webnovel

Chapter 75 (The Worked Hard)

Hingga pada tengah malam, Neko masih melihat dokumen itu hingga setengah dari jumlah banyak nya dokumen itu telah ia lihat.

Tetap di sofa itu dan sekarang dia lelah. "Ha...." Ia menghela napas panjang meletakan dokumen yang sudah ia baca di tangan nya.

"(Kebanyakan yang aku lihat adalah laporan artikel soal dimana mana yang membahas soal museum, Beum, gedung kekuasaan dan marga miliknya. Aku tak menemukan laporan tentang organisasi sindikat ataupun nama ku sendiri....)" Neko tampak kembali putus asa.

Lalu Kim berjalan mendekat membawa sesuatu. "Nona Akai, ini kopi ke 5 anda...." Dia meletakan segelas kopi di meja, Neko terdiam dan mengambil satu dokumen dan langsung melemparnya pada Kim membuat Kim menerima nya dengan terkejut.

"Jelaskan padaku soal keadaan di organisasi sindikat" Tatap Neko dengan serius.

Kim terdiam menatap dokumen itu. "Sebenarnya, organisasi sindikat yang bergerak dalam bidang kerja sama secara ilegal yang di pimpin oleh ketua sindikat sendiri dan kandidat selanjutnya adalah anda, itu semua sudah di rubah oleh artikel non publik, dimana kandidat selanjutnya adalah Tuan Beum, jadi dalam kata lain... Pekerjaan anda sudah di ambil alih semua oleh dia, dari awal yang salah adalah... Sebelumya maaf, yang salah adalah ketua sindikat sendiri karena dia menemukan Tuan Beum, ketika anda pergi ke tempat Tuan Ezekiel, ketua sindikat mendapat kabar bahwa anda mati, padahal itu hanyalah kabar palsu, hingga dia harus mencari pengganti, tapi ketika dia tahu anda masih bisa masuk ke organisasi dengan keadaan sehat, dia menyesal memasukan Tuan Beum dan di sini, yang egois adalah Tuan Beum" Kata Kim.

"(Begitu yah.... Pantas saja chairwoman tak mau memintaku, rupanya dia takut aku menyalahkan nya atas semua masalah ini dan itu memang benar, yang egois di sini Beum, dia ingin memegang bangak kekuasaan, lihat saja nanti... Aku akan mengambil hak ku dari apa yang semula seharus nya aku dapatkan, kau boleh bermain main dengan ku, tapi tidak dengan pekerjaan ku)" Neko meremas kesal dokumen itu dan kembali membaca yang lain, Kim tetap setia menemani tanpa menutup mata sekalipun.

Hingga pada pagi hari nya, Neko masih membuka mata melihat dokumen dokumen itu, tetapi Kim telah tertidur di bawah sofa dekat Neko, dengan tangan dan kepalanya yang ada di atas sofa dan tubuhnya di bawah.

Neko menutup dokumen yang ia baca tadi dan Meletakan nya di kardus tepat dimana banyaknya dokumen yang sudah ia bawa.

Ia melihat ke meja dan masih ada 2 dokumen yang harus ia teliti, ia berhenti sejenak dengan menghela napas panjang memegang kening nya.

"(. . . Sama saja.... Banyak sekali laporan yang begitu penting yang tak bisa aku mengerti kecuali aku ada di kota dan mencerna semua kalimat maupun kata yang bahkan tidak aku lihat dengan mata milik ku sendiri... Kebanyakan isinya apa yang ada di dalam museum dan pastinya itu patung dan hal hal lain yang di sebut sebagai karya seni...)"

Tiba tiba saja ponsel Kim berbunyi membuat Kim terkejut langsung bangun mengangkat kepalanya, dia melihat sekitar dengan masih mengumpulkan nyawa.

"Pons... El..." Ia tampak kebingungan, Neko yang melihat itu di dekatnya menjadi menggeleng sambil menghela napas panjang.

"Biar aku bantu" Kata Neko, seketika dia menampar pipi Kim membuat Kim terkejut memegang pipinya, dia langsung sadar membuka mata tapi pipi nya benar benar menjadi memar.

"Te... Terima kasih..." Kim menatap kosong sambil memegang pipinya, itukah cara membangunkan orang.

Lalu Kim mengambil ponselnya di sakunya, dia terkejut karena itu dari Beum.

"Nona Akai... Selagi aku bicara dengan Tuan Beum, bisa anda tidak bicara dan usahakan tidak ada suara lain" Tatap Kim.

Neko hanya menatap dan membalas. "Hm..."

Lalu Kim mengangkat panggilan dari Beum. "Tuan Beum? Anda menghubungi ku?" Tanya Kim.

Lalu muncul suara lelaki. "Yeah, kau ada dimana sekarang?"

"E.... Maafkan aku, aku sedang mengunjungi direktur penting untuk pengurusan dokumen milik anda... (Padahal itu sudah aku kerjakan..)"

"Jika sudah selesai, bisa kau ke kantorku nanti?"

"Ya, baik, tapi sebelumnya, bisa aku tahu, anda akan membahas apa lagi?" Tanya Kim.

". . . Salah satu patung dalam museum ku, rupanya ada salah satu yang ilegal... Dan orang orang yang datang telah mengetahui nya, bisa kau datang? Dan juga, satu lagi, akan ada tambahan patung museum lagi, patung ini buatan adik ku, jangan sampai kau membuat kacau.... (Meskipun aku percaya dia tak pernah buat kacau maupun gagal... Aku sudah menganggap Kim sebagai asisten paling terpercaya)" Kata Beum.

"Ah, aku mengerti, baiklah, kalau begitu, permisi" Kim menutup ponsel nya dan menoleh ke Neko.

Seketika dia berwajah terkejut karena rupanya dari tadi Neko melihat ke arahnya.

"Um.... Nona Akai... Apa ada sesuatu di wajah ku, apa anda melihat ku dari tadi?" Kim menatap dengan agak senang.

". . . Aku hanya mendengar pembicaraan tadi, dan aku berpikir bagaimana bisa ada kasus lagi, termasuk yang di bicarakan Beum soal patung ilegal?"

"Ya, ini kasus pertama setelah musuem belum lama di buka, mungkin salah satu pemilihan Seniman memang salah, atau Seniman nya sengaja membuat patung ilegal, dia mungkin mengambilnya dari orang lain... Dan dia ubah menjadi nama nya... Haiz... Itulah resiko pahatan patung" Kata Kim.

Tapi Neko terdiam. "Tapi, mengingat soal hal ini... Aku masih ingat bahwa seharusnya aku melihat patung tentang tubuh ku" Kata Neko.

Seketika Kim terkejut dan berpikir lain, padahal yang dimaksud Neko adalah dulu, Matthew bilang, dia membuat patung soal dirinya sendiri. Tapi karena terpisah dan masalah seperti itu, semua sudah hilang dan tak terlihat lagi.

". . . Kalau begitu, aku akan kembali ke distrik, jika Nona Akai butuh bantuan, minta saja aku untuk kemari" Kata Kim.

". . . Mungkin aku harus mengatakan bahwa jika kau ada waktu, kau bisa kemari" Tatap Neko membuat Kim terdiam dan langsung menundukkan badan.

"Baiklah, kalau begitu aku pergi" Dia langsung berjalan pergi. "(Kenapa aku tidak bisa suka gadis sepertinya....)"

Neko terdiam setelah Kim pergi, dia menatap dua kardus yang penuh dokumen itu, dan menoleh ke dua dokumen tersisa di meja.

"Hanya sisa ini, biarkan aku menyelesaikan nya..." Ia duduk di sofa dan membaca dokumen itu yang harus dia selesaikan.

== Semua informasi tentang Museum, Gedung kekuasaan, dan organisasi sindikat, semua ada di sini ==

"Dan aku telah membaca semuanya" Neko menutup dokumen terakhir ketika dia selesai, dia meletakan dua dokumen terakhir tadi di kardus dan berdiri.

"Ha.... Rasanya sangat lelah, sudah lama aku tidak seperti ini.... (Kebiasaan ku memang seperti ini, membuat ku tak bisa tidur malam)" Dia berjalan ke kamar mandi.

Tapi mendadak, pintu langsung terbuka dan rupanya itu Yechan.

"Akai!" Dia datang dengan Dongsik yang ikut masuk. "Woff!"

"Eh, Dongsik, kenapa kamu ikut masuk... Kamu harus di luar"

"Wooff!!" Dongsik malah lari dan masuk membuat Yechan panik.

"Dongsik, kamu tak boleh masuk rumah" Yechan mengejarnya sehingga mereka berlari lari di villa Neko itu hingga Neko keluar dari pintu kamar mandi dengan pakaian lengkap dan handuk di kepalanya.

Ia terdiam melihat Yechan yang menangkap Dongsik di lantai dan dia tertawa bersama Dongsik membuat Neko terdiam bingung.

". . .Apa yang sedang terjadi di sini?" Neko terdiam.

Seketika Dongsik lepas dari tangan Yechan dan langsung mendekat mengusap leher di kaki Neko. "Woof.... Wooff...." Dia seperti mengatakan sesuatu.

== Nona, kenapa kau tidak mengizinkan ku masuk dari kemarin, aku ingin kembali tidur bersama anda di sofa... Kenapa... Kenapa jahat sekali mengunci ku dari luar.... Aku sedih.... ==

Tapi Neko terdiam tak mengerti dan memilih mengabaikan itu, dia malah bertanya pada Yechan. "Kenapa kau ada di sini?"

"Ah, aku ingin mengajak mu ke kampus" Tatap Yechan.

". . . Maaf, aku sedang tidak bisa..."

"Tapi... Sekali saja.... Akai, aku mohon... Sebelum kamu benar benar keluar dari kampus, bukankah kamu harus konsultasi dengan kepala dosen..." Yechan menatap membuat Neko terdiam.

"(Itu memang ada benarnya....) baiklah, tunggu aku bersiap siap" Neko berjalan ke atas, dia akan ke kamar nya.

"Ya, siap Nuna!" Yechan lansgung membalas, tapi ia menoleh ke kardus di samping sofa, dua kardus besar berisi dokumen yang telah tertata rapi.

". . . (Apa Akai semalam mengerjakan dokumen ini... Aku penasaran, dia tidur tidak ya... Tapi dari wajahnya, dia tampak baik baik saja bahkan tidak terlihat mengantuk)" Pikir Yechan dengan agak bingung.

Setelah itu di kampus, Yechan keluar dari mobil Neko yang ia kendarai sendiri, dia melihat Neko sudah keluar dari mobil menatap ponselnya.

"Ayo Akai" Tatap Yechan, lalu Neko menyimpan ponselnya dan berjalan mengikutinya.

Di tempat mereka jalan, sama seperti biasanya, banyak sekali dari mahasiswa maupun mahasiswi menatap ke arah Neko dan membicarakan nya bersama teman teman, dari ekspresi mereka, mereka antara kagum dan tak pernah melihat gadis se menawan dia.

Tapi Neko hanya memasang wajah dingin, sama seperti biasanya, tak mempedulikan itu semua dan hanya fokus berjalan.

Lalu ketika sampai di kelas Yechan, Yechan menatap ke arahnya. "Akai, aku ingin mengatakan sesuatu, Acheline telah keluar" Kata Yechan.

Neko terdiam dan tersenyum kecil. "(Itu memang sudah harus dilakukan, di saat ini pasti sedang di sewa orang sebagai matador pengawalan... Dasar wanita yang begitu aneh... Tidak wajar sekali bagi dia sebagai mahasiswi di sini) Yeah... Terima kasih infonya, aku pergi dulu" Neko melewatinya.

"Tunggu Akai... Choka juga, dia mengatakan padaku bahwa hari ini dia akan pulang ke kota tapi tak tahu malam atau besok..." Kata Yechan, seketika Neko terdiam kaku.

"(Tapi, aku sudah berjanji akan mengatakan padanya soal gigitan ku, apakah aku harus menyimpan informasi gadis itu sementara dia tidak mengatahui informasi rahasia ku, ini bukan pertukaran rahasia nama nya... Semoga dia masih ada ketika aku ke kafenya nanti)" Pikir Neko, karena dia ingin memberitahu Choka soal rahasia gigitan nya, karena kemarin Choka meminta untuk pertukaran rahasia jadi karena tak jadi, Neko meminta untuk di kafe Choka, tapi sepertinya ada hal lain.