64 Maukah Kamu..

"Kamu mau bawa aku kemana?"nita teraneh siang ini adit menelponnya untuk bersiap-siap,adit tidak memberitahukan nita kemana dia mau membawanya.

Hanya senyuman di wajah adit sebagai jawabannya.

Nita terdiam sesaat setelah tidak ada jawaban atas pertanyaannya.Di pikirannya terlintas sesuatu yg akan segera dia tanyakan

"Kamu belum menceritakan tentang mantan pacarmu sewaktu kuliah dulu padaku"

Sontak saja adit tertawa"pasti gadis kecil itu yg memberitahumu"

Melihat ekspresi yg biasa saja membuat nita menjadi tidak tertarik,karena sepertinya itu memang sudah menjadi masa lalunya,dan juga sudah berlangsung lama.

"Nadine romanov"celetuk adit"dia itu pacarku sewaktu kuliah dulu,dia pintar sepertimu dan pandai bergaul dengan banyak orang"

"Sepertiku?"hati nita berucap"apa dia menyukaiku karena begitu sama dengan mantan kekasihnya itu?"

Adit kemudian tersenyum,dia sepertinya tahu ada yg salah dengan ucapannya.

"Aku tidak bermaksud menyamakan kalian"sambung adit"tapi ada satu hal yg sangat berbeda dari kalian,nadine sangat tidak menyukai anak-anak. Hampir lima tahun kami berpacaran"

" Itu terdengar seperti pengasuh bagiku"Nita tersenyum ke arah adit"apa kalian tidak pernah memiliki rencana menikah setelah begitu lama berpacaran?"

"Dia tidak menyukai ayah dan ibuku"jawabnya"dia sudah terbiasa dengan kehidupan tanpa pengekangan,dia hidup seperti itu sedari kecil di negaranya"

"Di negaranya"nita terkaget"kamu pacaran sama bule?"

Adit tertawa kecil dan membenarkan ucapan nita.

"Pantas saja"nita tiba-tiba terkekeh"aku rasa dia orang perancis,karena kamu cuma bisa merayu dalam bahasa itu"

Disindir seperti itu adit hanya tertawa"sekarang juga pacarku bule"

Nita mengernyit"siapa?"

Adit tidak lantas menjawabnya,dia mengeluarkan tawanya terlebih dulu.

"Preety Noona(dalam bahasa korea)Yg ada disampingku ini"jawabnya"saranghaeyo noona,bule oriental"

Nita dibuatnya tertawa,adit adalah orang kesekian kalinya yg mengatakan wajah orientalnya itu yg memang dia dapatkan dari ibunya,tapi dia mewarisi mata yg indah dari ayahnya,berwarna coklat.

Adit menghentikan mobilnya di depan sebuah rumah yg begitu besar,yg pertama kali nita melihat rumah seperti itu.

Adit menatap nita sebelum keluar dari mobilnya,dan berkata:

"Maukah,kamu membuat hubungan kita ini lebih serius?"

"Maksudmu?"

"Aku akan memperkenalkanmu pada orang tuaku"jawabnya"aku akan segera melamarmu setelah memperkenalkanmu pada mereka"

Wajah nita memucat,dia begitu terkejut adit dengan begitu cepat membawa hubungannya ke jenjang yg lebih serius.Dan dia tidak memberitahukan apa-apa pada nita kalau hari ini dia akan bertemu dengan orang tua adit.

"Ayahmu sedang dalam perjalanan pulang"Nita melihat sosok wanita paruh baya tapi begitu cantik dan elegan,dia begitu mirip dengan bella.

Wanita itu kini melihat ke arah nita dan tersenyum"siapa namamu?"

"Kanita"jawabnya

"Aku coba telpon ayah dulu"adit bicara pada nita"tunggulah sebentar"

Nita hanya tersenyum tanpa menjawab apapun,adit pergi meninggalkan mereka berdua.

"Adit bilang pada kami tentang bisnis investasi yg kamu kerjakan"wanita itu memulai pembicaraan dengan nita"jika dilihat dari bisnis yg kamu lakukan ini,kamu pasti memiliki latar belakang pendidikan yg bagus"

Nita memaksakan dirinya tersenyum,dan tidak menjawab apapun.Dia sedang berpikir jika latar belakang pendidikannya yg tidak disebutkan secara detail oleh adit,sepertinya dia juga tidak menyebutkan status nita yg sudah bercerai.

Tidak lama,adit yg terlihat bersama sang ayah pun bergabung.Dan lagi-lagi menanyakan hal yg sama seperti yg tadi ditanyakan pada nita,mereka tidak menyinggung sedikitpun tentang status pernikahannya yg dulu pernah gagal.

"Apa kamu terkejut karena aku tiba-tiba memperkenalkanmu pada mereka?"adit membuyarkan lamunan nita di tengah-tengah perjalanan pulang.

Nita terdiam sejenak"Apa mereka tahu aku pernah menikah?sepertinya kamu juga lupa memberitahukan mereka kalau aku adalah pekerja,bukan pebisnis"

"Kamu hanya menyembunyikan bisnis besarmu itu dalam pekerjaan yg kecil"jawab adit dia melemparkan senyum ke arah nita"mereka sepertinya menyukaimu"

"Benarkah"nita menatap adit"walaupun aku sudah pernah menikah dan bercerai"

"Mereka tidak mengetahuinya"adit menjawab dengan jujur"aku tidak memberitahukan pada mereka"

"Dan sebaiknya kita tidak usah mengungkitnya"sambung adit"kamu sepertinya sengaja membicarakan ini,dari awal memang kamu tidak benar-benar serius menjalin hubungan denganku"

"Apa maksudmu?"nita mengerutkan dahinya,dia begitu tidak sependapat dengan adit.Betapa selama ini dia selalu berusaha memprioritaskan adit di hatinya.

"Kamu masih mengharapkan yoga"

Pada awalnya nita tidak mempermasalahkan adit menyembunyikan statusnya,tapi kata-kata terakhirnya itu membuatnya begitu marah.

"Hentikan mobilnya"nita berkata sinis dengan tatapannya yg tajam ke arah adit,wajahnya memerah menahan kekesalannya.

"Kamu tidak perlu membawa nama yoga"ucap nita"sebaiknya kamu pikirkan seperti apa hubungan yg serius itu.Di hubungan kita tidak hanya ada kamu tapi ada aku didalamnya,mengambil keputusan tanpa melibatkanku bukankah itu berarti kamu tidak mengakui keberadaanku!"

Mendengar nita berkata seperti itu ,adit baru menyadari bahwa memang seharusnya tadi itu dia membicarakan terlebih dulu pada nita.

Tatapan nita terakhir nita yg begitu memperlihatkan kemarahannya,sebelum dia meninggalkan adit sendiri dalam mobilnya.

Nita berjalan dengan penuh kemarahan,dia memasuki sebuah taksi.Kali ini dia sudah bosan dan enggan untuk menjelaskan lagi bahwa semenjak dia menerima adit tidak ada sedikitpun di pikirannya untuk mengharapkan yoga yg memang nyatanya memang sudah menghindari nita.

Dia mengikuti semua yg adit lakukan,dari mengembalikan rumah dan uang yg pernah diberikan yoga.Bahkan sudah tidak bisa menemui axel,karena jarak rumah barunya itu yg cukup jauh dari sekolah axel.

Leri menatapnya penuh keanehan ketika nita datang ke rumahnya sore itu.

"Ada apa lagi?"leri tahu pasti sahabatnya itu sedang bermasalah dan duduk disamping nita.

Nita menarik napasnya begitu dalam sebelum dia menceritakan kejadian tadi,secara detail.Dia selalu merasa,jika dia tidak bertemu dengan leri di hidupnya ini pasti sudah lama dia menjadi pasien tetap psikolog.

"Aku kan sudah bilang jangan melakukan hal yg tidak mau kamu lakukan"leri mengingatkan"masih mengharapkan orang yg pernah menjadi bagian dari hidup kita itu tidak berdosa,nita"

"Kamu kan juga manusia,tidak akan dengan mudah melupakan semuanya"sambungnya"tapi karena sekarang kamu sudah mengambil keputusan jadi kamu harus bertanggung jawab"

Leri berbicara seperti itu karena dia juga merupakan singel parent,dia harus bercerai dengan suaminya ketika putri mereka berumur 2tahun dan itu sudah berlangsung selama 5tahun dan dia belum menikah kembali.

"Cepat pulang sana,adit pasti mencarimu"saran leri

Awalnya nita merasa malas jika harus bertemu dengan adit hari ini,tapi dia mulai berpikir membiarkan dan lari dari masalah itu adalah hal yg paling pengecut baginya.

"Baiklah"nita tersenyum melayangkan pikirannya.

Dan berpikir untuk sesaat dia merasa begitu bersikap berlebihan pada adit tadi.Seperti yg leri katakan tadi dia harus bertanggung jawab atas setiap keputusan yg diambilnya.Dia mengambil ponselnya dan menghubungi adit.

"Nita,kamu dimana?aku mencarimu"

"dirumah leri"nita tersenyum mendengarkan nada khawatir adit"aku minta maap,tadi itu aku bersikap terlalu berlebihan"

"Aku yg seharusnya meminta maap,karena membuat keputusan sendiri"

"Aku tahu yg kamu lakukan itu untuk kebaikanku"nita menarik napasnya begitu dalam"terima kasih"

"Tunggulah,aku akan menjemputmu"

"Ya,,"lalu mengakhiri pembicaraannya

Dan menatap dirinya sendiri begitu lama dari bayangan di layar ponselnya,seperti yg dikatakan leri bahwa sesempurna apapun dia hanya manusia.Yg di dalam hatinya yg besar masih ruangan kecil yg tertutup rapat.Dan itu bukanlah sebuah dosa jika hanya menyimpannya.

avataravatar
Next chapter