webnovel

cinta sempurna wanita biasa

kisah yg sepertinya banyak terjadi dimasyarakat,ketika 2 anak manusia mengarungi bahtera rumah tangga diuji dengan keinginan sang pria yg ingin menjadikan wanita lain sebagai istri juga,karena alasan iba. apakah istrinya bersedia menerima kenyataan??? jangan lupa like dan vote ya ukhty

Utari_Cazali · Fantasy
Not enough ratings
25 Chs

masih datar

hari hari masih saja berlalu seperti biasa,tak ada yang lebih istimewa kecuali setiap malam minggu,ikhsan dan budi masih bermain peran bertukar posisi jika menyangkut Dinda.

seperi malam minggu ini,saat Ikhsan dan budi berkunjung kerumah Dinda,budi mencoba memberi ruang untuk mereka lebih dekat

"sebentar ya,ada panggilan masuk dari ibu negara"budi ijin keluar sebentar

diruang tamu keheningan begitu terasa,Ikhsan tak tahu harus memulai dari mana,sedang Dinda juga nampak canggung.

"Dinda,kamu semester berapa"

"semester 6 mas"

"ambil jurusan apa din"

"pendidikan Guru sekolah dasar mas"

"oh ya,kamu sendirian dirumah,orangtuamu mana din"

"Bapak ibu jam segini sudah istirahat mas"

ikhsan mengedarkan pandangannya disekeliling,berharap menemukan objek yang bisa dibuat bahan obrolan

"lha itu yang difoto,siapa saja din"

tunjuk ikhsan pada bingkai foto ditembok

"oh itu foto pas nikahannya masku,kalo yang itu adikku mas"

"jadi kamu punya mas sama adik din,kok aku nggak pernah lihat kalo pas kesini"

"masku tinggal dirumah mertuanya,kalo adik pulang sekolah langsung bantuin bapak di pasar"

"oh..bapak jualan dipasar ya"

"nggeh mas"

"jualan apa din"

"sembako kecil kecilan mas"

"wah,kapan kapan kalau pas nganterin bos ke pasar bolehkan mampir ketempat bapak"

"monggo mas" (silahkan mas)

"jualan diblok mana din"

"blok S mas,nomer 07"

"oke oke nanti kapan kapan aku pasti mampir"

tak terasa hampir 1 jam Dinda ngobrol ngobrol dengan Ikhsan,dindapun terlihat semakin tak nyaman,maklumlah dikampung jika ada yang bertamu hingga malam,pasti akan kena tegur warga yang sedang siskampling atau bahkan RTnya turun langsung.paham dengan itu,ikhsan akhirnya pamit pulang,menyusul Budi yang sudah didalam mobil.

"gimana bos"

"entahlah bud,sepertinya dinda tak begitu merespon usahaku" kata ikhsan lirih

setiap malam minggu,ikhsan dan budi kembali berkunjung ke rumah dinda,entah kenapa kali ini,hati ikhsan begitu tak tenang,ia terlihat sesekali menarik nafasnya dalam dalam.

"bud,perasaanku kenapa deg degan gini"

"tenang bos,semua akan baik baik saja"

setelah agak lama mengetuk pintu rumah dinda,keluarlah sosok lelaki setengah baya yang sudah dipastikan itu pak Bambang,ayah Dinda.

"cari siapa nak"tanya pak Bambang ramah

"Dinda nya ada pak,saya temannya pak"jawab Budi

"oh,dinda ada,masih masak sama ibunya,mari masuk,bapak panggilkan Dinda sebentar"

"iya pak,terimakasih"Budi dan Ikhsan menjawab serentak

"nduk,ada temanmu nungguin didepan"

"sinten pak" (siapa pak)

"bapak ndak tahu,pokonya 2 orang laki laki"

"oh nggeh pak"jawab Dinda

"Nduk,itu temannya disuruh makan sini bareng bareng"perintah pak Bambang

"nggak usah pak,nanti kita malah ngerepotin"jawab budi

"ndak apa apa..harus mau kalau ndak mau,tak usah main kesini lagi lho"ancam pak Bambang dengan bergurau

"nggeh pak"ikhsan bersuara

akhirnya malam itu,Ikhsan dan Budi ikut makan malam bersama keluarga Dinda,tak ada obrolan sepanjang makan malam berlangsung hanya denting sendok yang beradu dengan piring yang terdengar

setelah selesai makan malam,dinda tak lupa membantu ibu membereskan meja makan,sementara pak Bambang,Ikhsan dan Budi nampak duduk santai diteras depan

"nak Ikhsan sama nak Budi ini pulangnya kemana"pak Bambang memulai perbincangan

"Pesona Indah pak"jawab Ikhsan

"saya permisi sebentar,ada panggilan masuk dari rumah pak" Budi meminta izin untuk keluar,sepertinya itu hanya akal akalannya saja untuk memberi kesempatan Ikhsan merebut hati calon ayah mertuanya.

"oh,ya nak.nak Ikhsan sendiri kerja dimana"

"saya masih bantu bantu orang tua pak"jawab Ikhsan

"nak Budi sama nak Ikhsan saudara ya,sepertinya akrab sekali"

"iya pak,saya sama Budi,sudah berteman sejak kecil jadi sudah seperti saudara sendiri.emm anu pak,maaf sebelumnya lancang,Dinda sudah punya pacar belum ya pak"tanya ikhsan malu malu

"wah,anak bapak tidak boleh pacaran,itu sudah komitmen bapak dari awal nak"

"kalau teman dekat pria pak,apa ada"tanya ikhsan lirih

"teman teman Dinda banyak yang suka kesini,tapi untuk teman dekatnya yang mana bapak kurang tahu,tapi bapak yakin,kalau Dinda masih teguh pada komitmen awalnya,lagipula anak bapak tidak mungkin melakukan hal yang sudah jelas dilarang agama,dia juga pasti tidak akan tega membuat kami kecewa"

"alhamdulilah kalau seperti itu pak"gumam Ikhsan nyaris tak terdengar

"kenapa nak Ikhsan"

"engg,nggak apa apa pak,ya sudah pak,saya pamit dulu,sudah malam"

"oh ya"

"salam buat ibu sama Dinda ya pak,terimaksih jamuan makan malamnya"pamit ikhsan

"Assalamualaikum"

"Wa'alaikumsalam"

setelah mobil Ikhsan sudah tak terlihat,pak Bambang masuk kedalam rumah sambil senyum senyum.

"Bapak kenapa senyum senyum sendiri"tanya bu Yanti,pada suaminya itu.

"sepertinya kita bakalan punya mantu lagi bu"

"maksud bapak apa sih"

"itu lho,tadi nak Ikhsan tanya sama Bapak,Dinda sudah punya pacar belum"jelas pak Bambang

"terus bapak jawab gimana,bapak kan ndak tau,Dinda sudah punya pacar apa belum"

"ya bapak jawab sejujurnya,kalo bapak ndak ngijinin anak bapak pacaran"

"terus,nak Ikhsannya gimana"

"ya diam ,pamit pulang karena sudah malam"

"terus gimana lagi pak"

"terus terus terus kaya tukang parkir pasar buk"

"ah bapak ndak asyik"bu Yanti berlalu sambil cemberut

"ibu,ibu..kaya nggak pernah muda saja,bapak sengaja bikin dia penasaran,agar bapak tahu seberapa besar usahanya memperjuangkan anak gadis bapak satu satunya"

sementara itu,Dinda yang mendengar obrolan orangtuanya hanya tersenyum,meski teman teman seusianya sudah lumrah berpacaran,Dinda masih enggan untuk terlalu dekat dengan lawan jenis,meskipun banyak dari teman kuliahnya ataupun teman dikampungnya yang mencoba mendekatinya.saat ini ia hanya ingin fokus pada kuliahnya,agar lulus dengan nilai terbaik,dan bisa mendapatkan pekerjaan yang sangat di impikannya,yakni menjadi seorang Guru.jika kebanyakan gadis gadis seumuran dinda diabad ini berlomba lomba mencari pekerjaan dengan gelar kantoran atau bahkan pekerjaan yang bergengsi,lain halnya dengan Dinda,yang tetap pada pendiriannya ingin ikut mencerdaskan generasi penerus bangsa,serta membantu mengajarkan baca tulis pada anak anak kurang beruntung,yang tidak mampu mengenyam pendidikan dibangku sekolah.karena kesederhanaannya itulah,dinda malah terlihat tertutup,banyak diantara temannya dikampus yang menjulukinya sikutu buku.

~maaf ukhty,baru sempat up lagi,ditunggu kelanjutan kisah Ikhsan dan dinda ya..

oh ya..Nampaknya Ikhsan harus lebih banyak berusaha untuk menaklukan hati dinda ya..

bantu like ya ukhty..biar ikhsannya makin semangat