Inginku

"mas,Dinda minta maaf"

"apapun alasannya,bohong tetaplah bohong.dan untuk hal ini,Dinda tidak bisa memberi toleransi.apa jadinya sebuah hubungan bila didasari kebohongan,biarkan ini mengalir semestinya,untuk memaafkan,Dinda sudah memaafkan,tak ada hak Dinda untuk dendam,tapi untuk bisa kembali seperti sebelumya,Dinda rasa butuh waktu lebih lama lagi" ungkap Dinda panjang lebar

Ikhsan yang mendengarkanpun tampak terkejut,wanita dihadapannya ini benar benar teguh pendirian.

"sudahlah mas,biarkan ini seperti inginku dulu" lanjut Dinda

hening

susana mendadak hening

Ikhsan tak lagi mampu meneruskan makannya,ia hanya menghabiskan segelas coklat hangat kegemarannya.

"Dinda pamit ya,makasih sudah mampir dihidup Dinda,mesti ternyata hanya sebuah kebohongan saja" ucap Dinda seraya berlalu meninggalkan Ikhsan yang terkejut mendengar ucapan Dinda

bu Ratna yang melihat Dinda turun dari tangga,langsung menghampiri

"loh,Ikhsannya mana sayang"

"tante,Dinda pulang dulu" pamit Dinda seraya mencium tangan Bu Ratna

"Biar dianter Ikhsan ya Din"

"nggak usah tante,mas Ikhsan biar istirahat saja,Dinda naik ojek online nggak apa apa" kata Dinda

"ya udah biar dianter Budi sama supir ya,mama nggak suka ada penolakan" kata bu Ratna

"ya sudah tante,kalau nggak ngerepotin,makasih banyak tante,Dinda pamit Assalamualaikum" kembali Dinda mencium tangan bu Ratna,tak lupa bu Ratnapun mencium kening Dinda

"Wa'alaikum salam,hati hati sayang"

~harusnya aku bahagia,ternyata rasa ini bukan aku sendiri yang merasa,tapi kenapa rasanya sakit Ya Allah,om dan tante,juga terlalu baik padaku,aku takut mengecewakannya.bagaimana dengan Ibu dan bapak,rasanya mereka juga terlanjur menyayangi mas Ikhsan,bagaimana jika kenyataanya aku membuat mereka kecewa"

sepanjang jalan,Dinda hanya diam.

Budi yang duduk disebelah kemudi pun sesekali melihat ekspresi Dinda dari kaca spion

"percayalah,apapun yang Ikhsan katakan adalah sebuah kejujuran,aku berani menjamin itu"

Budi berusaha meyakinkan Dinda

"tapi kenyataannya aku tidak bisa menerima kebohongan,apapun alasannya" bantah Dinda

"Ikhsan bisa gila tanpamu Din" lagi,Budi meyakinkan

"terlalu sakit rasanya" kata Dinda lirih

mobil pun sampai didepan rumah Dinda,Budi ikut turun berpamitan pada orang tua Dinda,mengatakan bahwa pak Anton dan Bu Ratna sedang mengurus Ikhsan yang jatuh sakit.

pak Bambang pun menitipkan salam untuk Ikhsan dan keluargannya.

~ Ikhsan

begitu bencikah Dinda padaku,sampai pulang pun tak bersedia aku antar,kenapa tak mau mendengarkan penjelasanku dulu,aku melakukan itu karena bukan tanpa alasan.

ah,setelah ini apa yang harus aku lakukan,aku tak tau,apa jadinya hidupku tanpa dirimu Dindaku sayang.

~Dinda

mas,kenapa nggak coba kejar Dinda,kenapa nggak coba sekali lagi jelasin ke Dinda,kenapa sepertinya mas Ikhsan biasa saja.

ah,mungkin aku yang terlalu berharap lebih.

lagi pula,aku bukan levelnya,aku harus sadar diri,siapa aku,ngarep cinta dari sang putra mahkota.tapi aku terlajur menyayanginya.aku terlanjur nyaman ada di dekatnya

sudah sudah,,,apa sih yang aku pikirkan,dia sudah bohongin aku,dari awal aja udah nggak jujur,gimana kedepannya..

malam begitu terasa panjang,Ikhsan dan Dinda sama sama bisa mendenger pergerakan jarum jam dikamar mereka.

mereka berdua berusaha untuk memejamkan mata,berharap esok semuanya akan baik baik saja.

yukk yukkk kasih like dan komen,biar mamak makin semanget buat ngetik lanjutan kisah cinta Ikhsan dan Dinda...

kasih saran dong,ini enaknya diapain ya..hububgan Ikhsan sama Dinda itu mau dibawa ke mana gitu..