webnovel

Chapter 76 (The Worked Hard)

Setelah selesai kampus, mereka ada di rumah Neko.

"Akai, ini kunci nya" Yechan memberikan kunci mobil Neko setelah ia kendarai untuk ke kampus bersama Neko.

Neko menerima nya sambil mengatakan sesuatu. "Kau tak ingin ke sini?"

"Aku ingin tapi... Aku ada pekerjaan hehe... Jadi mungkin nanti, jangan khawatir, aku akan kemari kok, sampai jumpa Akai" Yechan langsung berjalan pergi membuat Neko terdiam.

Dia lalu menatap mobilnya. "Mungkin aku pergi sekarang saja...." Pikirnya, tapi tiba tiba ada Dongsik menggonggong.

"Woof" Dia langsung berlari dari tempat nya, Neko yang melihat itu menjadi tersenyum kecil dan langsung mundur perlahan, seketika Dongsik yang melompat akan di tangkap Neko tak bisa, alhasil dia jatuh nungsep.

"Hahaha... Payah" Neko menatap padanya membuat Dongsik terdiam malu.

"Jangan bertingkah seperti itu, kau bukan anjing yang dapat bertingkah lembek, kau itu anjing yang di gunakan kepolisian, kau harus galak dan tegas.... Apa kau mengerti?" Neko menatap tajam membuat Dongsik terdiam dan membuang wajah, dia seperti mengatakan sesuatu.

== Apa kau tak ingat bagaimana aku melukai mu, aku melukai mu juga karena aku galak saat itu...  Sekarang malah membuat ku galak....

Nanti aku menyakitinya, dia malah tambah marah... ==

"Sudahlah, aku pergi sebentar" Kata Neko masuk ke dalam mobil membuat Dongsik terdiam melihatnya.

Neko pergi sendiri menggunakan mobilnya, agar tak bosan di dalam mobil sambil menyetir, dia membuka permen tusuk nya dan mengemutnya di sepanjang jalan.

Tak lama kemudian, Ia keluar dari mobil, rupanya Ia tadi pergi menggunakan mobilnya sendiri ke kafe Choka. Namun Ia terdiam bingung ketika melihat kafe itu tutup. Ia berjalan mendekat dan melihat sekitar. "[Tak ada orang disini]" Ia mengeluarkan handphone nya dan melihat nomor Choka yang masih kosong tak ada pesan apapun.

Lalu di pintu kafe itu tertulis sesuatu. == Mohon maaf, kafe ini tutup satu minggu kedepan hingga manajer baru membukanya ==

Neko terdiam lalu menghela napas panjang. "(Dia adalah manajer, sekaligus pemilik tempat dan karyawan di sini, jika ayah nya bekerja sebagai orang penting, seharusnya dia tak perlu meminta kafe, kecuali... Jika dia memang sengaja hanya untuk menikmati pandangan nya, karena jika membuka kafe, banyak orang yang datang dengan tekanan masalah masing masing, dengan begitu dia bisa menikmati penglihatan nya tanpa membantu orang itu karena tekanan orang orang terlalu kecil setelah itu hilang begitu saja dengan sendiri bahkan tanpa di bantu)" Pikir Neko dengan wajah serius, sudah di putuskan bahwa Choka memang sudah pergi, Neko menggeleng dan berjalan kembali ke mobilnya.

Tapi siapa sangka, ada yang membuka pintu kafe itu dari dalam, rupanya Choka, aneh sekali, dia keluar hanya untuk membuang sampah dan tak sengaja melihat mobil yang berjalan pergi dari sana membuat nya terdiam.

"(Eh... Itu bukankah mobil yang sering di pakai Yechan dan Nuna?)" Ia bingung, tapi ia tak mau memastikan, karena takut salah.

Lalu dia menatap langit langit. "(Nuna... Kenapa kamu tidak datang.... Aku benar benar ingin mendengar rahasia mu sebelum aku kembali ke kota besok, aku harus mengemasi barang barang di sini jadi aku akan pulang besok malam... Aku harap Nuna kemari untuk terakhir kali)" Pikirnya, padahal dia tak tahu, tadi yang datang adalah Neko.

--

Neko terduduk di dekat meja makan, Ia duduk sambil membaca buku dan mengemut permennya. Lalu Ia teringat sesuatu saat melihat bungkus plastik permen nya. Ia terdiam dan berpikir.

"(Ha.... Aku ingin memberi pelajaran pada Matthew)" Ia menghela napas panjang lalu mengingat kalung yang dia pakai.

Dia memegang atas dada nya yang ada liontin kalung yang di berikan Matthew itu.

". . . Kira kira... Apakah dia masih bisa memanggil nama ku..."

Lalu malam muncul membuat nya berdiri dan menutup buku itu dia berjalan mengambil ponselnya yang ada di meja sofa lalu menghubungi Kim.

Sementara itu, Kim berjalan mengikuti Beum yang sambil berbicara padanya. "Jika patung itu sudah dilihat, kau bisa langsung bicara pada pemasangan bahwa cantumkan nama adik ku agar patung itu benar benar buatan miliknya" Kata Beum. Sepertinya dia sedang membahas soal patung yang baru itu.

"Tuan Beum, aku belum melihat patung nya"

". . . Kau lihat nanti, aku akan memberikan mu waktu kosong sampai pagi, sekarang pergilah" Kata Beum sambil berjalan pergi lalu Kim berhenti berjalan dan terdiam, dia lalu menghela napas panjang. "(Ini lebih melelahkan ketimbang harus menjaga Nona Akai)" Pikirnya dengan lelah.

Tapi ponselnya berbunyi dari sakunya membuat nya melihat itu dari siapa, rupanya dari Neko, dia langsung bermata besar.

Ia melihat sekitar dan langsung berjalan keluar dari lorong gedung itu. Lalu mengangkat ponsel Neko. "Ya Nona Akai?"

"Kim, jika kau ingin kemari, bisa bawa barang barang yang seperti cocok untuk di berikan orang lain?"

". . . (Kenapa Nona Akai bicara begitu?) Um.. maksud anda, oleh-oleh?"

"Yah, itu juga bisa..."

"Bagaimana dengan kue?"

". . . Tidak, sepertinya jangan..."

". .  . Kalau begitu..." Kim berpikir sambil berjalan jalan di kota yang gelap dengan banyak cahaya lampu jalanan.

Lalu ia melihat kedai mochi. "Ah, mochi" Kata Kim.

Neko terdiam dan mengangguk. "Baiklah, aku tunggu kau, kapan kau bisa kemari?"

"Mungkin sekitar tengah malam" Kata Kim.

"Baiklah" Neko menyetujui nya dan menutup panggilan.

Kim tampak tersenyum senang. "(Haha.... Eh... Tunggu.... Nona Akai... Mau memberikan nya pada siapa?)" Kim bingung kepada siapa Neko akan memberikan mochi itu.

"(Sebelumnya aku akan mengecek patung nya)" Kim tampak berjalan ke museum yang besar dan begitu tersegel.

Dia akan berjalan masuk, tapi ada pria menahan dada nya dan mendorong nya membuat Kim terkejut mundur.

". . .?" Kim tampak bingung.

"Pergilah dari sini, hanya orang penting yang dapat masuk, warga biasa tidak bisa masuk" Kata Pria itu yang rupanya seorang pengawal.

Kim terdiam dan kesal. "Sialan sekali... Aku perintah dari atasan pemilik museum ini" Tatap Kim.

"Jangan bercanda, memang nya siapa kau?" Pria itu menatap marah.

Lalu Kim menunjukan kartu Identitas yang harus dia pegang sebagai asisten Tuan Beum.

Pria itu mengambilnya dan membacanya, seketika dia berwajah terkejut dan langsung mendekat ke Kim, dia mengusap usap pundak Kim sambil menyimpan kembali kartu itu di saku jas setelan Kim.

"Maafkan aku" Dia menatap.

Kim menghela napas panjang. "Pergilah" Dia mendorong pria itu dan berjalan masuk ke dalam sana.

Dia melihat sekitar, di dalam museum itu benar benar sangat rapi dan bisa di bilang seni yang sangat tenang.

Patung terpajang dengan bentuk yang sangat indah, patung tunggal, patung pasangan dan bahkan karya lukisan, semuanya tampak bernilai tinggi.

Kim terdiam melihat sekitar hingga ia terkejut akan sesuatu. Ia terkejut ketika melihat di depan nya tepat, sambil mengingat perkataan Beum.

== Patung yang di buat adik ku adalah sebuah patung gadis yang sangat cantik dan begitu menawan, dalam setiap detail dia membuat, semuanya tidak terkecuali... Patung itu tidak sepenuhnya di bilang telanjang, bahkan orang orang akan langsung jatuh cinta ketika melihat patung itu ==

"Yang benar saja...." Kim terdiam dengan mata lebar tak percaya nya mengingat perkataan Beum itu.

Dia berjalan lurus dengan masih gemetar kaku dan yang dia lihat benar saja, itu adalah patung buatan Matthew, objek dari pembuatan yang tak lain adalah tubuh yang tak ada kedua nya, Neko, tubuh dari Neko yang saat itu di buat Matthew.

Tubuh itu telah terpajang di sana, sebentar lagi akan dilihat banyak orang penting karena baru saja masuk museum, patung itu bentuk dari semua tubuh Neko, duduk di atas batu, menyilangkan kakinya menutupi selangkangan nya, dan kain yang terbuat dari pahatan menutupi bentuk dada nya, satu hal lagi yang membuat patung itu aneh, kepala bagian mata dari patung itu, tertutup kain merah yang menutupi mata patung itu.

"Patung ini... Tidak mungkin...." Kim masih memasang wajah tak percaya.

Tapi tiba tiba ada yang datang berjalan mendekat. "Kau terlalu lama melihatnya" Kata orang itu, Kim langsung menoleh dan terkejut bahwa di samping nya itu adalah Matthew Jyoun.

Lelaki yang pernah membuat Neko suka padanya dalam artian memenuhi hasrat darah, tapi dia telah meninggalkan Neko begitu saja, jika takdir mempertemukan nya dengan Kim duluan bukan Neko, maka dia akan membuka mulut pada Kim.

"Tuan Matthew" Kim pura pura tenang. "(Aku tak tahu harus apa, aku bertemu dengan orang yang membuat Nona Akai kembali menderita)"

"Patung ini sebentar lagi akan menjadi sorotan, bisa kau menilai nya karena kau yang pertama kali datang hanya untuk melihat ini sebelum museum di buka pada jam nya" Tatap Matthew.

Dia benar benar memakai jas setelan tinggi, dia sama seperti Beum dan bukan Matthew yang polos yang dulu di kenal. Sangat berbeda dari beberapa bulan saja.

Kim terdiam dan menatap patung itu. "Kenapa... Mata itu... Tertutup" Kim menatap.

". . . " Kali ini Matthew yang terdiam, dia lalu mengambil sesuatu dari sakunya, itu kotak kaca kecil yang rupanya berisi kupu kupu yang sangat besar.

Dia melepas kotak itu dan seketika kupu kupu itu terbang keluar dari sana dengan sayap merah dengan corak yang sangat indah.

Dia mendarat di kain merah bagian mata patung itu, di saat itu juga, patung itu sangat cantik, tambah cantik dari yang tadi.

Kim terpaku melihat itu, dia gemetar melihat itu. "(Tidak mungkin... Sebelumnya... Nona Akai tidak mau melakukan ini... Aku tak mau... Aku tak mau Nona Akai duduk di sini dan melihat banyak orang yang menatapnya.... Menatap setiap tubuhnya... Tidak....) Tuan Matthew, anda harus menutup ini" Kim menatap tajam.

". . . Kenapa? Ini salah satu hal yang paling bagus..."

". . . Aku... Penasaran, apakah subjek dari patung ini setuju jika anda memperlihatkan ini pada semua orang" Kim menatap, seketika Matthew terkejut.

"(Neko... Aku memang selalu ingat dia....) Sebenarnya patung ini milik nya.... Tapi... Aku dengar, dia sudah pergi sangat jauh" Kata Matthew dengan wajah yang sangat agak kecewa.

Kim terkejut. "(Apa... Apa maksud nya itu... Tunggu, jangan jangan.... Tidak mungkin, aku harus cepat menyelesaikan ini...) Tuan Matthew, begini saja, tutupi saja patung ini terlebih dahulu, aku akan mencari informasi soal.... Orang yang dijadikan model anda" Kata Kim.

"Kau.. Akan mencari Neko?"

". . . (Aku tak tahu harus bilang apa.... Tapi aku tak akan sudi jika patung ini diperlihatkan banyak orang)"