webnovel

bagian 4

Yera ditahan oleh sekertaris Arka saat Yera memaksa masuk.

"Maaf dek gak bisa, udah ada janji?" tanya cowok dengan kacamata baca yang bertengker rapi dihidung.

Yera cemberut, "emang harus janjian dulu?"

Sekertaris itu tersenyum lembut sembari mengangguk.

Disaat Yera tengah mencari alasan, tiba-tiba matanya menangkap sosok Arka yang sedang berjalan sembari membawa gelas kopi.

"ARKA!" panggil Yera lalu berlari kearah Arka.

"Kenapa kesini? Kamu bolos?" tanya Arka menatap pakaian seragam yang Yera kenakan.

"Engga. Tadi dibubarin. Yaudah aku kesini," jawab Yera cepat.

"Maaf Pak Arka. wanita ini meminta untuk bertemu dengan bapak." Kata Sekertaris tadi.

Arka mengangguk. "Saya kenal kok."

"Yasudah saya permisi dulu." Sekertaris tadi pergi untuk duduk dimeja yang berada didepan ruangan Arka.

Arka berjalan masuk keruangannya dan Yera mengekori dari belakang. "Kamu sibuk?"

"Lumayan."

"Kalo aku disini, aku ngeganggu gak?"

"Tergantung. Kalo kamu berisik itu bisa mengganggu saya."

"Yaudah aku gak bakalan berisik," ucap Yera yang langsung duduk di sofa yang ada disana.

"Arka password wifinya apa? aku mau nonton youtube," Yera berbisik membuat Arka mengehela nafas.

"Tanya Kenzo yang didepan tadi," ucap Arka yang masih terfokus terhadap berkas-berkas dimejanya.

Yera menurut dan berjalan keluar menuju meja Kenzo sang sekertaris Arka.

"Kak kenzo," panggil Yera. "Password wifinya apa?"

Kenzo menatap Yera sebentar, "sini ponsel kamu."

Yera menyodorkan ponselnya lalu Kenzo mulai mengetik huruf yang menjadi password wifi kantornya.

Setelah berhasil tersambung, Kenzo mengembalikan ponsel Yera kepada pemiliknya.

Yera terkekeh, "Makasih kak Kenzo."

Kenzo mengangguk.

"Ish kalian sama aja, ngomongnya irit banget kan gak asik nanti gak ada temen ngobrol," protes Yera yang membuat Kenzo bingung harus menjawab apa.

"Kak Kenzo eh kepanjangan, aku panggil kak Jo aja gimana?" tanya Yera menatap Kenzo.

Kenzo mengangguk, "boleh, terserah kamu."

Yera menarik kursi kosong yang ada di depan meja Kenzo dan menduduki pantatnya disana.

"Kak Jo aku disini aja ya? di dalem Arka gamau diganggu," kata Yera kembali.

"Iya dek," balas Kenzo.

"Panggil Yera aja, mulai dari sekarang kita bakal sering ketemu."

Kenzo lagi-lagi mengangguk.

"Kak Jo ada headset gak? Aku mau nonton Demon Slayer takut ganggu," tanya Yera dan tangannya sibuk mencari film yang hendak ia tonton di ponselnya.

Kenzo menatap Yera, "kamu nonton itu juga?"

Yera menoleh, "loh kak Jo juga nonton?"

Yera menyimpan ponselnya diatas meja, ia sangat antusias ketika bertemu orang yang satu frekuensi.

"Ih keren banget sih, aku baru nonton empat episode. Kasian Tanjiro keluarganya dibantai, sisa adiknya jadi iblis," jelas Yera menceritakan yang baru ia tonton.

"Tapi nanti Tan—" Yera segera menutup mulut Kenzo.

"Kak Jo! Jangan spoiler, kalo engga nanti kita gajadi temenan," protes Yera membuat Kenzo tertawa.

"Saya alumni Bina Cakra juga," ucap Kenzo ketika melihat seragam Yera.

Yera terkejut, "Wah keren kakkk."

"Arka ada Ken?" Suara lembut seorang wanita terdengar membuat Yera menoleh lalu matanya melotot, wanita itu yang ia lihat kemarin bersama Arka di mall.

Kenzo mengangguk, "ada bu."

Wanita itu tersenyum, "saya masuk ya?" ucapnya setelah itu membuka knop pintu ruangan Arka.

"Dia siapa kak Jo?" tanya Yera karna ia sangat penasaran sejak kemarin.

"Temannya pak Arka," jawab Kenzo tanpa berfikir panjang.

Yera belum puas dengan jawabannya, rasa penasarannya sangat besar. "Dia sering kesini?"

Kenzo diam sejenak. "Selama saya bekerja tiga bulan disini, bu Salsa cukup sering mampir karna tempat kerjanya tak jauh dari kantor ini."

"Wah." Yera menyenderkan tubuhnya pada punggung kursi. Ia kesal karna bisa-bisanya Arka masih bertemu dengan wanita lain disaat sudah mempunyai istri.

Kenzo menaikan satu alisnya. "Kalau boleh tau adek ini siapa? Kelihatannya kesal."

Yera menatap Kenzo, ia gelagatan karna tak mungkin juga ia mengaku tentang statusnya dengan Arka.

"Uhm." Yera memutar otak untuk berfikir. "Aku adik tirinya Arka hehe."

Kenzo mengangguk. "Saya baru tau."

Yera berdiri. "Sekarang gak penting aku ini siapanya Arka, yang terpenting Arka sama itu cewek gak boleh berduaan."

Kaki mungil Yera melangkah masuk menuju ruangan Arka, disana Yera melihat jika Salsa tengah berdiri disamping Arka yang sedang mengetik sesuatu di komputer kerjanya.

"Arkaaa." Yera merengek. "Ayo makan siang."

Arka melihat arloji yang melingkar dipergelangan tangan kirinya, lantas menatap Yera. "Saya ada janji makan siang sama Salsa."

Yera berdecak. "Mending aku ikut atau kalian jangan pergi."

Arka menghela nafas, ia tidak menyukai sifat kekanakan Yera.

"Gak papa kak, ajak dia juga." Salsa menengahi.

Salsa menatap Yera dari atas sampai bawah. "Kamu istrinya Arka?"

Yera terkejut karna Salsa mengetahuinya, tapi ada bagusnya agar Salsa bisa jaga jarak.

Yera melangkah lalu ia berdiri diantara Arka dan Salsa lalu ia sedikit mendorong Salsa agar mereka tidak berdekatan. "Kalo tau Arka udah punya istri, kenapa deket-deket gini?"

"Yera," panggil Arka seolah memperingatkan. "Jaga perkataan kamu, jangan seperti anak kecil."

"Loh Ka! Aku istri kamu loh jadi wajar dong aku cemburu gini." protes Yera membuat Arka mengusap batang hidungnya.

Arka tidak menjawab dan memilih berdiri. "Mau ke restoran jepang?"

Mata Yera berbinar, ia sangat menyukai makanan jepang. "Mauuuuu!" jawabnya antusias.

Mereka pergi ke restoran yang tak jauh dari kantor Arka, jika berjalan bisa memakan waktu lima menit.

Setelah sampai disana Yera yang paling heboh untuk memesan beberapa hidangan.

Yera tampak senang karna terlihat dari raut wajahnya yang mengumbar senyum. Ia senang karna bisa makan siang bersama Arka ya walaupun ada Salsa diantara mereka.

hidangan sudah sampai diatas meja mereka setelah menunggu beberapa menit.

Yera menempelkan kedua telapak tangannya didepan dada seperti orang-orang jepang yang hendak menyantap makanannya. "Itadakimasu!"

Yera mulai mengapit sushi menggunakan sumpit yang ia pegang lalu memasukannya kedalam mulut. Matanya berbinar. "Enaakkkk!"

"Yera," panggil Salsa lembut. "Makan itu dengan tenang, oke?"

Yera tidak menggubris Salsa sama sekali, ia malah sibuk mengapit beberapa makanan.

"Arka, aaaa." Yera menyodorkan salmon didepan mulut Arka membuat pria itu mau tak mau menurut karna jika menolak pasti Yera akan memaksa.

Yera terkekeh. "Arka kalo mau nerima suapan dari aku artinya kamu cinta kan?"

"jangan sok tau," jawab Arka segera membuat Salsa tertawa.

Salsa berdehem menandakan ia ingin memulai suatu percakapan. "Nih ya dek, tipe Arka itu tinggi banget bukan anak kecil kayak gini."

Bukannya tersindir namun Yera malah penasaran dengan tipe yang dimaksud oleh Salsa. "Tipe Arka gimana?"

Salsa meneguk minumannya sebentar lalu kembali bersuara. "Cewek dewasa, dewasa dari segala segi."

"Sal udahlah," protes Arka membuat Salsa kembali tertawa.

Hm dewasa ya, fikir Yera.