5 AKU AKAN MEMBUAT HUBUNGAN AYAH DAN ANAK ITU SEMAKIN HANCUR

Gina dan Angel maaih berkeliling di mall

"Gin, apa kamu tidak papa?" kata Angel khawatir

"Aku baik - baik saja. Tidak perlu khawatir" kata Gina dengan senyum yang dipaksakan

"Bagaimana kalau kita makan saja?" saran Angel berusaha menghibur Gina

"Baiklah, kita cari restoran disekitar sini"

Gina mengiyakan dan mereka berjalan menuju restoran yang tidak jauh darisana dimana Yudha dan temannya juga sedang berada didalam restoran itu

Gina dan Angel berjalan masuk. Ketika berada didalam, pandangannya tertuju kepada Yudha yang sedang duduk di sofa dekat jendela dengan kaki yang di silangkan dan bersandar pada sofa. Yudha tersenyum manis kepadanya dan menganggukkan kepala kemudian melambaikan tangan kepada Gina.

Steve dan Mario bebalik menatap orang yang mampu membuat Yudha melambaikan tangan. Mereka terkejut kerena Yudha melambaikan tangan pada seorang gadis

"Yudh, siapa dia? Bagaimana kamu bisa mengenalnya?" tanya Mario heran

"Dia Gina, cucu dari temannya kakek" kata Yudha dengan nada tenangnya

"Maksudmu, dia yang akan dijodohkan denganmu?"

Steve menimpali dan Yudha hanya menganggukkan kepala mengiyakan

"Gina, lihatlah dia melambaikan tangannya padamu. Apa kalian saling kenal?" tanya Angel yang cukup terkejut melihat Yudha melambaikan tangan padanya

"Dia pria yang dikenalkan kakek kemarin?" jawab Gina dengan tenang

"Benarkah? Kamu serius? Kamu tidak bercanda kan?" Angel terkejut hingga membelalakkan matanya

"Kamu ini kenapa? sejak kapan aku suka bercanda mengenai pria?" tanya Gina yang heran dengan sikap Angel

"Kamu tidak tahu siapa dia? Kamu benar - benar tidak tahu siapa mereka bertiga itu?"

Angel memicingkan mata sambil menggelengkan kepala berkali -kali

"Memangnya siapa dia? Aku hanya tahu dia cucu dari temannya kakek dan juga direktur baru di perusahaan ku sekarang" jawab Gina acuh tak acuh

"Dia itu merupakan pengusaha muda berbakat yang begitu terkenal diluar negri. Dia juga pewaris dari keluarga Kusuma. Dia dikenal dingin dan tidak mudah disentuh. Dia sangat pandai dalam berbisnis"

Angel menjelaskan dengan penuh kekaguman

"Benarkah? Dia seterkenal itu? Tapi bagaimana bisa aku tidak mengenalnya sama sekali?" kata Gina sedikit heran

"Itulah kamu. Kamu tidsk peenah peduli terhadap pria. Sudahlah ayo kita temui mereka" ajak Angel sambil menarik tangan Gina dan mereka berjalan mendekati meja Yudha

"Hai, rupanya kamu juga berada disini" kata Gina ketika sudah tiba di meja Yudha

"Ya, kami sudah lama tidak bertemu. Jadi kami memutuskan untuk menghabiskan waktu bersama" kata Yudha menjelaskan sambil bergeser dari duduknya agar Gina duduk di sebelahnya

"Perkenalkan ini kedua teman baikku" katanya kemudian memperkenalkan Steve dan Mario

"Hallo saya Steve"

"Dan saya Mario"

Kata mereka bergantian

"Hai, aku Gina dan ini temanku, Angel" Gina memperkenalkan dirinya juga Angel

"Kalian mau pesan apa?" tanya Yudha kepada Gina sambil melambaikan tangan kepada pelayan

"Aku pesan caramel machiato"

"Aku pesan latte"

Gina dan Angel memesan bergantian

Steve dan Mario terus memperhatikan Gina. Yudha diam saja menikmati kopi miliknya

"Kenapa kalian terus saja menatapku?" tanya Gina yang merasa heran dengan pandangan Mario dan Steve padanya

"Tidak ada, hanya saja. Kami heran, bagaimana bisa kamu menaklukkan si gunung es ini hanya dengan sekali pertemuan saja?" kata Steve dengan nada bicara yang santai

Gina menoleh kepada Yudha yang saat ini tengah menikmati kopinya seakan tak ada apapun

Angel pun terus menatap heran pada Yudha

"Pria ini benar - benar bersikap dingin. Biarpun temannya sendiri mengatakan hal seperti itu dihadapannya. Dia masih saja bersikap acuh tak acuh" pikir Angel

Mereka semua menghabiskan waktu bersama hingga larut malam

"Apa kalian membawa kendaraan?" tanya Yudha dengan wajah datarnya

"Aku membawa mobil sendiri. Terimakasih, kami permisi dulu" kata Gina acuh tak acuh dan mulai beranjak pergi bersama Angel meninggalkan ketiga pemuda tampan itu

"Gina, bagaimana pendapatmu tentang tuan Yudha?" tanya Angel ketika mereka sudah berada dalam mobil

"Entahlah, aku tidak tahu. Tapi entah kenapa, aku merasa aman berada didekatnya! Kakek memintaku untuk segera menikah dengannya?" jawab Gina sambil tetap fokus mengemudi dan sesekali menoleh pada Angel

"Baguslah kalau begitu. Kurasa, sikapnya padamu juga cukup baik"

Gina mengernyitkan dahi mendengar perkataan Angel

"Cukup baik? Kamu tidak salah? Dia yang bersikap acuh tak acuh itu kamu bilang cukup baik?"

" Iya Ginaaaa, kamu tidak bisa melihat tatapan matanya kepadamu itu berbeda. Tatapannya cukup lembut meskipun sikapnya acuh tak acuh. Dia selalu mencuri pandang darimu" Angel begitu antusias bercerita

"Entahlah aku tidak peduli"

******

Sementara itu dikediaman Atmaja, Budi Surya Atmaja dan Riska, ibu tiri Gina tengah duduk diruang keluarga sambil menonton televisi

"Selamat malam mah, pah!" sapa Siska yang baru kembali setelah menghabiskan waktu bersama Riko

"Selamat malam sayang. Kamu dari mana saja?" kata Riska kepada putrinya

"Aku baru pulang dari mall bersama Riko" jawab Siska sambil duduk disebelah ibunya

"Mah, pah, apa kalian tahu aku tadi bertemu dengan siapa?"

"Memangnya siapa yang telah kamu temui?" tanya Budi kepada Siska

"Aku bertemu dengan Gina. Sudah lama sekali kita tidak bertemu dengannya. Aku sangat merindukan dia. Bisakah kita mengundangnya pada acara pertunangan ku?"

Siska berkata dengan antusias membuat Budi dan Riska terkejut

"Apa katamu? Kamu bertemu Gina? untuk apa kamu masih bersikap baik kepadanya setelah apa yang dilakukan padamu? Dia telah mencoba mencelakaimu dan berkali - kali dia berusaha memfitnah mu di depan papa" kata Budi yang emosi mendengar nama anaknya sendiri

"Tidak usah kamu sebut - sebut lagi nama dia dihadapan papa! Papa tidak ingin mendengar namanya lagi" kata Budi sambil berdiri dan hendak meninggalkan mereka

"Tapi pah dia juga anak papa, lagi pula aku sudah memaafkan dia. Mungkin saja setelah papa bertemu dengannya, papa bisa menerimanya lagi?" Siska memohon membujuk Budi

"Terserah kalian saja"

Budi yang sejenak menghentikan langkahnya kini kembali berjalan menaiki tangga menuju kamarnya

"Siska, apa yang kamu rencanakan sebenarnya? Kenapa kamu ingin mengundang anak sialan itu ke pesta pertunangan mu?" tanya Riska setelah Budi menaiki tangga

"Mama tenang saja. Aku tidak akan membiarkan hubungan mereka membaik. Justru aku akan membuat hubungan ayah dan anak itu semakin hancur" jawab Siska dengan senyum penuh kelicikan di wajahnya

avataravatar
Next chapter