'Kamu berhak marah, Kirana. Kalau dia melakukan sesuatu yang kamu benci, kamu berhak marah. Kamu juga boleh sedih dan kecewa. Itu adalah hakmu.'
Kirana tersenyum getir sambil memandangi cincin berhias batu-batu kelahiran yang sudah kembali menghiasi jari manisnya. Jika bisa, ingin dia buang saja perhiasan tersebut. Sayangnya, ternyata dia tidak sampai hati untuk melakukannya.
Sebelum pergi joging pagi ini, Kirana memang sempat melepas cincin tersebut, lalu dia lempar ke tong sampah yang ada di kamarnya. Namun, sepulang olahraga, dia merasa tak seharusnya membuang cincin yang tidak berdosa itu.
Kirana masih marah. Hati-hatinya benar-benar terluka setelah mengetahui tunangannya pernah menghabiskan malam bersama perempuan lain.
Memikirkan bagaimana dirinya telah dikhianati sejak awal, Kirana sempat berpikir untuk langsung memutus ikatan pertunangan yang baru saja terjalin akhir pekan kemarin. Dia merasa tidak sanggup menikah dengan orang yang telah menghancurkan kepercayaannya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com