webnovel

Benar-Benar Kehilangan 1

"Tok....tok...Yusran....bangun" Terdengar ketukan di pintu kamar Yusran.

Ramona yang berada disebelah Kamar Yusran segera membuka pintu kamarnya dengan masih menguap menandakan ia masih sangat mengantuk diliriknya jam menunjukkan pukul 02.00 dini hari. oops dia langsung mengucek matanya...dilihatnya ayahnya masih mengetuk pintu kamar Yusran.

"Ada apa papa, biar mona saja. Kak Yusran masih tidur mungkin kecapean mengerjakan tugas kuliahnya"

"Telpon kakak-kakakmu, suruh ke rumah. Malam ini juga kita bawa mama ke Rumah Sakit"

Tak ingin bertanya lebih jauh Mona segera menghubungi kedua kakaknya melalui sambungan telepon rumah. (maaf Readers zaman itu belum ada telepon seluler). Dilihatnya Yusran sudah bangun dan masih terlihat sangat mengantuk mungkin saja dia baru saja tertidur 30 menit yang lalu karena katanya tugas kuliahnya menumpuk.

Tak lama kemudian terdengar salam, itu kak Rukiah dan Kak Nuriman.

"Mama kenapa ?"Tanya Rukiah panik.

"Iya, mama kenapa ? Tanya Nuriman dan Yusran serentak.

"Mama tadi tiba-tiba mengeluh, dadanya sesak sulit bernafas" Jawab papa sambil menyerahkan kunci mobil kepada Yusran.

"Panasin dulu mobilnya, kita bawa mama ke RS terdekat saja biar segera ditangani" Lanjut Pak Hendrinata.

"Yang terdekat RS Pertiwi pa" Ujar Ramona dia mendekati ibunya di pembaringan. Nampak wajah Ibunya memucat, dia ingin bertanya tapi takut malah membuat sakit ibunya bertambah parah. Diusapnya tangan ibunya dengan lembut, teringat pesan ibunya, air matanya mulai jatuh perlahan dikedua pipinya. Ibunya membuka matanya perlahan, secepat itu pula Ramona menghapus air matanya dia ingin terlihat tegar seperti pesan ibunya. Ibu Melisa memberikan senyum tipis kepada anak-anaknya, terlihat ia menahan sakit tapi berusaha untuk tetap tersenyum agar anak-anaknya tidak khawatir dengan keadaannya.

Pak Hendrinata menggendong istrinya dan membaringkannya dikursi tengah yang tadi sudah dipersiapkan bantal disana. Disusul Rukiah dan Yusran. Nuriman diminta ayahnya untuk menjaga Ramona di rumah walau sempat menuai protes tapi akhirnya menurut juga.

Ramona dan Nuriman mengantarkan mereka sampai ke pintu gerbang, ketika hendak berbalik ke rumah Ramona melihat sesuatu di atas pohon depan rumahnya.

"Kak lihat, ada api di pohon itu" Tunjuk Ramona

"Mana gak ada, jangan suka aneh-aneh ah, kamu tuh mama lagi sakit ayo kita masuk ambil air wudhu dan sholat Tahajud, kita doakan mama biar cepat sembuh" Ajak Nuriman langsung masuk ke dalam rumah disusul Ramona dengan tak lupa mengunci Pintu.

Setelah menunaikan sholat malam Ramona tertidur saking ngantuknya, dia terbangun ketika azan subuh berkumandang. Telepon berbunyi kak Nuriman yang rupanya telah bangun segera mengangkatnya.

"Halo, iya pa. Alhamdulillah terus gimana pa, apa sebaiknya aku dan mona kesana ?"

"Oh iya pa, semoga baik-baik saja, sudah bangun juga...oh iya baik Waalaikum salam". Nuriman segera meletakkan gagang telepon.

Ramona hendak protes "itu tadi papa ngabarin kalo mama dah baik-baik saja dan skarang lagi tidur, kita dilarang kesana. kata papa nanti dulu jika udah ada perkembangan baru di kabarin". Nuriman memberikan penjelasan panjang lebar. Ramona yang mendengarnya segera berwudhu untuk melaksanakan sholat shubuh. Dalam hatinya selalu bertanya dan ingin tahu apa sebenarnya yang terjadi, seingatnya mereka semua tidak memiliki riwayat penyakit jantung atau sesak nafas. Tapi kenapa ? Pertanyaan itu menggantung begitu saja dalam benaknya....