webnovel

CEO itu adalah Ayahku

Kehidupan gadis bernama Misty Connors berubah sejak kedua orang tuanya meninggal. Misty berpikir dia akan kehilangan segala-galanya. Rumah, kuliah dan kehidupannya. Namun sebelum Misty kehilangan semua itu, seorang malaikat penyelamat datang menolongnya. Gadis itu tidak pernah tahu jika dia memiliki ayah baptis yang tampan bernama Zach Leroux, seorang CEO perusahaan Leroux di Paris yang belum menikah. Saat itulah Misty mengetahui jika Zach adalah teman dekat orang tuanya semasa kuliah. Tinggal berdua dengan pria menawan seperti Zach merupakan ujian yang berat bagi Misty. Pasalnya dia harus sport jantung menahan perasaannya kepada Zach. Namun siapa sangka, Zach pun merasakan yang yang sama. Sayangnya jalan menuju bersatunya cinta mereka tidaklah mudah. Terutama status ayah baptis yang disandang Zach membuat hubungan ini tampak terlarang. Ditambah keluarga Zach yang tidak mudah dihadapi. Akankah Misty harus melepaskan perasaannya kepada Zach? Atau dia memilih untuk memperjuangkan perasaannya yang membawa gadis itu menuju resiko yang begitu besar?

Marrygoldie · Teen
Not enough ratings
15 Chs

7.Jeritan

Kita tidak bisa mengendalikan rasa cemas kita. Terutama jika hal itu berhubungan dengan orang yang disayangi.

* * * * *

Keesokan harinya, Misty bangun dari tidurnya dengan perasaan yang jauh lebih baik. Tidurnya begitu nyenyak tanpa beban yang menghantui pikirannya. Dia melihat sekeliling kamarnya. Gadis itu tampak senang karena Zach menyiapkan kamar khusus untuknya. Tapi sepertinya Zach meminta seseorang yang tidak pandai dalam mendesain ruangan untuk menyiapkan kamarnya. Karena bagi mata seni Misty, hal yang bagus dari kamar itu hanya ayunannya saja. Pikiran  Misty pun berkelana ingin mendesain kamarnya sendiri. Ide itu membuat Misty semakin bersemangat.

Segera dia turun dari ranjang lalu membersihkan diri. Dia akan meminta Zach untuk memberikan Jeremy padanya. Dia ingin mengunjungi toko yang untuk membeli beberapa peralatan. Misty mempercepat acara mandinya. Dia membuka lemari pakaiannya. Nafasnya tercekat saat melihat isi lemarinya. Dia melihat beberapa pakaian baru yang bersanding dengan pakaiannya sendiri. Padahal semalam gadis itu tidak melihat pakaian-pakaian baru di ada di lemarinya. Dia pun bertanya-tanya sejak kapan pakaian baru itu datang?

Tanpa pikir panjang, Misty mengambil kaos berwarna pink dan juga rok pendek putih. Tak lama kemudian, Misty sudah berada di depan cermin dan memandang penampilannya. Dia sangat menyukai rok itu. Membuat kakinya terlihat lebih panjang. Setelah mengenakan sepatu sneakers, Misty pun bergegas keluar mencari Zach. Dia berjalan menuju kamar pria itu. 

"Zach. Apa kau sudah bangun?" Misty mengetuk pintu.

Namun tidak ada suara dari balik pintu itu. Bahkan ketika Misty menempelkan telinganya di pintu, dia sama sekali tidak mendengar suara apapun. Gadis itu meraih gagang pintu dan membukanya. Dia melihat kamar itu tampak kosong. Ranjangnya tampak kacau tapi Zach tidak ada di sana.

"Zach." Panggil Misty kembali.

Tiba-tiba terdengar pintu kamar mandi terbuka membuat Misty mengikuti arah suara itu. Seketika matanya terbelalak melihat pemandangan di hadapannya. Segera dia menutup matanya dengan kedua tangannya.

"Aku akan kembali nanti." Segera Misty berbalik hendak pergi. Namun karena matanya ditutupi sehingga dia tanpa sengaja menabrak pintu. Gafis itu meringis sakit. kemudian melanjutkan langkahnya meninggalkan kamar Zach.

Zach menatap tingkah Misty dengan kebingungan. Dia seakan tidak tahu dosa apa yang telah dia perbuat.

* * * * * 

Zach yang duduk di kursinya tampak memegang dagunya sembari berpikir. Bahkan dia tidak terlalu mendengar ucapan Jeremy yang sedang menjelaskan jadwal pria itu hari ini. Dia masih saja memikirkan kejadian tadi. Sejak kejadian di kamar mandi, Misty benar-benar menghindarinya. Dia pun berpikir kesalahan apa lagi yang diperbuatnya.

"Mr. Leroux. Apakah anda mendengarkan saya?" tanya Jeremy menyadarkan Zach.

"Oh, maafkan aku, Jeremy. Aku sedang tidak fokus." Zach tersenyum kikuk.

"Ada apa dengan anda, Mr. Leroux? Apakah anda dan Misty belum berbaikan?" tanya Jeremy cemas melihat atasannya tidak memperhatikan ucapannya.

Zach menggelengkan kepalanya. "Tidak, Jeremy. Kami sudah berbaikan semalam. Hanya saja Misty menghindariku lagi pagi ini. Aku tidak mengerti kesalahan apa yang sudah kuperbuat."

"Apakah terjadi sesuatu pagi ini yang mendorong Misty menghindari anda, Mr. Leroux?"

Zach mengingat kejadian pagi ini ketika Misty berteriak dan berbalik dari kamarnya. "Pagi ini, Misty mengunjungi kamarku. Lalu aku keluar dari kamar mandi. Tiba-tiba dia memekik dan berlari keluar."

"Memekik dan berlari keluar?" Jeremy berusaha menerka-nerka apa yang terjadi dengan putri baptis atasannya. Lalu tiba-tiba mata pria itu melotot ketika membayangkan apa yang terjadi pagi itu. "Oh, mon Dieu! Apakah anda tidak memakai pakaian sama sekali,Mr. Leroux?"

Seketika Zach melotot mendengar pertanyaan Jeremy. Pria itu melempar pena di atas meja ke arah Jeremy.

"Apa kau gila? Kau pikir aku berkeliling rumah dengan tubuh telanjang? Tentu saja tidak. Aku mengenakan handuk yang melilit di pinggangku."

"Ahhh... Sepertinya saya tahu apa yang membuat Misty menghindari anda, Mr. Leroux." Jeremy terkekeh geli.

Seketika Zach bersiap mendengarkan penjelasan sekretarisnya. "Katakan padaku. Apa alasannya?"

"Karena anda bertelanjang dada." Jeremy menunjuk dadanya sendiri.

Zach memicingkan matanya. "Karena aku bertelanjang dada? Tapi bukankah gadis seusia Misty terbiasa dengan pandangan itu? Apalagi di Amerika bukankah tenlanjang dada bukanlah hal yang mengejutkan."

Jeremy menghela nafasnya. "Hal itu berlaku bagi bagi wanita matang, Mr. Leroux. Misty masih muda. Tentu saja melihat dada telanjang pria bukanlah hal yang biasa."

Kepala Zach tertunduk lemas. "Oh, mon Dieu! Mengapa sulit sekali menjadi ayah untuk gadis muda seperti Misty."

Jeremy terkekeh mendengar keluhan Zach. Pria itu memahami ini adalah pengalaman pertama Zach menghadapi gadis mudah seperti Misty. Tapi dia juga bisa melihat keinginan keras Zach agar bisa menjadi ayah yang bain untuk Misty.

"Anda bisa meminta maaf padanya, Mr. Leroux. Misty pasti memahami jika anda belum terbiasa dengan kehadirannya." Saran Jeremy.

Zach mendongak dan tersenyum. "Terimakasih, Jeremy. Oh, ya satu hal lagi. Bisakah kau mendaftarkan Misty ke Paris collage of art jurusan desain interior?"

Jeremy menganggukkan kepalanya. "Tentu saja bisa, Mr. Leroux. Serahkan pada saya."

"Kalau begitu kau bisa melanjutkan pekerjaanmu."

Kemudian Jeremy berbalik meninggalkan ruangan Zach. Setelah sendirian di ruangannya, Zach meraih ponselnya lalu menghubungi Misty. Dia akan meminta maaf kepada Misty seperti yang dikatakan oleh Jeremy. Setelah mendengar nada tunggu beberapa kali, akhirnya Zach bisa mendengar suara Misty. Namun saat hendak mengatakan tujuannya, tubuh Zach menegang. Dia mendengar Misty menangis.

"Misty, ada apa? Mengapa kau menangis?" tanya Zach cemas.

"Zach. Aku baru saja ingin menelponmu. Bagaimana ini? Aku benar-benar takut." Panik Misty.

Seketika Zach langsung berdiri karena begitu mencemaskan gadis itu. "Apa yang terjadi? Di mana kau? Aku akan segera ke sana."

"Aku tidak tahu aku berada di mana. Aku tidak tahu jalan pulang. Aku benar-benar tersesat. Dan tadi tasku dicuri. Beruntung ponselnya berada di tanganku bukan di tasku."

"Oh, mon Dieu! Tenanglah, Misty. Jangan takut. Nyalakan GPS-mu. Aku akan segera ke sana." Zach berusaha menenangkan wanita itu.

"Baiklah."

Setelah menutup telpon itu, Zach bergegas meraih jasnya. Kemudian pria itu bergegas keluar sembari menyalakan GPS untuk mencari keberadaan Misty. Setelah keluar dari ruangannya, pria itu menghampiri meja Jeremy.

"Jeremy, siapkan mobil dan batalkan rencana siang ini." Perintah Zach.

"Baik, Mr. Leroux. Apakah ada masalah?" heran Jeremy.

"Misty tersesat. Tasnya juga dicuri."

Jeremy tampak terkejut. "Oh, mon Dieu! Saya harap dia baik-baik saja."

"Kuharap juga begitu." Zach pun berlari menuju lift. Dia menemukan keberadaan Misty. Gadis itu berada di Arc de triomphe de l'Étoile. Jarak menuju monumen itu sekitar lima belas menit jika tidak ada kemacetan. Zach harus bergegas menemukan gadis itu.

* * * * *