webnovel

BEHIND THE SCREEN

Ini cerita tentang mimpi, cinta dan persahabatan 2 insan manusia. Tentang mereka yang berjuang meraih mimpi menjadi seorang idol. Bagaimana kisah mereka menjalani kehidupan seorang idol yang tidak mudah dan dituntut untuk menjadi seorang yang sempurna. Tentang mereka yang saling perhatian satu sama lain. Yang tetap saling menguatkan dan memberikan semangat meski tak bisa selalu bersama. Dan tentang mereka yang ternyata diam-diam menyimpan rasa pada satu sama lain.

Rows18_ · Music & Bands
Not enough ratings
23 Chs

ONE

"Yak, kau ada dimana?"

Sebuah pesan yang gadis itu kirimkan pada seseorang sambil melangkah menjauh dari sebuah gedung. Angin malam berhembus cukup kencang kala itu membuat rambut coklatnya berantakan. Sambil mengeratkan sweaternya ia menuju ke sebuah taman.

Sebuah notifikasi masuk, " Tunggu sebentar aku akan segera kesana" setelah membalas pesan tersebut ia segera memasang headset ke telinganya, alunan musik mulai terdengar membuatnya menggoyangkan kakinya sesuai irama.

Sambil menggumamkan lagu kesukaannya, gadis itu menatap jam yang ada di tangannya. Sudah lima belas menit ia menunggu.

Setelah tiga lagu habis terputar, seseorang mencabut headsetnya. Gadis itu seketika menoleh ke kiri. Ia tersenyum lebar dan berdiri dengan cepat "Akhirnya kau datang juga!" serunya.

Terlihat seorang laki-laki berambut hitam dan sangat tinggi berdiri di hadapannya. Ia mengenakan masker hitam untuk menutupi wajahnya yang tersenyum dan membawa dua minuman di tangannya.

"Ah, sorry Eunbi-yah, aku tadi mampir untuk membeli ini," ucap laki-laki itu sambil menyodorkan minuman kepada gadis itu.

Gadis bernama Eunbi itu langsung mengambil minuman yang dibawakan oleh laki-laki tersebut. "Kenapa kau tak bilang padaku, aku ingin menitip sandwich karna lapar sekali"

Laki-laki itu terkekeh, "Ah kau lapar, kalau begitu mari kita mampir ke toko sandwich dulu. Aku yang traktir"

"Asssaaa, thank you Mingyu-yah" ucap Eunbi kegirangan.

Laki-laki yang ternyata bernama Mingyu itu gemas melihat tingkah Eunbi membuat tangannya mengacak-acak rambut gadis itu.

"Yak, jangan mengacak-acak rambutku"

Sialnya, bukannya berhenti mengacak-acak rambut Eunbi. Mingyu malah membuat rambut gadis itu semakin berantakan. Dan kemudian berlari dengan kaki panjangnya menuju toko sandwich.

Eunbi, gadis berambut coklat tua itu segera berlari menyusul laki-laki itu. Sambil sesekali merapihkan rambutnya.

~

Eunbi's POV

Setelah tiba di sebuah toko sandwich aku segera mencari tempat duduk dan merapihkan rambutku.

Kami berdua duduk dalam diam sambil memakan sandwich kami masing-masing.

Aku memesan sebuah sandwich berukuran medium dengan isian sayuran, dua lembar keju. Sedangkan laki-laki bernama Mingyu itu memesan sandwich berukuran besar dengan isian daging panggang, sayuran dan keju.

"Bagaimana harimu hari ini?" tanyanya memecah keheningan

"Ah, lelah sekali. Aku melakukan 3 set latihan dance hari ini dan melatih vokalku" ucapku sambil mengunyah makananku.

"Aigoo, habiskan dulu makanan yang ada dimulutmu itu" ucapnya sambil mendekatkan minumanku.

"Ah aku iri padamu, kau bisa memakan semua itu. Sedangkan aku harus terus menjaga berat badanku." Aku menatapnya dengan iri.

"Kau ingin mencobanya?" tawarnya padaku.

"Tidak, aku harus menimbang berat badanku besok. Aku tak mau dihukum hanya karna berat badanku naik 1gram saja. Btw, bagaimana denganmu? Apakah kau belum ada tanda-tanda akan segera debut?"

"Yak jangan terlalu ketat pada dietmu. Makanlah daging juga sesekali. Entahlah, sepertinya debutku masih lama lagi" ujar Mingyu sambil memakan sandwichnya.

"Ah, temanku yang keren ini akan segera menjadi seorang idol. Akan banyak orang yang akan menyukainya dan mengenalinya setelah ini dan akan sangat untuk ditemui" ujarnya lagi.

Ya, kami merupakan trainee dari agensi yang berbeda. Aku, Jung Eunbi seorang trainee dari sebuah agensi kecil bernama Source Music akan segera memulai debutku pada awal tahun depan bersama dengan 5 gadis lainnya. Grup kami bernama GFRIEND. Seharusnya aku memulai debutku pada tahun ini tapi karena satu dan lain hal, debutku harus ditunda hingga awal tahun depan.

Sedangkan laki-laki di depanku ini yang bernama Kim Mingyu merupakan seorang trainee dari Pledis Entertainment dan ini merupakan tahun ketiganya menjadi seorang trainee. Dia sangat tinggi dan dia menyukai fotografi.

Kami berdua adalah teman sejak kecil dan berasal dari daerah yang sama, Seoul. Kami juga selalu berada di sekolah yang sama.

"Tenang saja kita masih bisa bertemu di sekolah setiap hari." Sahutku sambil menyelesaikan makananku.

Kami segera menyelesaikan mekanan kami dan menuju ke halte bus terdekat. Beginilah yang selalu kami lakukan setelah menyelesaikan latihan di agensi masing-masing. Tentu saja hal ini tidak terjadi setiap hari. Ada kalanya ketika aku harus pulang terlebih dahulu ataupun pulang lebih malam dari biasanya atau ketika aku mendapat libur dari agensi dan sebaliknya.

Tak lama setelah kita berjalan menuju halte bus, sebuah bus berhenti di halte tersebut. Kami naik bus tersebut dan duduk di kursi paling belakang.

Beberapa saat kemudian, bus mulai berjalan. Mataku memandangi jendela yang menunjukkan jalanan kota Seoul dengan tatapan kosong. Seketika aku teringat sesuatu hal yang harus kusampaikan pada Mingyu.

"Mingyu-yah sepertinya mulai minggu depan kita hanya bisa bertemu saat disekolah saja." Ucapku memulai percakapan.

"Why? Apakah kau sudah diberikan dorm oleh agensimu?" Tanyanya sambil melihatku.

"Eungg, mulai minggu depan aku harus pindah ke dorm dengan member yang lain." Ucapku sambil mengangguk.

"Tak apa kita masih bisa bertemu disekolah dan pergi bermain saat kau libur." Ucapnya sambil tersenyum di balik maskernya dan mengelus kepalaku pelan.

Aku harap kalian tidak salah paham dengan kedekatan antara aku dan Mingyu. Kita sudah saling mengenal sejak berumur 5 tahun dan semua orang mengira kita adalah saudara. Dan hingga detik ini kita bersahabat tidak lebih dari itu dan entah kedepannya bagaimana.

Tiga puluh menit kemudian, kami telah sampai di halte dekat rumah. Mingyu mengantarku hingga depan rumahku. Sejak kejadian saat itu dia selalu mengantarku hingga depan rumah. Meskipun aku pulang lebih larut dia selalu menungguku didepan halte bus dan kami berjalan bersama sampai depan rumahku.

Tak terasa sudah sampai di depan rumahku.

"Sampai ketemu besok di sekolah. Kau tak ingin mampir?" tanyaku sambil menatapnya.

"Tidak, aku pulang saja. Kau jangan lupa mengerjakan tugas sekolah" ucapnya kepadaku. Ia tersenyum tipis padaku.

Aku mengangguk "Okay… See you tomorrow"

Ia ikut mengangguk "Eung. Good night" dan tanpa aba-aba, ia berjalan mendekat dan mencubit pipiku.

"Yaaaaakkk sakit tau" ucapku sambil memukul lengannya.

Setelah itu, ia terkekeh dan berjalan pergi sambil melambaikan tangannya. Aku segera masuk ke dalam rumahku, pergi mandi dan berganti baju lalu mengerjakan beberapa tugas sekolah.

"Ah hari yang melelahkan" ujarku setelah menyelesaikan semua tugas sekolahku dan segera pergi tidur.

~