Mengisahkan Dua remaja dari keluarga yang bermusuhan bertemu secara kebetulan dan jatuh cinta. Asmara mereka pun akhirnya mengubah nasib dua keluarga.
17 tahun yang lalu..
Di rumah Bagus,
Di ruang tengah..
"Apa kamu hamil?", tanya Bagus.
"Iya mas, aku hamil", jawab Anggi.
"Kamu hamil dengan siapa?", tanya Bagus lagi.
"Saya hamil dengan adik sepupunya mas Kamil", jawab Anggi lagi.
"Reno maksud kamu?", tanya Bagus lagi.
"Iya mas, sama Reno", jawab Anggi lagi.
"Keterlaluan, kita ke sana sekarang", kata Bagus.
Di rumah Kamil,
Di ruang tengah..
"Oke jadi kita sepakat ya pernikahan Reno dan Rini tanggal lima belas minggu ini ya jeng", kata Titah.
"Iya jeng, pokoknya atur saja deh", sambung bu Leni.
Di depan rumah..
"Assalamu'alaikum", Bagus memberikan salam pada Asep.
"Wa'alaikumussalam", Asep menjawab salam dari Bagus.
"Kamil ada?", tanya Bagus.
"Ada pak, di dalam", jawab Asep.
"Minggir kamu, hayuk kamu masuk", kata Bagus yang mengajak adiknya masuk kedalam rumah Kamil.
Bagus pun langsung masuk ke dalam rumah Kamil yang ternyata di rumah Kamil sedang ada tamu yaitu persiapan acara pernikahan Reno dan Rini.
Bagus menuntut agar Reno adik sepupu Kamil untuk bertanggung jawab karena adiknya hamil, lalu Reno tidak mengakui kalau Reno yang menghamili adiknya Bagus.
Kamil pun menugaskan security rumahnya untuk mengusir Bagus beserta adiknya keluar dari rumahnya.
Di ruang tengah lagi..
"Ya sudah gitu saja ya jeng, kalau begitu saya pamit pulang ya jeng, assalamu'alaikum", bu Leni pamit pada Titah dan keluarga, bu Leni juga memberikan salam pada semua yang ada di ruang tengah.
"Wa'alaikumussalam", semua yang ada di ruang tengah menjawab salam dari bu Leni.
Di depan rumah lagi..
"Loh, loh, pak..", kata Asep.
"Aah.., minggir kamu", sambung Bagus.
Di ruang tengah lagi..
"Bi..", Titah memanggil Kamil.
"Muhun mi"
(Iya mi), jawab Kamil.
"Junior atos ibak tacan?"
(Junior sudah mandi belum?), tanya Titah.
"Tacan mi"
(Belum mi), jawab Kamil lagi.
"Jo.."
"Inggih bu"
(Iya bu), jawab Paijo.
"Pitulung mandikan Junior nggih"
(Tolong mandikan Junior ya), pinta Titah.
"Laksanakan bu", Paijo melaksanakan perintah dari Titah.
"Ngek, bereskan ya", pinta Titah lagi.
"Siap bu", Cengek melaksanakan perintah dari Titah.
Di depan rumah lagi..
"Kamil keluar kamu", pinta Bagus.
Di ruang tengah lagi..
"Siapa sih bertamu ke rumah orang kok gak sopan banget sih", kata Titah.
Di depan rumah lagi..
"Kamil keluar kamu..", pinta Bagus lagi.
"Pak jangan seperti..", kata Asep.
"Alah sudah diam kamu..", sambung Bagus.
Di ruang tengah lagi..
"Mi siapa sih, ketuk pintu kok keras sekali?", tanya Kamil.
"Tidak tau bi", jawab Titah.
"Ngek coba kamu lihat siapa di depan", pinta Kamil.
"Siap pak Kamil", Cengek melaksanakan perintah dari Kamil.
Di depan rumah lagi..
"Majikan kamu mana?", tanya Bagus.
"Ada tuan..", jawab Cengek.
"Minggir kamu", kata Bagus.
Di ruang tengah lagi..
"Itu siapa sih, abi ke depan rumah saja deh", kata Kamil.
"Iya bi hati-hati ya", sambung Titah.
"Iya mi..", seru Kamil.
Di depan rumah lagi..
"Ada apa sih kok ribut-ribut?", tanya Kamil.
"Akhirnya keluar juga kamu, ini lihat adik saya, gara-gara ulah adik sepupu kamu, dia hamil, saya minta pertanggung jawaban dari adik sepupu kamu", kata Bagus.
"Apa!!, adik sepupu saya menghamili adik kamu, gak mungkin gus, saya gak percaya, ini akal-akalan dari adik kamu saja ya kan agar pernikahan adik sepupu saya dengan anak temannya istriku itu batal iya kan?, setelah rencana kamu berhasil barulah kamu merebut istri saya benar begitu kan?", tanya Kamil.
"Benar mas, ini anak Reno, bukan akal-akalan dari saya atau mas Bagus", jawab Anggi.
"Baik kalau begitu kita tanya langsung pada Reno"
Lima menit kemudian..
Di ruang tamu..
"Reno.."
"Muhun a, aya naon?"
(Iya a, ada apa?), tanya Reno.
"Kadieu sakedap"
(Kesini sebentar), jawab Kamil.
"Muhun a.."
(Iya a..), seru Reno.
"Anggi ngapain dia ke sini sama kakaknya lagi, jangan-jangan..", kata Reno dalam hati.
"Reno dengar, aa mau nanya"
"Iya a, silahkan tanya apa?", tanya Reno.
"Apa benar, kamu menghamili Anggi, adiknya Bagus?", tanya Kamil juga.
"Haa.., saya menghamili dia, saya kenal dengan dia saja tidak, jangan ngaku-ngaku kalau kamu hamil anak saya, a dengar ya semua itu fitnah..", jawab Reno.
"Tuh kamu dengar sendiri kan dari adik sepupu saya, kalau dia tidak menghamili adik kamu", kata Kamil.
"Alah.., mi pasti siasat kalian berdua ya kan?", tanya Bagus yang tidak percaya.
"Siasat saya darimana sih, bukannya ini semua siasat kamu?", tanya Kamil juga.
"Kamu jangan bohong ya, saya tidak mungkin menghamili kamu, saya kenal kamu saja tidak", kata Reno yang menolak untuk bertanggung jawab.
"Sekarang sudah tidak usah di lanjutkan lagi dan Asep..", kata Kamil.
"Muhun pak Kamil"
(Iya pak Kamil), jawab Asep.
"Suruh kadua orang ieu mios tina imah abdi"
(Suruh kedua orang ini pergi dari rumah saya), pinta Kamil.
"Muhun pak Kamil"
(Iya pak Kamil), Asep melaksanakan perintah dari Kamil.
Bagus dan adiknya pun pergi dari rumah Kamil, sesampainya di rumah Bagus menyuruh adiknya untuk istirahat di kamar, Bagus mengecek adiknya yang berada di kamar, di temukan bunuh diri dan meninggal dunia.
Bagus masih berduka setelah tujuh hari kepergian adiknya, Bagus juga mendapatkan kabar kalau adik sepupu Kamil, Reno akan menikah di saat dia sedang berduka, Bagus dendam pada adik sepupunya Kamil dan berniat untuk membunuhnya di saat Kamil dan keluarga berbahagia.
Bagus pun datang ke acara pernikahan Reno dan Rini bukan sebagai tamu melainkan untuk membunuh adik sepupunya Kamil, Reno di tembak saat ijab qabul akan di mulai, Reno pun meninggal dunia, dan di saat itulah permusuhan antara Bagus dan Kamil di mulai.
Setelah Reno meninggal dunia Kamil pindah sementara ke kanada untuk mengurusi perusahaan milik mertuanya, sebelum pindah Kamil melaporkan Bagus ke pihak yang berwajib atas tuntutan pembunuhan terhadap Reno, adik sepupunya itu.
Seminggu kemudian..
Di rumah Bagus,
Di ruang tv..
"Assalamu'alaikum, maaf tuan ini ada undangan, saya ingin memberikan undangan ini pada tuan seminggu yang lalu, tuan masih berduka", kata Dilla yang memberikan undangan pada Bagus.
"Wa'alaikumussalam, iya bi taruh saja di meja, oh ya bi sudah ada kabar belum dari istri saya kapan istri dan anak saya pulang?", tanya Bagus.
"Belum ada tuan..", jawab Dilla.
"Oh ya sudah buatkan saya kopi ya", pinta Bagus.
"Baik tuan..", Dilla melaksanakan perintah dari Bagus.
"Undangan, siapa yang menikah, Reno adik sepupunya Kamil, adik saya belum empat puluh hari dan juga saya masih dalam ke adaan berduka mereka malah mau senang-senang, tidak bisa saya biarkan ini", kata Bagus.
"Ini tuan..", kata Dilla yang memberikan kopi pada Bagus.
"Oh iya taruh saja di meja bi", sambung Bagus.
Di rumah Kamil,
Di kamar Reno..
"Cie.., yang sebentar lagi akan segera menikah", kata Titah.
"Umi..", Kamil junior berlari ke arah ibunya.
"Benar apa yang mbak mu bilang no, dan kalau aa lihat-lihat kamu ganteng banget ya", sambung Kamil.
"Iih mbak, aa, orang lagi panik karena deg deg an malah di godain", keluh Reno.
"Iya deh..", seru Titah dan Kamil.
"Emm mi, kita ke depan yuk, agar pengantin pria nya bisa siap-siap", ajak Kamil.
"Ya sudah yuk bi, mbak tinggal ya", sambung Titah.
Di rumah Bagus,
Di kamar Bagus..
"Saya sedang berduka kamu juga harus berduka Kamil", kata Bagus yang membawa senapan.
Di rumah Kamil,
Di taman depan rumah..
"Mi, sebentar lagi acara akan segera di mulai, kok Reno belum..", kata Kamil yang di potong pembicaraan oleh istrinya.
"Itu bi", sambung Titah yang memotong pembicaraan suaminya.
"Rasakan ini..", kata Bagus yang menembak Reno.
"Reno..", Titah teriak melihat Reno yang di tembak oleh Bagus.
"Reno, Bagus kamu, hemm..", Kamil pun berkelahi dengan Bagus.
"Halo ambulance", Fitroh menelepon ambulance.
"A, sudah?", tanya Titah.
"Sudah tah", jawab Fitroh.
"Lalu bagaimana cara kita menghentikan mas Kamil, a?", tanya Titah lagi.
"Kalau masalah menghentikan Kamil, biar itu menjadi urusan aa, tah, aa titip Nawaz ya", jawab Fitroh.
"Iya a..", seru Titah.
"Hentikan Kamil, Bagus, hentikan..", Fitroh mencoba untuk melerai perkelahian Kamil dan Bagus.
"Alhamdulillah ambulance sudah datang, mama, bibi, Junior, dan Nawaz ikut tante ya ke rumah sakit pakai mobil", kata Titah.
"Ya sudah, mama, bibi, Nawaz, dan anakmu ke mobil mu duluan ya", kata mama.
"Iya mah, biar ayah nanti sama Titah nyusul", sambung Titah.
"Ayah di ambulance saja, kamu dan yang lain nya ikuti dari belakang ya", sambung ayah juga.
"Iya ayah, mbak Nuzy, yuk", ajak Titah.
"Iya tah..", sambung mbak Nuzy.
"Sudah cukup Bagus, Kamil, jangan bertengkar lagi", kata Fitroh.
"Asalkan a Fitroh tau ya saya tidak terima, gara-gara adik sepupu kalian berdua adik saya meninggal bunuh diri dan saya masih berduka kalian malah senang-senang, Reno juga menikah dengan orang lain dengan adik saya", sambung Bagus.
"Tunggu sebentar, apa hubungannya adik sepupu saya dengan adik kamu yang bunuh diri itu?", tanya Fitroh.
"Adik sepupu kalian berdua menghamili adik saya, Reno juga tidak mau bertanggung jawab", jawab Bagus.
"Itu rencana kalian berdua kan, biar adik sepupu saya tidak menikah dengan adik dari temannya istri saya, lalu kamu bisa melanjutkan untuk mengatur siasat lagi kan, yaitu merebut Titah dari saya, iya kan..?", tanya Kamil.
"Saya dan adik saya tidak merencanakan apa pun, dan satu lagi saya tidak terima kamu menuduhku untuk merebut istrimu dari kamu, ingat itu Kamil..", jawab Bagus.
"Sudah, sudah, sekarang kalian berdua sudahi perdebatan ini, oh ya Bagus lebih baik kamu pulang saja ke rumah dan kamu Kamil, lebih baik kamu hubungi istrimu dan kita ke rumah sakit sekarang", kata Fitroh lagi.
"Muhun a.."
(Iya a..), seru Kamil.
"Ya a, saya pulang, assalamu'alaikum", Bagus memberikan salam pada Fitroh.
"Wa'alaikumussalam", Fitroh menjawab salam dari Bagus.
"Ya sudah sekarang kamu sama istrimu masuk ke dalam mobil, itu tuh mobil ambulance nya sudah sampai", kata Fitroh lagi.
"Muhun a.."
(Iya a..), seru Kamil.
Di rumah sakit,
Di ruang IGD..
"Maaf pak silahkan tunggu di luar dulu, biar dokter periksa", kata suster.
"Baik sus..", sambung Kamil.
"Bi, bagaimana Reno?", tanya Titah.
"Sudah ditangani oleh suster dan dokter, kita tunggu saja di sini", jawab Kamil.
"Mil.."
"Iya a, kenapa?", tanya Kamil.
"Apa benar yang di bilang Bagus tadi, kalau Reno yang telah menghamili adiknya, sehingga adiknya depresi dan akhirnya bunuh diri?", tanya Fitroh juga.
"Tidak a, itu bisa-bisa nya Bagus saja, aa tau sendiri kan Bagus itu seperti apa, dia akan melakukan berbagai macam cara untuk merebut Titah dariku", jawab Kamil.
"Ya sudah kalau begitu nanti kita bahas lagi, sekarang kita fokus dengan Reno saja"
"Iya a..", seru Kamil.
Satu jam kemudian..
Masih di ruang IGD..
"Permisi, keluarga Reno?", tanya suster.
"Iya, bagaimana dengan adik saya, sus?", tanya Fitroh juga.
"Maaf pak, kami sudah berusaha semampu kami, tapi sayang saudara Reno tidak bisa di selamatkan, kami turut berduka cita", jawab suster.
"Apa!!, Adik saya meninggal dunia sus, Bagus hmm.."
"Loh, loh, mil, kamu mau kemana?", tanya Fitroh.
"Mau ke kantor polisi", jawab Kamil.
"Mil tunggu, tah.."
"Iya a, kenapa a?", tanya Titah.
"Kejar Kamil..", jawab Fitroh.
"Iya a, ayah maaf titip Junior ya, Titah mau kejar mas Kamil", kata Titah.
"Iya tah, hati-hati", sambung ayah.
"Iya ayah..", seru Titah.
Di lobby rumah sakit..
"Mas, mas Kamil.."
"Iya, loh kok kamu di sini, Junior dengan siapa sayang?", tanya Kamil.
"Aku titip ayah, mas, mas Kamil mau kemana?", tanya Titah juga.
"Saya mau ke kantor polisi", jawab Kamil.
"Untuk apa mas?", tanya Titah lagi.
"Mau melaporkan Bagus, karena Bagus adik sepupuku meninggal", jawab Kamil lagi.
"Besok atau nanti saja mas, keluarga kita masih berduka"
"Gak bisa sayang harus hari ini juga aku melaporkan Bagus ke kantor polisi"
"Tapi mas.."
"Maaf ya sayang aku gak bisa nuruti kemauan mu hari ini, aku harus tetap pergi, kamu pulang duluan saja ya sama yang lain, nanti aku menyusul setelah pulang dari kantor polisi"
"Mas.."
"Sep.."
"Muhun pak Kamil"
(Iya pak Kamil)
"Mobil.."
"Laksanakan pak Kamil"
"Aku pergi dulu ya ke kantor polisi, assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumussalam mas.."
Titah pun tidak bisa menghentikan Kamil yang ingin pergi ke kantor polisi untuk melaporkan Bagus.
Dan hari yang ke empat puluh harinya Reno, Kamil mendapatkan telepon dari mertuanya, kalau Kamil di minta mertuanya untuk mengurus perusahaan barunya di Kanada.
Keesokan harinya..
Di rumah Bagus,
Di depan rumah..
"Permisi.."
"Iya, maaf pak polisi, mencari siapa ya?", tanya Dilla.
"Apa benar ini rumah pak Bagus?", tanya pak polisi juga.
"Iya benar, tunggu sebentar ya pak, saya panggilkan dulu tuan saya", jawab Dilla.
"Baik saya akan menunggu di sini"
Di meja makan..
"Siapa bi?", tanya Bagus.
"Polisi, tuan", jawab Dilla.
"Polisi..", seru Bagus.
"Iya, katanya mencari tuan"
"Mencari saya, kenapa?", tanya Bagus lagi.
"Maaf sebelumnya tuan, saya tidak mengerti", jawab Dilla lagi.
"Ya sudah saya kesana"
Di depan rumah lagi..
"Permisi pak.."
"Iya, maaf pak Bagus?", tanya polisi.
"Iya benar saya, ada apa yang mencari saya?", tanya Bagus.
"Saya membawa surat penangkapan pak Bagus, karena bapak Bagus yang telah membunuh saudara Reno, mari ikut saya ke kantor polisi", jawab Bagus.
"Baik pak, tapi berikan saya waktu sebentar untuk berpamitan pada anak saya dan asisten rumah tangga saya.."
"Silahkan pak Bagus.."
Di rumah Kamil,
Di meja makan..
"Rasakan kamu Bagus.."
"Kenapa mas?", tanya Titah.
"Itu lihat..", jawab Kamil.
"Bagus, di tangkap polisi"
"Iya, biar membusuk dia di penjara, saya masih tidak terima Reno meninggal karena di bunuh oleh dia, di tambah lagi ini adalah bagian rencana dari dia yang akan merebut kamu dariku sayang"
"Mas, tidak seharusnya seperti itu mas"
"Kamu bela dia sayang, kamu bela orang yang telah membunuh adik saya?", tanya Kamil.
"Tidak mas, saya itu tidak membela dia, tapi ingat mas, keluarga kita masih berduka", jawab Titah.
"Assalamu'alaikum, permisi, minta maaf pak Kamil, bu Kamil"
"Iya jo, ada apa?", tanya Kamil lagi.
"Wa'alaikumussalam jo", Titah menjawab salam dari Paijo.
"Ada telepon dari ndara ibu, pak Kamil", jawab Paijo.
"Oh.., ya sudah mana sini, kamu jaga Junior yang benar ya jo.."
"Laksanakan pak Kamil, permisi"
"Inggih jo"
(Iya jo..)
"Assalamu'alaikum", Paijo memberikan salam pada Kamil dan Titah.
"Wa'alaikumussalam", Titah dan Kamil menjawab salam dari Paijo.
"Mi.."
"Muhun bi"
(Iya bi)
"Kira-kira ada apa ya ibu telepon pagi-pagi gini?", tanya Kamil lagi.
"Teuing"
(Entah), jawab Titah lagi.
**
Percakapan Kamil dan ibu mertuanya lewat telepon.
"Assalamu'alaikum bu", Kamil memberikan salam pada ibu mertuanya.
"Wa'alaikumussalam mil", ibu mertuanya menjawab salam dari Kamil.
"Ngger ada yang ingin ibu bicarakan denganmu, yaitu kamu hari ini siap-siap bersama Titah dan anakmu ya"
"Siap-siap kemana bu?", tanya Kamil.
"Kamu siap-siap ke Kanada ya, besok pagi berangkat nya, untuk mengurus cabang perusahaan bapak mertuamu yang baru, oh ya Fitroh, kakakmu ada gak?", tanya ibu mertuanya juga.
"Ada bu sebentar, a.., aa..", jawab Kamil yang kemudian memanggil Fitroh.
**
Masih di meja makan..
"Muhun mil, aya naon mil?"
(Iya mil, ada apa mil?), tanya Fitroh.
"Aya telepon tina mitoha abdi"
(Ada telepon dari mertuaku), jawab Kamil.
"Oh nya, mana mil.."
(Oh ya, mana mil..)
"Ieu a.."
(Ini a..), Kamil memberikan telepon rumah nya pada Fitroh.
**
Percakapan Fitroh dan bu Sri lewat telepon.
"Assalamu'alaikum tante..", Fitroh memberikan salam pada bu Sri.
"Wa'alaikumussalam ngger, Fitroh..", bu Sri menjawab salam dari Fitroh.
"Iya tente, ada apa ya tante?", tanya Fitroh.
"Jadi gini loh ngger, tante mau kamu menggantikan Kamil untuk memimpin perusahaan om Nano di kantornya yang sekarang di pimpin Kamil, karena Kamil mau tante kirim ke Kanada untuk memimpin perusahaan atau cabang baru di Kanada, bisa kan?", tanya bu Sri juga.
"Oh bisa tante, mulai kapan ya tante?", tanya Fitroh lagi.
"Mulai lusa, kan besok kantor libur", jawab bu Sri.
"Oh iya tante, siap, siap tante"
"Oke, kalau gitu sampai ketemu di kantor lusa ya"
"Iya tante"
"Assalamu'alaikum", bu Sri memberikan salam pada Fitroh.
"Wa'alaikumussalam tante", Fitroh menjawab salam dari bu Sri.