webnovel

Beautiful Mate

Warning, 21+ mohon bijak dalam membaca. Avery Selena Dawn, seorang gadis yatim piatu 25 tahun yang baru saja lulus dari jurusan fashion design memutuskan untuk nekat mencoba melamar pekerjaan pada perusahaan fashion kulit dan bulu yang terkenal bernama Anima, karena kesulitan yang sedang melilit panti asuhan tempatnya tinggal dahulu yang menyebabkan anak-anak di sana kelaparan. Ia tentu saja sangat bersemangat ketika pada akhirnya diterima pada perusahaan itu. Perusahaan yang terkenal sangat ketat dan sulit menerima karyawan baru itu, bahkan memberinya kontrak khusus dan pendapatan yang terbilang tinggi untuk karyawan canggung yang tak berpengalaman sepertinya. Awalnya Avery mengira kontrak untuknya hanyalah sekadar kontrak kerja biasa sampai ia mengetahui bahwa kontrak itu adalah kontrak yang dibuat sendiri oleh Dominic Lucius Aiken, sang CEO sekaligus pemilik perusahaan itu ketika ia telah tinggal di mansion tua mewah yang sebelumnya ia kira adalah tempat khusus untuk para karyawan Anima. Tetapi dugaannya salah, ketika sang CEO sendiri ternyata juga bertempat tinggal di sana. Dominic, pria yang begitu tampan, gagah, misterius dan sangat mempesona itu, yang selalu terlihat dikelilingi oleh para wanita kemana pun ia pergi, membuat Avery sedikit muak. Pasalnya, ketika para wanita yang ternyata juga tinggal seatap dengannya, kerap memusuhinya dan selalu mencoba membuatnya tampak buruk ketika mereka mengira ia adalah 'mainan' baru sang Alpha! Tunggu, Alpha? Siapa? Dominic? Siapa ia sebenarnya hingga para wanita menyebutnya Alpha?!

Jasmine_JJ · Fantasy
Not enough ratings
84 Chs

Memasukimu (21+)

"Apa yang akan kau lakukan?!" cicit Avery panik ketika Dom mulai mengungkungnya dengan kedua lengan kokohnya.

Avery terpekik kecil ketika Dom kemudian mencium keningnya dengan tiba-tiba. Ia memalingkan wajahnya dari Dom yang tengah tersenyum santai setelah menciumnya. Lagi, Dom kemudian mencium pipi Avery.

"Dom!" protes Avery tertahan ketika Dom lagi-lagi mencium pipi di sisi satunya.

Seolah tak mempedulikan protes dari Avery, Dom kembali lagi melayangkan ciuman lembut di dahinya, kedua kelopak matanya, kemudian hidung, hingga akhirnya ... kembali melumat bibir lembut Avery.

"Mmmh ... D ... Dom, apa yang kau ... aaah." Desahan kecil meluncur dari bibir Avery ketika ia merasa sedikit kewalahan dengan pagutan-pagutan mesra Dom.