22 Episode 21

Luna masih berada dirumah Zach, dari sehabis pulang sekolah tadi hingga menjelang magrib dia masih dirumah pacar pura-puranya itu. Dia banyak mengobrol dengan orang tua Zach. Mereka tampak ramah dengan Luna sedangkan Zach laki-laki itu malah meninggalkan Luna bersama orang tuanya sementara dirinya tidur di kamar sampai menjelang magrib saja belum bangun.

Luna, Wilona dan Arsen sedang mengobrol di ruang keluarga Wireman

"Kamu pulangnya nanti gak pa-pa kan Luna" tanya Wilona halus pada Luna.

"Iya tan gak pa-pa kok" jawab Luna sambil mengupas apel.

"Zach nih memang, kalau sudah tidur pasti lama bangunnya"ujar Wilona yang juga sedang mengupas apel.

"Kamu udah lama pacaran sama Zach? " tanya Arsen sambil memegang membaca koran.

"Baru beberapa bulan om" jawab Luna ragu, jelas ragu hubungannya dengan Zach tidak bisa dikatakan sedang pacaran. Dia juga tidak tahu berapa lama mereka pacaran saat ini.

"Kamu harus sabar ya menghadapi dia" ujar Arsen lagi.

Luna tampak gelisah memperhatikan jam di tanganya jam sudah menunjukkan setengah tujuh malam. Dan sudah habis magrib pasti saat ini Papa dan Mamanya sedang mencari atau mengkhawatirkannya. Ponselnya sedang ia cas lagi belum terisi banyak. Sedari tadi juga ponselnya mati.

"Kenapa Luna? " Tanya Wilona yang melihat raut kegelisahan di wajah gadis manis di depannya ini.

"I.. Itu tante, pasti orang tua aku nyariin aku deh. Pasti mereka khawatir karena ponsel aku gak bisa dihubungi" Luna menjawabnya dengan gelisah dan merasa tidak enak untuk mengatakannya.

"Iya ya, pasti orang tua kamu khawatir. Tante bangunin Zach dulu ya untuk nganterin kamu pulang"

Luna hanya tersenyum ragu, bagaimana tidak. Jika Wilona membangunkan Zach, pria itu apa mau untuk bangun bukannya tadi Wilona bilang Zach susah sekali untuk dibangunkan kalau sudah tidur.

Wilona sudah masuk kedalam kamar Zach ditempat tidur tidak terlihat ada seorang disana. Tapi, ada suara yang berasal dari kamar madi. Sudah bisa ditebak itu pasti Zach yang sedang membersihkan diri di kamar mandi. Wilona duduk di tepian tempat tidur anaknya itu menunggu putra bungsunya selesai mandi.

Beberapa menit akhirnya Zach keluar dari kamar mandi dengan menggunakan handuk yang melilit bagian pinggangnya kebawah. Tubuhnya begitu atletis membuat siapa saja pasti akan terpesona.

"Kamu baru selesai mandi dek" ujar Wilona saat putra bungsunya itu baru keluar dari kamar mandi.

"Ehmm" balas Zach singkat

"Kenapa sikap kamu masih dingin saja pada kami" Tanya Wilona sendu, melihat ekspresi datar anaknya yang tak terlalu menanggapi keberadaannya.

"Mama bisa keluar" ujar Zach berjalan menuju lemari pakaiannya tidak memperhatikan mamanya.

"Baiklah, mama akan keluar. Tapi Mama mohon jangan bersikap dingin dengan kita. Dan walaupun kau menghindari kita Mama mohon jangan kau melupakan Luna yang telah kau bawa kerumah" Setelah mengatakan itu Wilona langsung pergi dari kamar Zach. Sebenarnya dia ingin menyuruh Zach untuk bangun dan mengantarkan Luna untuk pulang tapi anaknya itu seperti tidak ingin untuk melihatnya. Jadi Wilona memutuskan berbicara seperti tadi saja.

Zach langsung memandang kearah pintu keluar kamarnya, Mamanya sudah pergi dan dia lupa bahwa tadi siang sepulang sekolah ia mengajak Luna kerumahnya dan meninggalkan gadis itu di bawah bersama ke dua orang tuanya.

"Bodoh" rutuk Zach pada dirinya sendiri sambil menepuk dahinya. Ia benar-benar melupakan Luna.

°°°°°

"Bagaimana bisa Luna tidak ada di sekolahnya" Bentak Luis pada Putra keduanya Lionil.

"Ya mana aku tau sih dad" tak mau kalah Lionil ikut berbicara keras.

"Telpon adikmu, siapa tahu dia ada dirumah temannya" Luis tampak khawatir sambil memegangi ponselnya.

"Udah tadi, tapi gak aktif" balas Lionil.

"Kalian berdua kenapa sih, kayak kebakaran jenggot" ujar Sarah Yang baru saja turun dari lantai dua.

"Mam, Luna hilang" ujar Lionil mendramatisir.

"Hussh" Luis langsung menatap tajam anaknya yang asal bicara itu. Sedangkan Sarah hanya tertawa cekikikan dengan kelakuan suami dan anaknya itu.

"Ngawur kamu Onil, adek kamu lagi dirumah Zach" ujar Sarah

"What, di rumah Zach. Waah parah itu" ujar Lionil seperti di buat-buat.

"Aughh," rengek kesakitan Lionil terdengar sambil memegangi kepalanya yang baru saja di pukul oleh Luis dengan koran.

"Gak usah aneh-aneh deh" ancam Luis pada putra nya itu.

"Iishh, " ujar Lionil langsung menjauh dari hadapan Papinya dengan kesal. Lionil dan Luis memang tidak saling cocok satu sama lain, anak dan ayah itu selalu saja berbeda pendapat tapi yang paling anehnya sifat mereka berdua benar - benar mirip.

"Kamu sama anaknya jangan kaya gitu bisa nggak sih" tegur Sarah pada Suaminya yang sedang membuka koran setelah ia lipat-lipat tadi.

"Dianya yang aneh, jadi apa aku Salah" Luis seakan tidak menerima dengan teguran istrinya barusan.

"Jadi benar Luna di rumah Zach sekarang" Luis bertanya pada istrinya.

"Iya, tadi Zach nelpon aku. Katanya orang tuanya baru datang dari luar negeri mereka mengajak mengobrol Luna. Jadi keasikan sampai sekarang. Sehingga dia belum sempat untuk mengantar Luna pulang" jelas Sarah pada suaminya yang kini sedang menatap dirinya.

Setelah mendengar itu Luis langsung diam, melanjutkan kegiatannya tadi membaca koran. Tak lama kemudian ada derap langkah yang berjalan mendekat kearah sepasang suami istri itu.

"Malam Om, Tante" ujar Jovan yang baru saja datang. Dia sepertinya baru saja keluar rumah entah darimana dia. Sedari tadi juga tidak kelihatan baru kelihatan sekarang.

"Malam Jovan" jawab Sarah dan Luis bersamaan.

Jovan berjalan mendekat kearah dimana sarah dan Luis duduk.

"Dari mana nak? " Tanya Sara Lembut ketika Jovan sudah duduk di sofa dekat mereka.

"Bertemu teman-temanku dulu tan" jawab Jovan.

"Kamu jadi pulang besok Jo" Luis yang sedari tadi membaca koran kini mulai berbicara pada Jovan.

"Gak jadi om, aku besok masih ada urusan" jawab Jovan menanggapi pertanyaan Luis.

"Kok rumah kelihatan sepi om, Tante" ujar Jovan lagi saat menyadari suasana rumah keluarga Rayes yang tampak sepi.

"Iya Lionil di kamarnya, sedang ngambek dia" jawab Sarah. Dan langsung bangkit dari duduknya mengambil cemilan di dapur untuk menemani mereka mengobrol.

Jovan merasa kurang puas dari jawaban Sarah barusan ada yang kurang, dimana Luna batin Jovan. Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling rumah itu. Mencari keberadaan Luna yang sedari tadi tidak nampak.

"Luna mana om? " tanya Jovan pada akhirnya.

"Luna masih di rumah Zach" jawab Luis santai mengalihkan pandanganya dari Koran yang ia baca. 

"Oh" jawab Jovan singkat, entah kenapa hatinya serasa tidak terima jika saat ini Luna masih ada di rumah Zach. Kenapa gue menjadi seperti ini batin Jovan..

°°°

T. B. C

avataravatar
Next chapter