15 PEBISNIS MUDA YANG MENYERAMKAN

Gina dan Yudha tiba di kediaman Sanjaya. Terlihat wajah Gina yang begitu senang setelah tiba di depan rumah itu

"Ayo kita masuk" ajaknya kepada yudha dengan begitu antusias

"Nona Gina pulang. Cepat beritahu tuan besar dan nyonya" kata seorang penjaga kebun

"Selamat datang kembali dirumah nona Gina" sapanya ketika Gina mendekat dan melewatinya

"Terimakasih paman. Apa kakek dan mama ada di dalam?" tanya Gina kepada tukang kebun

"Iya nona, sikahkan masuk"

Gina menganggukkan kepala dan masuk ke dalam di ikuti Yudha dibelakangnya

"Mama? Kakek?" Gina berteriak dan mencari keberadaan orang yang dia saying

"Gina"

"Mama"

Gina berhambur ke pelukan mamanya dan menangis tersedu - sedu

"Apa kamu baik - baik saja?" Mama Gadis berkata dengan derai airmata sambil memeriksa tubuh Gina apakah ada yang terluka atau tidak. Dan dia menemukan tangan Gina seperti ada bekas luka bakar, memang tidak parah, namun itu masih mengembung.

"Apa ini sakit? Apa mereka yang melakukan ini padamu?"

"Ma, aku tidak papa. Aku sudah putuskan untuk tidak berhubungan dengan mereka lagi. Aku tidak ingin ada urusan apapun dengan mereka" Gina mengatakannya dengan tenang namun luapan emosi terlihat di matanya

"Mama tahu sayang. Kamu tidak perlu pedulikan mereka. Ada mama dan kakek disampingmu"

"Iya ma"

Gina kembali memeluk ibunya dengan erat

"Rupanya kalian yang datang. Kakek kira ada siapa. Tapi apa kalian datang berdua?" tanya kakek Dirga menatap curiga pada Gina dan Yudha

"Kami memang sengaja datang berdua. Kami ingin membicarakan hal penting dengan kakek dan tante" Yudha berkata dengan begitu tenang

"Bicaralah"

"Kami memutuskan untuk menikah. Karena itu kami datang kemari"

Kakek Dirga dan mama Gadis saling menatap kemudian tersenyum

"Bagus! Itu kabar yang kami tunggu! Kapan kalian akan menikah?"

"Besok" jawab Yudha tenang

"Apa? Besok?"

Mama Gadis dan kakek Dirga begitu terkejut hingga mengucapkan kata yang sama dengan serempak dan saling menatap

"Tapi kita belum melakukan persiapan?" kata kakek Dirga dengan sedikit bingung

"Tidak perlu bingung kek, kita ke KUA setelah itu kita adakan makan malam keluarga. Bagaimana?" Yudha dengan tenangnya berkata dan senyum tipis mengembang di wajahnya

"Baiklah, kalau begitu. Kita Hubungi kakek dan nenekmu untuk memberitahukan perihal masalah ini"

"Kalau begitu saya permisi. Saya harus pulang menemui kakek dan nenek. Besok saya akan kemari untuk menjemput Gina pergi ke KUA"

Yudha berdiri dan hendak pergi setelah mengatakan itu

"Yudha terimakasih banyak" Gina berkata dengan penuh ketulusan dan Yudha menanggapinya dengan senyum, kemudian melenggang peegi meninggalkan kediaman Sanjaya.

"Satya, bagaimana dengan masalah perusahaan Jaya Makmur?" tanya Yudha ketika sudah memasuki mobilnya

"Perusahaan itu hendak menyabotase barang dari pabrik kita dengan mengganti label milik mereka. Aku sudah memeriksa semuanya dan itu terbukti benar" Satya menjelaskan dengan santai

"Aku mengerti, kita temui mereka sekarang!"

"Baik tuan!"

Satya dengan cepat mengendarai mobilnya menuju perusahaan Jaya Makmur. Hingga tidak membutuhkan waktu lama untuk tiba diperushaan itu. Yudha turun dari mobil dengan anggun dan berjalan dengan gagah memasuki gedung Jaya Makmur. Yudha berjalan dengan kedua tangan dimasukkan di dalam saku celananya. Aura mengintimidasi sungguh kuat terasa disekitar Yudha, menjalar menjadi hawa yang kian merinding berada disekitarnya

"Permisi. Kami datang kesini untuk bertemu dengan pak Bowo. Tolong sampaikan padanya kalau saya, Yudha Arya Kusuma ingin bertemu dengannya" kata Yudha yang bicara dengan nada dinginnya

Resepsionis masih tertegun menatap Yudha yang saat ini berdiri dihadapannya.

Tik tik

"Nona, maaf. Bisa saya berbicara dengan anda. Apa anda tidak mendengarkannya?" Satya menjentikkan jarinya untuk menyadarkan kembali gadis penjaga resepsionis

"Ah, maaf tuan akan saya tanyakan dulu pada sekertarisnya"

Resepsionis itupun meraih telpon dan menghubungi sekertaris pak Bowo. Tak lama dia kembaki bicara pada Yudha

"Tuan silahkan langsung naik ke kantai 5 ruang sebelah kiri! pak Bowo ada disana"

"Terimakasih"

Yudha dan Satya berjalan menuju lift dan hendak ke ruangan Bowo

Ting..

Setelah tiba di lantai 5 Yudha dan Satya berjalan menuju ruang yang diberitahukan sang resepsionis

"Ini ruangannya tuan"

Tok tok tok

"Masuk"

Satya membuka pintu dan mereka memasuki ruangan. Terlihat seorang pria paruh baya yang sedang duduk di kursi kerjanya

"Silahkan duduk! Ada keperluan apa ya anda kemari?" tanya pak Bowo sambil mendekat ke arah Yudha dan duduk bersama mereka

"Anda yakin tidak tahu alasan saya kemari?" kata Yudha yang duduk sambil melingkarkan tangan di dada dan kaki disilang. Nada suaranya terdengar dingin dengan bibir tersenyum sinis

"Saya tidak mengenal anda berdua" kata pak Bowo yang masih tidak mau mengaku salah

"Anda yakin? Kalau begitu biar saya beritahu. Saya sudah memiliki buktinya dan saya tidak suka pebisnis yang curang!" kata Yudha dingin kemudian Satya meletakkan semua bukti di atas meja. Pak Bowo membelalakkan mata terkejut melihat apa yang ada dihadapannya.

"Siapa kalian ini sebenarnya?"

"Saya Yudha Arya Kusuma. Anda sudah berani bermain curang dengan perusahaan saya. Akan saya pastikan perusahaan anda tidak bisa beroperasi lagi" katanya dengan senyum licik

Wajah pak Bowo seketika menjadi pucat, dia perdiri dari duduknya kemudian bersujud dihadapan Yudha

"Tuan saya mohon jangan hancurkan perusahaan ku. Saya mengaku bersalah. Tapi saya mohon beri saya kesempatan kedua"

"Tidak ada kesempatan kedua bagi orang licik seperti anda!" kata Yudha yang langsung berdiri dan pergi

"Satya, kamu tahu kan apa yang harus kamu lakukan?" katanya pada Satya tanpa menoleh

"Tentu saja tuan, akan saya pastikan kalau besok perusahaan itu tidak ada lagi!"

"Bagus! Kita pulang"

"Bos ini memang pebisnis muda yang menyeramkan" pikir Satya yang berjalan dibelakang Yudha sambil menggelengkan kepala

avataravatar
Next chapter