14 PERJALANAN MENUJU NEGARA C

"Hallo, aku sudah menunggumu di bawah apartemenmu"

Pagi - pagi Yudha sudah tiba di depan apartemen Gina untuk menjemputnya menuju ke negara C

"Baiklah tunggu sebentar, aku akan segera turun" Gina mematikan sambungan teleponnya dan bergegas turun dari apartemennya untuk menemui Yudha yang saat ini telah menunggunya.

Setelah beberapa lama terlihat Gina keluar dari gedung apartemennya dengan mengenakan kacamata hitam untuk menutupi bagian matanya yang sembab dan terdapat lingkar hitam karena menangis dan tidak tidur semalaman. Ginapun terlihat sedikit lemas dan pucat

Yudha yang melihat Gina berjalan mendekat ke arahnya mulai turun dari mobil dan mendekati Gina.

"Apa kamu baik - baik saja?" Yudha bertanya dengan suara lembut dan wajah yang terlihat khawatir

"Ya, aku baik - baik saja" jawabnya dengan suara lemah dan memaksakan untuk tersenyum

"Apa kamu yakin kita berangkat hari ini? Kita bisa menunda perjalanan kita" Yudha menyarankan dengan hati – hati

"Tidak perlu, kita bisa berangkat sekarang" jawab Gina sambil menggelengkan kepala

"Baiklah, ayo kita berangkat"

Yudha meraih koper yang ada ditangan Gina dan memasukkannya ke dalam bagasi. Setelah itu dia membukakan pintu mobil untuk Gina

"Apa kamu benar - benar tidak papa?"

Yudha berusaha memastikan

"Aku benar - benar tidak papa. Mungkin hanya kurang istirahat karena semalam aku tidak bisa tidur nyenyak. Lagipula aku bisa tidur lagi ketika kita berada dalam pesawat"

"Baiklah kalau begitu. Kita berangkat sekarang"

Yudha pun menjalankan mobilnya menuju ke bandara

"Apa Hendri tidak ikut pergi ke negara C bersama kita?"

"Dia akan menyusul setelah urusan dikantor selesai"

"Apa hubungan kalian begitu dekat?"

"Iya, kami tumbuh besar bersama. Selain sebagai asistenku, dia juga merupakan saudara sepupuku"

Yudha menjelaskan dengan senyum manis dan anggukan kepala

"Begitu rupanya"

Mereka melakukan perjalanan menuju bandara dengan sesekali berbincang. Hingga tanpa terasa mereka telah tiba di bandara yang mereka tuju. Yudha membantu membawa koper Gina dan berjalan beriringan menuju pesawat jet pribadi miliknya. Tidak banyak yang mengenal Yudha di negara ini. Hanya segelintir orang saja yang tahu sosok pebisnis muda berbakat ini, karena Yudha juga tidak terlalu suka mengekspos diri. Dia dikenal dengan sebutan pebisnis muda misterius dikalangan media. Namun karena ketampanan dan sikap Yudha yang terlalu mengintimidasi, mereka berdua menjadi pusat perhatian para pengunjung bandara

*Waah tampan sekali pria itu? Beruntung sekali gadis disebelahnya

Benar, dia sangat tampan dan gagah. Cara berjalannya pun terlihat sungguh menawan

Siapa dia ya? apakah dia seorang model atau aktor? Aku tidak ingin memalingkan pandanganku darinya walau hanya untuk berkedip saja*

Yudha sama sekali tidak mempedulikan mereka. Sedangkan Gina berjalan tertunduk karena merasa tidak sebanding dengan Yudha. Yudha yang menyadari kalau Gina berjalan dengan sedikit melambat dan tertunduk, berinisiatif meraih tangannya sehingga mereka berjalan dengan bergandengan tangan. Gina terkejut dengan apa yanh dilakukan Yudha. Dia menatap tangan Yudha yang saat ini menggenggam tangannya itu cukup lama

"Tangan ini,,,, tangan ini adalah tangan dari orang yang beberapa kali mengulurkan tangannya untuk menolongku. Tangan yang mengeluarkan aku dari kegelapan dan melindungiku dari derasnya air hujan. Tangan yang membuatku merasa nyaman dan begitu tenang " kata Gina dalam hati kemudian tersenyum

Mereka pun akhirnya tiba di pesat jet pribadi milik Yudha. Koper mereka di bawakan oleh anak buah Yudha. Dan Yudha memegang tangan Gina untuk membantunya naik ke pesawat

"Perhatikan langkahmu" katanya pada Gina. Mereka berdua menaiki pesawat dengan 1 pilot, 1 co pilot dan 2 pramugari yang menemani perjalanan mereka.

Membutuhkan waktu selama beberapa jam perjalanan untuk mereka tiba di negara C

"Pejamkan matamu dan cobalah untuk tidur. Kamu terlihat begitu letih"

"Aku tidak ingin tidur. Karena ketika aku memejamkan mata, maka semua mimpi buruk itu akan datang padaku dan tidak ada yang bisa menolongku" wajah Gina terlihat begitu sedih

"Tenanglah, aku ada disini. Aku tidak akan membiarkan mu mengalami mimpi buruk lagi. Jadi kamu bisa beristirahat"

Awalnya Gina tidak ingin tidur namun Yudha berhasil meyakinkannya untuk tetap tidur. Yudha menyelimuti Gina dan mengubah posisi kursi menjadi sedikit terlentang agar dia merasa nyaman. Gina terus menggenggam tangan Yudha dengan sangat erat selama ia tertidur. Yudha terus memandang wajah Gina

"Apa kamu begitu takut untuk memejamkan mata? Apa yang membuatmu menjadi sangat takut seperti itu? Aku ingin tahu semuanya tentangmu, tapi aku tidak ingin kembali mengorek lukamu. Akan kucari tahu sendiri apa yang sebenarnya telah kamu alami "

Gina bangun dari tidurnya setelah satu jam perjalanan

"Kamu sudah bangun?" tanya Yudha yang saat itu tengah membaca buku mengenai bisnis

"Hmm"

Gina hanya menjawab dengan anggukan kepala

"Apa kamu sudah merasa lebih baik?"

"Iya, kurasa begitu"

"Makanlah sesuatu dulu"

Yudha menyodorkan kue strawberi coklat pada Gina

"Terimakasih"

Gina menerimanya dan mulai memakannya

"Perjalanan kita masih membutuhkan waktu sekitar 2 jam untuk tiba di negara C. Nanti kita langsung menuju ke rumahmu begitu kita tiba disana"

"Baiklah, kamu bisa mnegatur semuanya"

Gina tersenyum lembut. Ini adalah senyum pertama yang terlihat tulus dan indah dari Gina, Yudha sampai terpana dibuatnya

"Kenapa kamu menatapku seperti itu? Apa ada kue yang menempel di wajahku?" tanya Gina sambil meraba wajahnya sendiri

"Tidak ada. Sepertinya kamu sangat menyukai kue?" Yudha tersenyum tipis

"Iya, kue yang manis membuatku merasa tenang. Hingga bisa melupakan kepahitan yang aku rasakan"

"Apa hubungannya? Itu hanya teori yang kamu buat sendiri sebagai pembelaan diri. Mungkin coklat memang bisa membuat pikiran lebih relax, tapi kalau untuk kue yang membuat tenang kurasa itu sama sekali tidak benar" Yudha berkata dengan nada yang sedikit mengejek Gina

"Terserah kamu saja yang jelas aku merasa begitu" Gina memalingkan wajah dari Yudha dan kembali fokus dengan kue yang berada ditangannya

Setelah menempuh waktu perjalanan selama hampir 3 jam. Akhirnya mereka tiba di bandara internasional negara C, Satya juga merupakan salah satu asisten Yudha, dia telah menunggunya di bandara. Dia mendekat dan menyambut Yudha

"Selamat datang kembali tuan! Biar saya bawakan barang - barang anda"

"Terimakasih. Bagaimana kondisi disini?"

Mereka berjalan keluar dari bandara dan menuju parkiran mobil sambil sedikit berbincang

"Semuanya aman terkendali dan sejauh ini tidak ada masalah" katanya menjelaskan dengan santai

"Baguslah kalau begitu"

"Apa kita langsung pulang ke rumah utama?" tanyanya setelah mereka naik kedalam mobil

"Tidak, kita akan berkunjung ke kediaman kakek Dirga Sanjaya terlebih dulu"

"Baik, tuan!"

Mobil pun melaju ke arak kediaman Sanjaya. Wajah Gina terlihat senang ketika Yudha mengatakan akan kerumah kakeknya.

"Kenapa kamu senyum - senyum seperti itu?" tanya Yudha sambil memicingkan mata

"Aku merasa sangat senang dapat kembali mengunjungi rumah kakek. Karena sudah cukup lama aku tidak datang kemari. Aku sudah tidak sabar" kata Gina dengan antusias

"tenanglah, sebentar lagi kamu akan bertemu dengan keluargamu"

avataravatar
Next chapter