webnovel

Benar-benar kehilangan 3

Sepulang sekolah baik Yusran maupun Ramona yang saat itu bersamaan pulangnya sengaja memilih jalan belakang agar segera tiba di rumahnya. Hari ini Ibu Melisa kembali ke rumah, dan mungkin saja sekarang ini sudah berada di rumah. Benar saja nampak pak RT dan istrinya baru saja keluar dari rumahnya.

Ramona dan Yusran menyapa mereka dan dibalas dengan salam sambil mengusap punggung Yusran Pak RT berucap "Yang sabar ya nak"...

Dengan sedikit berlari keduanya masuk kedalam rumah dan mengucapkan salam. Terlihat semuanya nampak biasa-biasa saja. Pak Hendrinata nampak sedang menyuapi Ibu Melisa, pemandangan yang cukup mengharukan, Ramona berharap kelak dia menemukan jodoh seperti ayahnya yang sangat perhatian kepada istrinya. ah...pikirannya mulai ngelantur kemana-mana, baru juga kelas 1 SMA sudah memikirkan jodoh.ihhhh...

Ramona mencium tangan ayah dan ibunya, begitu juga Yusran, tidak ada yang berbeda hanya saja Ibunya seakan tidak mengenalinya tatapannya kosong. Pak Hendrinata segera memberi kode ke Yusran, Yusran yang sangat tahu kondisi Ibu Melisa segera menarik tangan Ramona.

"Kita makan yuk, tapi ganti baju dulu" Ajak Yusran yang dijawab dengan anggukan kepala oleh Ramona.

Setelah makan Ramona mencegah Yusran agar jangan meninggalkan tempat " Ntar dulu kak, aku mau cerita sesuatu".

"Apa, buruan aku mau menjemput pak Kyai"

"Pak kyai sudah dijemput Gunawan" Tau tau Rukiah sudah nongol dari arah dapur.

"Eh kakak kapan datangnya ?" Tanya Ramona yang kebingungan karena tidak mendengar kakaknya mengucapkan salam.

"Dari tadi jemur pakaian di sebelah" Jawab Rukiyah langsung duduk di kursi samping Yusran.

"Katanya mau cerita sesuatu" Sambungnya sambil tangannya mencomot tempe goreng di atas meja makan.

"Itu, Si Gilang, dia kan sekelas denganku" Ramona memulai ceritanya.

"Maksud kamu Sepupu kita gilang anaknya pak Adhy ?"Tanya Yusran

"Iya"

"Kenapa emangnya ? Naksir kamu ? Kalian itu saudara gak bisa nikah"

Ramona mendelik gusar ke kakaknya Yusran yang suka meledeknya. "Gak lucu, aku serius nih"

"Ya...ya maaf lanjut....!"

"Dia cerita kalo dulu sebelum mamanya sakit dan meninggal pernah cerita ke gilang kalo Almarhumah istrinya pak Joyo itu pernah pacaran sama papanya Pak Adhy dan bukan seperti yang dituduhkan pak Joyo yang katanya papa pernah mencintai istrinya" Ramona memulai ceritanya.

"Terus apa hubungannya, orang dah meninggal gak usah diungkit-ungkit, kasian kita ingat kebaikannya aja biar jadi pahala bagi mereka" Yusran tidak suka mengungkit orang yang sudah meninggal.

"iih, dengar dulu. Terus pak Joyo sempat adu mulut dengan pak Adhy di rumah makan Joglo, saat itu pak Adhy tak sengaja melihat almarhumah dan menyapanya. Pak Joyo rupanya Jealous gitu...terus waktu mamanya gilang sakit kata Mbah gusti kalo mamanya gilang itu kena santet tujuannya sih ke pak Adhy cuman karena pak Adhynya kuat pertahanannya makanya kenanya ke Almarhumah bibi Ain." Ramona mengakhiri ceritanya. Rukiyah terlihat menatapnya dengan serius tapi Yusran malah tidak begitu perduli, atau Yusan sebenarnya tau cuman karena tidak ingin adiknya panik makanya bersikap biasa saja.

"Terus maksudmu Pak Joyo yang ngirim sihir, gitu ? lain kali kalo di sekolah yang serius belajarnya. Jangan suka menggunjing itu dosa apalagi sampai menuduh orang, Dosa ! yang ada kamu malah berdosa dan semua dosa orang yang kita gunjingin nanti malah pindah semua ke kita. Tugasmu itu belajar, Nikita di SMA 1 juga kan ? coba liat Nikita tuh, udah kaya, cantik berhijab lagi."

"Bilang aja kalo kakak naksir ama Nikita, huh sebel". Ramona bersungut sambil menyentakkan kakinya dan segera berlari menuju ruang tengah dengan niat ingin melihat kondisi ibunya. Rukiyah yang melihatnya segera menasehati Yusran.

"Jangan terlalu keras padanya, pikirannya masih sangat labil"

"Justru itu kak, makanya aku berusaha agar dia jangan kebawa arus ke hal itu, mana kita sekarang lagi fokus mengobati mama. Sakit mama itu parah lho, kalo gak gila ya meninggal, itu kata teman papa Pak Roby yang indigo itu" Bisik Yusran pelan agar tidak terdengar oleh Ramona.