Yera harus terjebak macet ketika ia menaiki taksi menuju sekolahnya, gadis itu hanya berdecak kesal karna ia tidak menyukai kemacetan.
Yera bernafas lega ketika ternyata kemacetan hanya berlangsung tidak kurang dari dua puluh menit.
Setelah sampai di depan gerbang sekolah Yera segera memasuki sekolah tempat ia menuntut ilmu disana.
Gerbang terbuka karna kadang ada beberapa anak ekskul yang melakukan kegiatan di sekolah sehingga gerbang selalu terbuka walau dihari libur seperti sekarang.
"Saammmmm," Yera memanggil nama teman kelompoknya itu.
Samuel melirik Yera yang ada didepannya, wajah gadis itu memerah karna terjebak macet ditengah cuaca panas.
Samuel menyodorkan satu minuman kaleng dingin kearah Yera, Yera mengerti dan langsung menegak minuman itu sampai habis.
"Macet banget gila, gue bosen nungguinnya," cerocos gadis itu.
Makanya pake motor biar cepet, gue yakin lo pasti naik taksi kan?" tebak Samuel yang dibalas anggukan.
"Lagian sih lo main matiin telfon, kan gue mau minta tebengan," ucap Yera sembari mendelik.
Samuel terkekeh. "Gue sengaja matiin telfonnya karna udah tahu lo bakal nebeng."
Ucapan Samuel sukses membuat Yera memukul lengan pria itu cukup keras menimbul sang korban mengaduh kesakitan.
"Gak lucu!" galak gadis itu.
Samuel menarik bangku disebelahnya, "sini duduk."
Yera duduk sembari mengibas-ngibaskan tangan dimukanya.
"Yaudah jadi ini gimana?" tanya Yera menatap Samuel yang sedang memainkan ponselnya.
Samuel menaruh ponsel diatas meja, "jadi kita itu harus menanam tanaman dari masih bibit sampai berhasil tumbuh. Menurut gue mending kita nanem bibit cinta kita berdua aja ra, biar semakin tumbuh--awww!" Yera langsung memukul kepala Samuel dengan kesal.
"Serius Lo," ucap Yera kesel.
"Kapan sih aku gak serius sama kamu?" kata Samuel sembari menggoda dengan menggunakan aku-kamu.
Yera mendelik, "Lo mau gue lempar dari lantai tiga?"
Samuel tertawa, "Hehe engga, bercanda dong. Baperan amat sih."
Emang pada dasarnya Samuel gatel, sudah mempunyai pacar tapi tetap saja genit.
"Kita nanam tumbuhan kaktus aja gimana ra? Kebetulan Nyokap gue pencinta tanaman Kaktus, jadi kita bisa dibantu sama Nyokap gue," kata Samuel serius kali ini.
Yera menghembuskan nafas kasar, "Kenapa Lo gak bilang dari awal? Cape-cape gue ke sekolah."
Samuel kembali tertawa, "Hehe baru inget. Yaudah ayo kerumah gue. Sekalian ketemu camer."
Yera kembali memukul kepala Samuel, "Gila yah lo."
Yap, satu kelompok memang diisi dengan dua orang saja. Meskipun Samuel terlihat kocak tapi percayalah dia selalu berada diperingkat satu berturut-turut.
Sekarang mereka sudah berada di parkiran dengan Samuel yang tengah mengeluarkan motor besarnya itu.
"Ayo naik," kata Samuel yang dituruti oleh Yera.
"Lo gak mau pake helm? Gue gak mau kencantikan lo diliat sama orang lain--aww," Yera mencubit lengan Samuel.
"Yaudah nih Helmnya," samuel menyodorkan Helmnya dan Yera langsung memakainya.
Samuel langsung menarik gas meninggalkan sekolah, Samuel ngebut membuat Yera harus kembali mengomel.
"SAMUEL KAMPRET! GAK USAH NGEBUT!"
"BIAR CEPET SAMPE."
"LO KALO MAU MATI JANGAN AJAK-AJAK GUE!"
"HAH LO MAU GUE AJAK NIKAH?"
"MATI AJA LO SANA!"
Tiba-tiba samuel menurunkan tangan kiri Yera yang memegang bahu Samuel menuju pinggangnya.
"LO MAU MODUS HAH?!" Teriak Yera kembali menarik tangannya.
"APA SIH. UDAH PEGANG PINGGANG GUE KALO LO GAK MAU JATOH," balas Samuel membuat Yera hanya memegang baju samping Samuel.
Samuel memberhentikan motornya secara mendadak membuat helm yang mereka gunakan teradu.
Yera kembali emosi, "woy kenapa lo ngerem mendadak sih?! Lo gila?!"
Samuel tidak menjawab sampai beberapa saat.
"Ra?"
"Apa?!"
"Kalo misalkan pacar lo selingkuh, lo bakalan ngapain?" tanya cowok jangkung itu.
Yera bingung, "Kenapa lo tiba-tiba nanya gini? Lo kesambet apaan?"
Samuel diam. Yera melihat dari kaca spion jika samuel sedang menatap sesuatu di depan dengan tatapan marah.
Yera mengikuti arah pandang Samuel dan betapa terkejutnya cewek itu. Yera melihat Bella yang tak lain pacar Samuel tengah berpelukan dengan pria lain didepan toko ice cream.
"Sam, kita jalan lagi yu. Gue pengen cepet-cepet kerjain tugasnya," Yera memilih untuk mengajak Samuel pergi.
Samuel berdecak, "Lo belum jawab pertanyaan gue."
"Sam, gue gak bisa ngejawab pertanyaan lo."
"Kenapa?" tanya Samuel kesal.
"Karena gue belum pernah Pacaran! Puas lo?!" balas Yera sewot.
Yera memang belum pernah pacaran, namun sekalinya dia dekat dengan cowok lain, Yera hanya dijadikan pelampiasan.
"Bwahahaha!" Samuel malah tertawa keras
"Puas lo ngetawain gue hah?!" Yera mukul-mukul helm dia.
"Abisnya lo jujur banget sih. Haha. Gue juga tau kali, cowok mana sih yang mau sama lo. Hahaha," Samuel memukul tangki motor didepannya pertanda ia menikmati tawanya.
"Gak papa gak punya pacar, daripada punya pacar tapi diselingkuhin," balasan Yera sedikit menohok.
"Astaga kejam sekali," ucap Samuel sembari mengelus dadanya.
"Udah deh mending cepet ke rumah lo, daripada disini."
Samuel menurut dan kembali menarik gas.
fikirannya masih tertuju dengan kejadian yang membuatnya sedikit terkejut. Padahal Bella bilang akan pergi keacara keluarga sehingga menolak ajakan Samuel untuk pergi jalan.
Karna Samuel tidak mempunyai kegiatan lain jadinya ia mengajak Yera untuk kerja kelompok.
Samuel dan Yera memang berteman sejak kelas sepuluh, dengan Samuel yang sok akrab membuat keduanya berteman lama.
"Eh Samuel anak mamah yang paling ganteng, sekali pulang bawa Pacar," Kata Mina yang tak lain adalah Bunda Samuel ketika mereka tiba di pekarangan rumah Samuel.
Yera tersenyum lalu mencium punggung tangan Mina.
"Ngomong-ngomong kok beda sama yang kemarin ya Sam?" tanya Mina sembari tertawa.
"Loh pacar aku mah cuman ini aja Bun," Samuel membalas gurauan sang Bunda.
Yera ikut tertawa terpaksa.
Anak dan Ibu sama saja, fikir Yera.
Mina menatap lembut Yera, "siapa nama kamu sayang?"
"Bun udah deh, aku sering loh kesini," protes Yera tak tahan dengan drama yang selalu dibuat oleh ibu dan anak ini.
Mina tertawa terbahak, "ya abis lucu Ra. Mending kamu tinggal aja disini biar Bunda ada temen, Samuel mah gak bisa diajak bikin kue."
"Kalo Samuel tante asingkan pasti aku bakal ngelamar jadi anak tante," canda Yera menatap kesal Samuel.
Mina sedikit berpikir, "hm nanti tante liat-liat dulu tempatnya."
Samuel hanya mengelus dada. "Aku aduin ke Ayah."
Mina hanya menggeleng. "Yaudah kalian masuk dulu. Bunda mau bawa makanan."
Yera dan Samuel mulai ketujuan awal yaitu kerja kelompok. Sekarang mereka tengah berada di taman belakang rumah Samuel sembari terfokus terhadap tanaman kaktus.
"Ra tanahnya dikit lagi dong," ucap Samuel gemas karna Yera tidak mau menambah tanah.
Yera mendelik, "udah segini aja. Lucu tau."
"Lucu sih lucu, ntar kalo tanemannya mati gimana? Lo mau kita gak dapet nilai?" balasSamuel sembari menambahkan Tanahnya lagi.
Akhirnya Yera menurut.