webnovel

Ciuman Pertama Aruna

Bagaimanakah rasanya menjadi pengganti kakak sendiri untuk menikahi seorang lelaki tak dikenal hanya demi sebuah perjanjian? Itulah yang dirasakan Aruna, gadis 20 tahun mahasiswi jurusan desain ini. Ia harus menikahi Hendra, seorang CEO muda, pemilik mega bisnis di seantaro negeri! Hanya pernikahan kontrak Tak masalah tapi rumornya Hendra memiliki kekasih?? Kekasihnya malah seorang artis! Namun...apa yang akan terjadi ketika sang CEO tiba-tiba saja mulai menunjukkan bibit-bibit cinta padanya? Tak hanya itu, seorang pemuda sahabat terbaik, Damar namanya juga mendekatinya! "Apa bedanya tanggal 28 sama 29 Oktober??". Damar melempar pertanyaan. "Apa? nggak lucu gue jitak". "28 Oktober sumpah pemuda". "29 Oktober.. ". Aruna tak sadar Damar mendekati dirinya. "Sumpah aku sayang kamu". Pemuda Padang benar-benar berbisik tepat ditelinga Aruna. Membuat gadis itu gelagapan dan mendorong tubuh Damar. Siapakah yang akan dipilihnya, sang suami kontrak atau Damar, solois bersajak manis ini? Dapatkah keinginan Aruna untuk menjadi janda dan pulang ke rumahnya kelak terlaksana seiring berjalannya waktu ataukah hatinya akan luluh untuk sang CEO? Nikmati kisah Aruna, CEO Hendra dan Solois Damar dalam 'Ciuman Pertama Aruna' #available in English, title: The Beauty Inside: stealing the first kiss, get a wife. INFO : Instagram bluehadyan, fansbase CPA (Hendra, Aruna, Damar) Nikmati visualisasi, spoiler dan cuplikan seru tokoh-tokoh CPA.

dewisetyaningrat · Urban
Not enough ratings
1020 Chs

III-106. Candu Urutan Ke Tiga (Menikah+)

***

Desahan ini terbit dari nafas pria yang sedang menikmati bibir istrinya, berbeda dengan suara-suara yang terdengar di luar. Di dalam kamar seorang pria memegangi kepala perempuannya, jari-jarinya menyusup di sela-sela rambut, matanya terpejam, mulutnya terbuka. Si nakal yang teridentifikasi sebagai Indra perasa tanpa tulang sedang beraksi, menjelajahi deretan gigi. tak lama suara kecapan beradu, sepasang manusia yang saling menikmati, bersahutan. Mengekor putaran jarum berwarna merah pada jam yang terpasang di atas televisi, menempel di dinding.

"Haaah," mata itu terbuka, memainkan rambut pendek di tangan sambil perlahan melepas tautan yang diiringi desahan nafasnya.

"begitu saja," perempuannya kecewa.

"Mau yang bagaimana?" senyum itu menyajikan susunan gigi putih rapi. Mahendra kembali mendekat mengecek mata perempuan yang sedang menatapnya penuh minat.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com