webnovel

Benar-benar kehilangan 2

"Tidaaakkkkklk !"

"Jangan....jangan....awassss...mamaa huuuuu"

"Jangan tinggalkan aku" !

"Mona, mona sadarlah...!"Pak Hendrinata mengguncang tubuh putri bungsunya."Bangun mona, lihatlah ini sudah pagi". Ramona yang merasa tubuhnya digoncang dengan keras tersentak kaget.

"Papa....huuuu, Mona takut...."Mona langsung bangun dan memeluk tubuh ayahnya dengan erat.

"Rupanya benar cerita kakakmu Nuriman, jika kau sering mengigau dan berhalusinasi, makanya anak gadis itu kalo masuk waktu magrib jangan tidur, makhluk halus itu di waktu-waktu tersebut suka berkeliaran"

"Tapi aku gak pernah tidur diwaktu magrib kok pa, tidurnya setelah asar biasanya juga cuman 15 menit" Mona membela diri.

"Samalah waktunya nak, waktu yang baik untuk tidur itu jam 1 siang tapi cukup 30 menit saja. Jangan kebanyakan tidur nanti malas, terus kalo malam jam 9 atau 10 malam, cepat tidur cepat pula bangunnya, biasakan bangun di seperempat malam dan tunaikanlah sholat sunat dua rakaat, namun ingat sebelum tidur jangan lupa berwudhu biar gak bermimpi buruk" Nasihat pak Hendrinata.

Sudah 5 hari ibunya dirawat di RS, tak sekalipun Ramona diizinkan untuk membesuk. "Kondisi mama gimana kok aku gak diizinkan membesuk sih, papa gak adil, ada apa sebenarnya dan aku mau tanya sesuatu saat aku diajak mama masuk kamar waktu itu, aku dengar papa dan kakak-kakak ngomong sesuatu yang mistik mistik gitu, cerita ke aku pa, ada apa ? terus kemarin saat aku pulang sekolah aku berpapasan dengan Pak Joyo, dia kayak tersenyum sinis gitu pa "

"Hush...Jangan berprasangka buruk ke orang nak, itu gak baik. Ini yang papa mau omongin ke kamu tapi harus janji jangan membuat masalah dalam rumah, bersikaplah sebaik mungkin, ciptakan suasana yang nyaman untuk mamamu. Besok papa akan mengeluarkan mamamu dari RS, kondisi mamamu sudah cukup stabil cuman....."Pak Hendrinata tak sanggup melanjutkan kalimatnya. Dia sengaja membuang muka kearah lain agar Ramona tak melihat matanya yang mulai berkaca kaca.

"Cuman kenapa pa, mama kenapa ? " Ramona semakin penasaran.

"Sudahlah besok sambut mamamu dengan baik, jangan paksa mama mengenalimu, pikirannya sedikit terganggu. Besok papa akan mengajak Kiyai Hamdan ke rumah untuk mengobati mamamu"

Ramona berusaha untuk mengerti dan diapun menceritakan mimpinya kepada ayahnya. "Papa, sudah 3 malam berturut-turut aku mimpiin mama".

"Itu karena kamu sering mikirin mamamu makanya kebawa mimpi"

"Tapi yang ini aneh pa, aku mimpi mama di kejar kambing tak berkepala"

Pak Hendrinata terkejut dan memandangi wajah putrinya dengan seksama. Tapi untuk menenangkan anaknya agar tidak panik dia berkata pelan "Nak, jika kita bermimpi buruk jangan diceritakan, saat kita bangun cukuplah beristigfar dan bacalah taawuz terus meludahlah 3 kali di sebelah kiri, sudah lupakan saja, kamu kebanyakan nonton film. Sebaiknya baca Alqur'an jangan lupa sebelum tidur baca surat Al-Mulk"

Pak Hendrinata merasa resah, firasatnya benar. Dugaannya yang dia sampaikan kepada ke 3 anaknya tempo hari sepertinya benar, karena sebelum istrinya sakit dia sering mendengar batu kerikil di lempar ke atap rumah. Biasanya jika hal itu terjadi berarti ada seseorang yang sedang melancarkan sihir ke arah rumahnya, tapi karena tidak memiliki bukti dan tidak ingin membuat putri bungsunya resah makanya Pak Hendrinata tidak mau melibatkan Ramona yang emosinya masih sangat labil sehingga diam-diam pak Hendrinata sering mengundang pak kiyai ke RS, tapi karena merasa tidak leluasa akhirnya mereka sepakat untuk mengeluarkan ibu Melisa dari RS dan memilih rawat jalan.