57 Mari kita bersahabat

Malam ini nita sudah membereskan semua barangnya,walaupun sebenarnya dia enggan untuk menempati rumah itu,tapi dia harus menepati janjinya.Dan pintunya diketuk seseorang dari luar,nita mengetahui pasti itu adalah bella,dan membukakan pintunya.

"Kamu mau kemana?"bella melihat barang nita yg sudah rapi dalam tasnya

Nita tersenyum"sekarang tidak akan ada lagi yg akan membantumu mengerjakan tugasmu,besok aku harus tinggal dirumah yg yoga berikan"

"Bukankah itu menyedihkan"sindir bella"itu seperti kamu meminta-minta pada mantan suamimu"

Nita tertawa kecil dia berpikiran sama dengannya"ya,itu sedikit menyedihkan.Tapi itu hanya sementara,sampai aku bisa membeli rumah dengan uangku sendiri.Untuk sekarang tidak apa seperti yg kamu sebutkan tadi demi putraku"

Bella tidak bisa menerima alasan apapun,dia tetap dengan pandangannya pada nita seperti yg dia sebutkan.

"Kamu tidak perlu lagi cemburu,kalau adit menemuimu disini.karena besok aku tidak disini lagi"perkataan nita itu membuat wajah bella berubah menjadi pucat seketika.

"Karena cuma aku yg tahu,kamu sangat menyukai kakakmu itu"sambung nita

"Mana mungkin seperti itu"bella bicara"dia kan kakakku"

Nita tersenyum dan merangkul pundak bella,mengusapnya"kamu menyukainya sejak kecilkan?aku tahu kamu tidak pernah menganggapnya sebagai kakak kandungmu,karena kalian tidak sedarah"

Bella begitu terkejut mendengarnya"kamu tahu darimana?kenapa kamu begitu banyak tahu semua hal?apa karena kamu sangat pintar sampai bisa tahu semuanya?"

"aku tidak sehebat itu"nita tertawa"kamu tahu aku sudah mempunyai pengalaman mengasuh anak,jadi aku tahu persis semuanya.Daripada kamu memusuhiku seperti ini lebih baik bila kita berteman"

Bella yg usianya lebih dewasa dari axel tidak begitu saja menerima tawaran nita menjadi temannya,dia masih terdiam.

"kamu tahu,menyukai seseorang itu butuh pengorbanan"nita menjelaskan"kamu harus rela merasakan sakitnya terlebih dulu untuk bisa merasakan bahagianya,begitu pun sebaliknya.Di usia kamu ini akan lebih baik jika kamu menggunakannya dengan hal yg lebih menguntungkanmu daripada menjadi seseorang yg penuh kebencian"

"Apa maksudmu?"bella penuh keanehan

Nita memencet hidung bella"ikutlah semua kegiatan sekolah yg akan membuat kesibukan,dan menghilangkan penyakit sister complexmu"

Bella melotot"penyakit katamu?"

Nita tidak bisa menahan tawanya"nikmatilah masa mudamu,buatlah hal-hal yg bermanfaat"

"Apa ini kata-kata perpisahan?"tanya bella"kenapa kamu tidak meminta kak adit yg membelikanmu rumah?bukankah kalau dia menyukaimu dia juga harus menerima putramu?"

Lagi-lagi nita dibuatnya tertawa"berapa kali aku bilang,kami tidak mempunyai hubungan seperti yg kamu sebutkan.Ini hanya sebuah pertemanan"

"Disekolahku juga,selalu mengawalinya dengan persahabatan tapi tiba-tiba mereka jadian"celetuk bella

"Itukan anak SMA"nita menghindar"kalau aku ini sudah dewasa!"

Bella kini tersenyum"bisa-bisanya kamu bilang seperti itu,awas aja kalau nanti kalian tiba-tiba pacaran!"

Nita hanya tersenyum mendengar ucapan bella,dia begitu sulit mengatakan tidak mungkin dan juga kemungkinan kedepannya.

"Bubu"siang itu axel tiba dirumah nita dan yoga yg mengantarnya.

Nita tersenyum memeluk axel"kamu gak bilang akan datang"

"Kamu kan sudah mengganti nomor ponselmu"ucap yoga seraya memberikan nita tas milik axel"axel bilang dia harus menghabiskan akhir pekan bersama bubu nya"

"Baiklah"nita mengusap pipi axel dan menghampiri yoga serta mengulurkan tangannya"berikan ponselmu"

Yoga memberikan yg nita minta dan membiarkannya menguasai ponsel miliknya.

Tidak lama nita mengembalikannya pada yoga"hubungi aku jika semua berkaitan dengan axel,dan jangan hubungi aku untuk hal-hal yg tidak penting"

Nita membawa axel masuk ke dalam rumah,dan meninggalkan yoga diluar.Yoga pun sepertinya tidak ada rencana untuk mampir,siang ini dia masih ada pekerjaan di rumah sakit.Dia bergegas masuk ke dalam mobilnya,dan begitu penasaran untuk melihat ponselnya.

Dia tertawa kecil melihat nama kontak yg nita simpan di ponselnya, tulisan MANTAN ISTRI CANTIK di ponsel yoga menjadi begitu menarik baginya.

"Bagaimana ekskul komputermu?"tanya nita

"Aku sudah bisa membuat game sendiri"axel begitu senang dan mengeluarkan sesuatu dari tasnya"aku mau memperlihatkan harta karunku pada bubu"

Nita melihat buku tabungan yg dulu pernah dia dan axel pernah buat.

Nita memeluk axel"bagaimana kalau bulan depan kita membeli tablet yg kita rencanakan dulu"

"Benarkah?"axel tersenang"apa bubu sudah punya uang?"

"Tentu saja"jawab nita,nita begitu yakin dia bisa membelikan apa yg axel impikan sejak lama.

Dan ketika bel pintu rumah tiba-tiba berbunyi,nita dan axel teraneh karena tidak sedang menunggu siapapun.

"Bella"nita terkejut senang melihat bella dan tentu saja dia membawa aditya yg masih sibuk memarkirkan mobilnya"masuklah,kebetulan di dalam ada axel"

Sebelum dia pergi kemarin,nita memberikan alamat rumahnya pada bella.Dia akan senang jika bella mengunjunginya.

Dan seperti biasa bella dengan sikap polosnya masuk ke dalam rumah.Nita masih menunggu aditya keluar dari mobilnya.

Aditya tersenyum seraya menghampiri nita"bella bilang dia ingin mengunjungimu"

"Kebetulan ada axel juga"nita merasa dia memang cocok menjadi pengasuh anak-anak buktinya kali ini bella dan axel menempel padanya.

"Tadi siang proposal pengajuan penyewaan alat kesehatan modern sudah di ajukan ke semua rumah sakit swasta"rupanya aditya ikut bella untuk membicarakan ini"aku juga sudah mengetahui dimana tempat bisa membeli alatnya,jadi tinggal menunggu mereka menghubungi kita"

Nita tertawa kecil"sebaiknya kita bicarakan ini nanti,axel sedang mengunjungiku.Bagaimana kalau kamu ikut bergabung?"

"Bolehkah?"aditya ragu jika axel tidak mengijinkannya.

Nita tersenyum"apa kamu bisa membantuku memasak?pasti bella dan axel belum makan"

"Aku bisa membantumu"dengan senang hati aditya menerima tawaran nita.sementara axel dan bella begitu akrab walaupun baru bertemu.Nita dan aditya sepertinya juga kompak menyiapkan makanan di dapur.

"kamu lihatkan"bella bicara pada axel"kakaku itu keren,dan dia menyukai ibumu"

"Ayahku juga keren"axel tidak mau kalah

"Tapi mereka sudah berpisah"bella seperti menghasut axel"kitakan berteman,jadi kamu harus setuju kalau mereka pacaran"

Axel yg baru kelas satu sekolah dasar di cekoki perkataan yg sama sekali dia tidak mengerti.Sepertinya dia tidak peduli apa yg dikatakan bella.

"Sebaiknya kamu fokus pada pisau dan sayurannya"nita menyindir aditya yg sedari tadi memperhatikan nita memasak "nanti kamu salah iris tanganmu"

Sontak saja aditya tertawa kecil"itu salahmu kenapa kamu selalu begitu menarik perhatianku"

"Ya aku tahu,pasti mau bilang aku cantik"nita bicara begitu percaya diri,membuat aditya tersenyum dan berharap malam ini berjalan lambat,supaya dia bisa lebih lama lagi bersama wanita yg selalu membuatnya merasakan hal yg berbeda setiap kali bersamanya.

avataravatar
Next chapter