62 Hidup lebih baik

"Mulai sekarang ini rumahmu sendiri"seru adit

Dia dan nita berdiri di sebuah rumah berlantai dua,lengkungan senyuman terlihat di wajah nita.

Dia begitu cepat merasakan setiap perubahan yg merupakan hasil kerja samanya dengan adit,kali ini hidupnya akan lebih baik.

"Kamu,hebat sekali"puji nita"padahal bisnis yg kita lakukan baru beberapa bulan

Aditya tersenyum"bukankah kamu yg hebat,investasi inikan idemu.Dan aku hanya menjalankannya"

Wajah nita begitu berbinar,melangkahkan kakinya ke setiap sudut rumah.Adit mengikutinya dengan sabar.Dia begitu susah payah mencari rumah yg menurutnya sesuai dengan karakter nita.

"Apa sebaiknya kamar bella di atas?"nita meminta saran adit,dia memasuki sebuah kamar di lantai dua.Kamar itu memiliki teras yg menghadap ke arah jalan,dengan pemandangan rumah-rumah lainnya yg begitu megah dibandingkan dengan rumahnya.

"Sepertinya ini cocok menjadi kamarmu"adit menghampiri nita yg menikmati pemandangan dari luar teras"kamu bisa melihat semua dari atas sini"

Nita sepertinya berpikiran sama seperti adit.

Dan melangkah kembali,untuk melihat ruangan lainnya.

"Kenapa kamu begitu ingin aku pindah kesini?"

Adit tersenyum memandang indah sosok nita"aku tidak mau kamu berhubungan lagi dengan masa lalu mu"

Lalu melangkah menghampiri nita"aku tidak mau kehilanganmu lagi"

Nita hanya tersenyum tidak berkata apapun,dia masih sibuk melihat barang-barang yg sudah tersimpan begitu rapi.Adit benar-benar mempersiapkannya dengan baik,dia begitu berusaha memberikan yg terbaik untuk nita.

Dia menggapai tangan nita,menariknya secara halus untuk lebih mendekat kehadapannya.Satu tangannya kini berpindah di antara leher dan pundak yg indah milik nita.Mendekatkan bibirnya di bibir nita,terdiam untuk sesaat dan melepaskannya ketika mengetahui nita tidak membalas ciumannya.

"Ada apa?"adit menatap wajah cantiknya begitu lekat,dia merasa sosok dihadapannya bersikap begitu dingin hari ini.

Nita yg baru menyadari hubungannya dengan adit adalah sebuah hubungan yang dewasa,segera memperbaiki kesalahannya dengan senyuman.

Melihat senyuman di wajah nita,membuat adit mencoba kembali melakukan usahanya yg tertunda tadi.Dan kali ini nita mengikutinya,membalas setiap gerakan lembut pada bibirnya itu.

Ada hal lain yang nita rasakan,adit memperlakukannya begitu lembut.Hingga seperkian detik,sebelum terdengar sebuah teriakan dari luar rumah.

"Kakak.."

Teriakan bella itu membuat tangan nita begitu reflek mendorong adit.

Segera berjalan ke arah ke arah pintu dan membukanya.

"Kenapa wajahmu merah seperti itu?"tanya bella begitu melihat nita membukakannya pintu,dan ketika masuk ke dalam rumah matanya begitu tajam melihat ke arah wajah adit yg terlihat lebih berbinar dari sebelum mereka berangkat tadi,dan terlihat seperti menahan senyumannya.

Bella menatap mereka dengan penuh kecurigaan.

"Kakak,aku sudah lama menunggu di mobil"bella merengek"aku bisa terlambat ke acara temanku!"

Adit tertawa kecil,dia hampir lupa tadi itu dia pergi bertiga untuk melihat rumah baru nita.Bella menunggunya di mobil setelah mereka menurunkan koper-koper yg berisi pakaian nita dan bella.Hari ini dia harus segera pergi ke acara ulang tahun teman sekelasnya,dan adit berjanji mengantarnya karena dia juga harus kembali ke tempat kerjanya.

"Maap,aku tidak bisa membantumu membereskan barang-barang"kedua tangannya menempel di pipi nita yg halus.

"kakakk...!!"bella berteriak

"Cepat pergi"nita tertawa kecil dan mendorong adit untuk berjalan ke arah mobilnya,menghampiri bella yg sudah terkesal menunggunya.

Nita melambaikan tangannya,dan segera masuk ke dalam rumah.

Dia masih banyak pekerjaan untuk rumah barunya ini.

Setelah cukup lama membereskan barang-barang di rumah barunya,nita kembali menuju ke kamarnya di lantai dua untuk beristirahat.Tetapi dia sangat ingin menikmati udara malam ini dari teras kamarnya,melihat lampu-lampu rumah yg menghiasi malam ini menjadi begitu indah.

Melayangkan pandangannya ke setiap penjuru,dan terhenti di satu sudut kanannya.Jaraknya memang begitu jauh,tapi nita sangat mengenal pasti sosok yg dilihatnya itu.

Matanya tidak berkedip dan mencoba untuk fokus,dan memanglah itu sosok yoga yang dikenalinya,tubuhnya yg tegap dan pakaian lengkap dengan jas putihnya yg menjadi satu ciri khasnya.Dia seperti sedang melakukan pembicaraan dengan seorang laki-laki paruh baya disampingnya itu.

Nita bergegas berlari ketika seseorang disamping yoga seperti menunjukan sesuatu ke arah tempat yg mendekati nita.

Meskipun kecil kemungkinannya yoga bisa melihatnya dengan jarak yg seperti iti.

Tapi akan lebih baik jika nita menghindarinya,dia sudah tidak ingin melihat apapun lagi tentangnya walaupun dari jarak yang jauh.

"kenapa aku harus melihatnya sekarang"nita berguman dalam hatinya penuh kekesalan.

avataravatar
Next chapter