Gina mengernyitkan dahi mendengar perkataan sang pria
"Apa maksudmu aku terlalu ceroboh?"
Tanyanya dengan nada yang sinis
"Tentu saja kamu ceroboh. Bagaimana kalau pria yang akan dipertemukan denganmu bukanlah pria baik - baik. Atau mungkin, kamu salah menemui pria yang akan jadi pasangan kencan butamu. Itu bisa saja terjadi" nada bicara Yudha terdengar santai namun sedikit menusuk
"Sudahlah, tidak usah dibahas. Toh aku tidak salah menemui pasangan kencan butaku" jawab Gina dengan senyum sinis
"Setelah dari sini kamu akan pergi kemana?"
Tanya Yudha dengan sikap dinginnya
"Aku akan menemani temanku ke mall. Kenapa kamu menanyakan itu?" tanya Gina sambil mengernyitkan dahi
"Tidak ada, hanya bertanya saja"
" Oh"
"Gina, bolehkah aku lebih dekat dengan mu?" tanya Yudha dengan nada yang serius
"Hmm entahlah, biarkan berjalan seiring waktu saja" Gina mengangkat bahu dan menjawab dengan sikap acuh tak acuh tanpa berani menatap Yudha
"Baiklah. Aku harus pergi" katanya kepada Gina kemudian dia berjalan keluar meninggalkan aula
"Pak direktur, anda mau pergi kemana? Ini kan pesta untuk menyambut kedatangan anda ke perusahaan?" tanya wakil direktur ketika melihat Yudha
"Kalian lanjutkan saja pestanya tanpa aku. Aku masih ada urusan lain" kata Yudha sambil berlalu pergi meninggalkan aula di ikuti Hendri yang berjalan di belakangnya
"Tuan kemana lagi kita akan pergi?" tanya Hendri ketika sudah didalam mobil
"Kita ke kafe. Aku ada janji dengan Steve dan Mario" jawab Yudha tenang
"Baik tuan"
Hendri dengan segera menjalankan mobil dan berkendara menuju sebuah kafe tempat Yudha dan temannya bertemu
Sementara itu, Gina juga meninggalkan pesta tidak lama setelah Yudha pergi
"Bu Gina mau pergi kemana? Pestanya masih belum selesai" tanya salah seorang staff
"Aku harus pergi. Nikmatilah pestanya"
Gina segera bergegas menuju mobil dan berkendara ke apartemennya. Angel sudah menunggunya dengan pakaiam rapi.
"Angel, kamu sudah siap berangkat?" kata Gina ketiak dia tiba di apartemen
"Tentu saja, aku sudah menunggu mu dari tadi" Jawab Angel dengan sedikit kesal
"Maaf tadi ada pesta penyambutan direktur baruku. Jadi aku cukup lama berada disana" Gina menjelaskan pada Angel
"Sudahlah. Cepat ganti pakaianmu. Sudah lama kita tidak pergi ke mall bersama" kata Angel sambil mendorong pelan tubuh Gina.
"Iya iya aku ganti pakaian sekerang"
Gina mengambil pakaian ganti dari lemarinya. Dia mengambil sebuah dress lengan pendek berwarna kuning polos selutut dengan dipadukan tas tangan berwarna putih
"Ayo Ngel, berangkat"
Setelah selesai bersiap kedua sahabat itu bergegas pergi ke mall. Butuh waktu sekitar 1 jam untuk tiba di mall
Drrrttt drrrt drrrt
Ponsel Gina berdering dan dilihatlah panggilan itu dari sang kakek
"Iya, Halo kek" Gina menyapa sang kakek sambil mengemudikan mobilnya
"Halo, Gina! Apa kamu sudah bertemu dengan Yudha?" kata kakek Dirga ketika dia mendengar suara Gina
" Iya, sudah kek"
" Bagaimana menurutmu? Kakek ingin agar kalian segera menikah"
Ckiiiittttt
"Apa?!"
Gina begitu terkejut mendengar perkataan sang kakek hingga dia mengehentikan mobil secara mendadak
"Iya, kakek ingin kamu segera menikah dengannya. Dia pria yang baik dan sangat cocok untukmu" suara kakek Dirga terdengar begitu tenang
" api kakek, aku dan dia bari satu kali bertemu. Bagaimana kami bisa langsung menikah?" Gina mengernyitkan alis dan mencoba melawan keinginan sang kakek
"Tidak masalah, lagipula sekarang dia jadi atasan mu. Kalian akan sering bersama dan setelah kalian menikah pun, kalian akan lebih sering menghabiskan waktu dan bisa saling mengenal. Kakek akan mengatur pernikahan kalian" Kakek Dirga bersikeras dengan keputusannya
"Tapi kakek..."
"Tidak ada tapi - tapi. Kakek tahu kalau dia adalah pria terbaik untuk jadi pasangan hidupmu!"
Tut tut tut
"Kakek, halo. kakek!"
Kakek Dirga langsung memutus sambungan telepon setelah selesai berbicara.
Angel yang berada disebelahnya merasa heran dengan perubahan sikap Gina hingga dia bertanya
"Apa yang terjadi? Apa yang kakekmu katakan?" Gina menoleh menatap Angel
"Kakek ingin aku menikah dengan pria yang kutemui kemarin" Gina bicara dengan nada yang murung
" Waah tentu itu kabar bagus Gina. Mungkin saja dia memang pria yang akan menjadi jodohmu" kata Angel berusaha membujuk Gina
"Tapi Ngel..."
"Gina, kamu harus bisa membuka hatimu untuk pria lain? Riko itu bukan pria yang pantas untukmu. Dia hanya bisa menilai orang dari luar. Dia tidak bisa menilai orang dengan benar. Dia memang pantas mendapatkan Siska yang bermuka dua itu"
Angel mencoba meyakinkan Gina
"Gina, kamu pantas untuk hidup bahagia bersama pria yang baik dan mencintaimu. Sudahlah, kamu pikirkan dulu. Sekarang, ayo jalankan lagi mobilnya. Kita berangkat ke mall"
"Hmn, ayo!"
Gina menjalankan mobilnya dan menuju ke mall.
Tak berapa lama, merekapun tiba di mall. Gina dan Angel segera berjalan masuk setelah memarkir mobilnya
"Eh Gina, kita bertemu lagi? Sepertinya kita memang berjodoh! Angel, kamu sedang liburan disini? dimana kekasihmu? apa kamu cuma sendiri?"
Siska dan Riko yang kebetulan berada di mall menyapa kepada Gina dan Angel. Angel menatap benci kepada Siska. Dan Gina hanya memandang sinis dan berlalu tanpa mempedulikan keberadaan pasangan kekasih itu
"Gina, apa pantas kamu bersikap seperti itu? Siska menyapamu dengan baik - baik. Dia tidak membencimu setelah apa yang kamu lakukan selama ini kepadanya" kata Riko sambil menahan lengan Gina, dia kesal melihat sikap Gina yang acuh tak acuh
"Lepaskan tanganku! Memangnya apa yang aku lakukan kepadanya? Seingatku, aku tidak pernah melakukan kesalahan apapun terhadapnya? Justru dia yang melakukan banyak kesalahan padaku. Jadi, untuk apa lagi aku bersikap baik padanya?" Gina menarik paksa lengannya dan menjawab dengan nada sinis
"Kamu ini...."
"Riko sudahlah, aku tidak papa. Benar kata Gina, mungkin selama kami tinggal bersama aku bersikap kurang baik terhadapnya. Karena itu dia tidak suka padaku" kata Siska dengan raut wajah sedih
"Cih, seharusnya kamu berprofesi sebagai sebagai aktris. Kamu pasti akan sukses dan mendapatkan penghargaan sebagai ratu drama terbaik" kata Angel
"Angel kenapa kamu berkata seperti itu? Apa aku juga memiliki salah padamu. Gina kenapa kamu memfitnah ku juga didepan Angel?"
"Sudahlah, aku malas berurusan dengan kalian" kata Gina sambil berlalu meninggalkan mereka
Disuatu sudut restoran ketiga pria tampan sedang berkumpul bersama. Salah satunya melihat kejadian itu. Dia tersenyum mencibir memperhatikannya.
"Hei Yudha, kenapa kamu tersenyum seperti itu? apa ada sesuatu yang menarik?" kata Mario temannya
"Melihat senyum itu sepertinya kamu merencanakan sesuatu?" Steve berkata dengan tenang
"Tidak untuk sekarang. Saat ini aku masih jadi seorang penonton. Tiba saatnya aku akan jadi seorang pemain" kata Yudha tenang dengan senyum licik
"Apa maksudmu?" Mario dan Steve merasa heran dan mereka saling menatap bingung
Hallo pembaca sekalian. Terima kasih sudah membaca novel ini.
Cara memberikan ulasan & batu kuasa itu gampang banget!
Di aplikasi, kalian pergi ke informasi novelnya, lalu scroll ke bawah & tekan tombol mengundi.
Untuk ulasan kalian tekan ulasan dibawah tombol mengundi lalu setelah itu tekan tombol bergambar pensil, lalu tulis deh ulasan kalian.
Gampang banget bukan? ;)
Kalian bebas mau kasi bintang berapa, mau kritik dan saran juga boleh