anak-anak yang lain udah nungguin di lapangan."

Fyi, Samuel memang Ketua basket disekolah ini.

"Lah iya ya. Ntar gue nyusul," kata Samuel tertawa. "Sorry."

"Santai, masih banyak waktu ini." Cowok itu menepuk pundak Samuel. "Gue duluan."

Cowok itu kembali berlari keluar kantin.

Samuel menatap Yera yang beberapa saat lalu hanya menyimak, "lo mau ikut kelapangan?"

Yera mengangguk. "Lo duluan aja. Gue bakalan beli minuman buat lo."

"Makasih," ucap Samuel kembali mengusap rambut Yera.

Yera berjalan kearah mesin minuman dan mengambil beberapa kaleng soda, lalu ia membayarnya.

Yera bersenandung sembari berjalan lewat koridor menuju lapangan outdoor sekolahnya.

"ARKA?!" panggil Yera ketika melihat punggung seorang cowok yang ia yakini sebagai Arka.

Arka menoleh. "Tidak usah berteriak," ucap Arka dingin

Yera berlari lantas berdiri didepan Arka. "Katanya kamu sibuk. Kok kesini?!" tanya Yera heboh seolah tidak mendengarkan ucapan Arka tadi.

Arka menghela nafas. "Saya usahain."

"Makasih. Rapatnya udah selesai?" tanya Yera dengan senyuman yang tak luntur sedari tadi. Bisa dipastikan seberapa senangnya Yera atas kehadiran Arka.

"Iya," balas Arka singkat.

Arka kembali melangkahkan kakinya melewati Yera begitu saja membuat cewek mungil itu berdecak.

"Arkaaa kamu mau kemana?" kata Yera yang menyusul Arka.

Arka berhenti melangkah. "Ya ke kantor, lagi pula rapatnya sudah beres."

Yera mendelik, "gak pamit dulu gitu?"

Arka menaikan satu alisnya. "Buat apa?"

"Ya basa-basi gitu, jangan asal tinggalin!" bentak Yera.

"Oh yaudah saya pergi dulu," kata Arka lalu kembali melangkahkan kakinya, namun kali ini Yera tidak mengejar malahan ia menghentakan kakinya kesal.

"Hadeh ya maksudnya gak gitu juga. Tapi terserah deh cape banget ngomong sama dia," omel Yera dan memilih melanjutkan langkahnya menuju lapangan.

Yera menonton Samuel dan timnya yang sedang bermain Basket dengan heboh. Permainan sudah selesai, Samuel berlari menuju Yera yang tengah duduk disalah satu bangku dekat pohon agar teduh.

Yera menyodorkan satu botol kaleng minuman yang sudah ia buka, Samuel lantas mengambil dan meneguk habis minuman itu.

"Sam itu keringetnya lap dong," protes Yera sembari melempar handuk kearah Samuel.

Samuel mengambil duduk disamping Yera. "Lap dong sama lo."

"Idih manja banget lo?" Yera menatap cowok jangkung itu jijik.

Bel pertanda pulang berbunyi pada pukul sepuluh siang pertanda sekolah dibubarkan.

Yera bergegas karna ia akan pergi menuju kantor Arka karna ia tidak tau akan melakukan apa dirumah sendirian.