webnovel

cinta sempurna wanita biasa

kisah yg sepertinya banyak terjadi dimasyarakat,ketika 2 anak manusia mengarungi bahtera rumah tangga diuji dengan keinginan sang pria yg ingin menjadikan wanita lain sebagai istri juga,karena alasan iba. apakah istrinya bersedia menerima kenyataan??? jangan lupa like dan vote ya ukhty

Utari_Cazali · Fantasy
Not enough ratings
25 Chs

semakin dekat

Ditoko buku,dua insan yang sedang dekat itupun terlihat sangat serasi,Ikhsan mampu membuat Dinda selalu tersenyum bahkan sesekali tertawa lirih,mereka sama sekali tak memperdulikan orang orang yang menatap dengan berbagai perasaan.

"sudah ah mas,Dinda ke kasir dulu,bayar bukunya ya"

"Sini biar mas yang bawa aja"

"nggak usah mas"

"nggak apa apa,mas nggak suka dibantah lho"gurau Ikhsan

"hm,iya sudah"dinda akhirnya menyerahkan buku yang mau ia beli pada ikhsan

"kamu tunggu disini aja ya"

"enggeh mas"

sementara ikhsan membayar buku,Dinda nampak melihat lihat koleksi baju baju muslim.

Ikhsan nampak tersenyum,menghampiri Dinda

"silahkan ambil semua yang tuan putri inginkan"rayu Ikhsan

"apa,an sih mas,enggak ah,baju Dinda masih banyak dirumah"tolak Dinda

"tapi mas pingin beliin buat Dinda"

"tapi Dinda nggak mau dibeliin,maunya nabung buat beli sendiri"

"tapi mas pingin beliin Dinda"

"tapi Dinda maunya uang mas Ikhsan buat ditabung,kan mas sudah capek kerja"tolak Dinda halus

"ya Udah,uangnya mas tabung buat halalin Dinda ya"

dinda berlalu sambil tersenyum

"Dinda tunggu,mas lapar.kita makan dulu ya,sebentar"pinta Iksan

Ikhsan dan Dinda,memilih meja paling pojok menghadap ke jalan.

"kamu mau pesen apa din,makan yang banyak soalnya bentar lagi mas mau minta tolong kamu buat cariim kado"

setelah memesan menu makan siang,sambil nunggu makanannya datang,Ikhsan mencoba memberanikan diri bertanya pada Dinda

"Din,tadi mas lihat teman teman Dinda banyak yang bawa kendaraan sendiri ke kampus"

"iya mas,Dinda sudah biasa naik angkot"

"kenapa"tanya Ikhsan

"Dirumah motor ada 2,yang satu dipake bapak ibu ke pasar,yang satunya lagi dibawa kakak Dinda buat kerja"jawab Dinda

"kalau Dinda mau,mas ada motor dari Bos,belum mas Pakai,Dinda pakai ya" Ikhsan mencoba merayu

"ndak usah mas,Dinda seneng naik angkot,bisa santai sambil baca buku"jawab Dinda sambil tersenyum

"tapi mas nggak mau Dinda tiap hari harus desak desakan di angkot"

"ndak apa apa mas,wong Dindanya nyaman kok"

"kalau Dinda nggak mau,mulai besok mas yang antar jemput Dinda ke kampus"

"idih mas Ikhsan,Dinda nggak suka ah"

"mas nggak suka ditolak Din,mas peduli sama Dinda,mas mau Dinda nyaman,mas mau yang terbaik buat Dinda"ucap Ikhsan serius

"terimakasih mas,tapi Dinda malu buat nerima semua perhatian mas"

"kenapa Din,apa karena mas tidak kaya,mas tidak gaul seperti teman teman Dinda"

"mas,kok ngomongnya gitu,Dinda ndak pernah pilih pilih teman,Dinda juga ndak pernah memandang seseorang dari status sosialnya"jawab Dinda dengan suara sesak menahan butiran air mata yang hampir menetes

suasana mendadak hening,saat pramusaji meletakkan pesanan dimeja mereka.

"selamat menikmati hidangannya mas,mbak"kata pramusaji dengan ramah

kini keduanya hanyut dalam diam,makanan yang tersaji dimeja nampak tak menggugah selera,Dinda berusaha menelan makanannya ia nampak susah payah menelannya,padahal menu yang ia pesan adalah krim jagung dan telur setengah matang,bahkan ia terlihat sering menyedot minumannya,sedang Ikhsan yang memilih spagethy nampak hanya mengaduk aduk makanannya tanpa berniat memakannya.sesekali mata mereka beradu pandang,keduanya langsung kompak menundukan pandanganya.

"maafin mas Dinda,mas ngga bermaksud melukai hati Dinda" Ikhsan mencoba mencairkan suasana

"itu makanannya pinginya dimakan din,nggak cuma diaduk aduk aja atau Dinda mau mas suapin"

"ih,Dinda malu mas" senyum Dinda nampak tersungging,hingga gigi gingsulnya terlihat

jantung Ikhsan hampir saja copot,melihat senyum yang begitu menyejukan hatinya,serta sang pemilik senyum yang menggoda hati dan fikirannya itu.

"ayo Din,temani mas sebentar"

"kemana mas"tanya Dinda

"mas mau beli kerudung buat ibu,kamu yang pilihin ya"

"Dinda takut kalau kalau ibu mas Ikhsan ngga seneng sama pilihan Dinda"

"apa yang kamu pilih pastilah yang terbaik Din"

tegas Ikhsan."

Ikhsan kembali mengajak Dinda berputar putar mencari hadiah untuk sang ibu,padahal itu hanya alasannya saja untuk berlama lama dengan Dinda.

setelah membungkus 2 buah kerudung,Ikhsan meminta Dinda kembali menemaninya ke supermarket.ia berencana membelikan oleh oleh orang tua Dinda.

"sudah hampir sore,Dinda mau langsung mas anterin pulang atau masih kepingin jalan jalan kemana gitu"tanya Ikhsan

"pulang aja mas,pegel kaki Dinda"

"kalau gitu mas Gendong ya"goda Ikhsan

"ihh,bisa aja mas Ikhsan"

sesampainya dirumah Dinda,Ikhsan nampak langsung pamit,sebab orang tua Dinda belum pulang dari pasar,padahal dia pinginnya mampir,terus berlama lama disana,tapi hal itu tak mungkin dilakukannya.ia tak mau membuat citra Dinda buruk dimata masyarakat.

"loh mas,ini belanjaan kok ditinggal,ini kerudungnya ketinggalan disini satu"

"itu buat ibu din,sampaikan terimakasih pada beliau,karena sudah bersedia melahirkan bidadari cantik nan shalekha"puji Ikhsan

"ah,gombal,nanti Dinda sampein,makasih banyak ya"

"assalamualaikum"

"wa'alaikumsalam"

mobil Ikhsan berlalu perlahan,Dinda memperhatikan dari jendela,sampai mobil itu benar benar menghilang dari pandangan matanya.

ada rasa takut dihatinya,takut bila orangtuanya marah dan kecewa karena ia pergi dengan laki laki yang bukan muhrimnya.

tapi dihatinya paling dalam,hari ini ia sangat bahagia,entah mengapa dengan Ikhsan hatinya merasa nyaman.

Ikhsan pun lebih bahagia dari apa yang dirasa Dinda.ia berkali kali berseru "yess" dalam mobilnya,sepertinya ia benar benar jatuh cinta pada Dinda.meski usianya tak lagi muda,ia tak malu mengekspresikan bahagianya seperti anak anak abg.

saat makan malam tiba,ia menyampaikan amanat dari Ikhsan untuk ibunya

"bu,e...ini ada titipan dari mas Ikhsan buat Ibu"

"apa ini nduk"tanya ibunya sambil membuka paperbag pemberian Ikhsan "wah,bagus sekali nduk ini pasti mahal harganya"

"tadi nak Ikhsan main kesini ya nduk"tanya pak Bambang

"mboten pak,tadi mas Ikhsan nganterin Dinda nyari buku"jawab Dinda lirih,ia sebenarnya takut,tapi akan lebih merasa takut lagi jika tidak berkata jujur pada orangtuanya

"waduh,anak gadis bapak sudah dewasa,Bapak ndak marah nduk,yang penting Dinda bisa jaga diri,dan bisa jaga kehormatan Dinda,ingat batasannya"pak Bambang memberikan nasihat

"nggeh pak,Dinda ngerti,matur nuwun pak"

malam itu kekhawatiran Dinda tidak terjadi,justru rasa sayang pada keluarganya semakin bertambah,ia berjanji dalam hati akan berusaha membahagiakan orangtuanya

~akankah ikhsan mendapat restu dari orangtua Dinda lalu bagaimana tanggapan orangtua Ikhsan terhadap Dinda..

~jangan lupa like ya ukhty biar Dinda dan Ikhsan makin deket