webnovel

Beautiful Doctor VS The Cyber Police

Alice Valencia seorang dokter muda yang berusia 29th, bekerja pada salah satu RS Swasta. Dokter yang periang dan murah senyum ini sudah bekerja selama 7th di Unit Gawat Darurat RS tersebut. Dalam sebuah kesempatan dirinya akhirnya menangani sebuah kasus yang diduga adalah sebuah kasus bunuh diri, namun dokter Alice tetap meyakini bahwa kasus tersebut adalah kasus pembunuhan. Dari sinilah dia mulai mengenal Azka Camerlo, kepala divisi Cyber Police, polisi muda tampan yang dikaruniai senyum yang mempesona. Alice juga berkenalan dengan kelima anak buah Azka. Ronaldo, Ricky, Jhordy, Achmed, dan George.. Dari sinilah kehidupan Alice mulai berubah. Alice mulai mendapat teror dan akhirnya di pecat dari RS Tempat dia bekerja karena menyalahi kode etik. Keluarga gadis yang meninggal itu menuntut Alice dengan tuntutan pencemaran nama baik. Disaat yang sama Sahabat Alice, Viona Rahaya akhirnya mengungkap ketidaknyamanan nya selama ini hidup bersama dengan Alice. Viona lalu memilih keluar dari apartemen yang sudah hampir 6th mereka tinggali bersama. Alice menjadi frustasi, saat dirinya mulai bimbang dengan kehidupannya. Azka datang membawa cinta. Namun disaat yang bersamaan salah satu dari kelima tim Cyber tersebut sudah lebih dulu menyatakan perasaannya pada dokter Alice. Cinta segitiga mulai hadir dalam kisah ini. Konflik mulai muncul saat akhirnya semua kisah masa lalu dokter Alice mulai terkuak. Kisah ini dikemas dengan cinta, persahabatan, dan konflik yang begitu tragis. Penasaran...?? Mari berjuang menulis dan membaca bersama...

Vee_Ernawaty · Fantasy
Not enough ratings
81 Chs

Hari Pertama Bekerja II

"Kamu tahu kita ada rapat hari ini?" Tanya Azka kesal saat Ronald telah berada dimuka pintu ruangan rapat mereka.

"Siap salah komandan!! Saya mohon maaf karena datang terlambat."

Keempat temannya yang lain hanya mampu menatap miris hidup Ronald yang sebentar lagi mungkin akan hancur berkeping-keping karena amukan sang komandan.

"Apa yang kamu lakukan sehingga kamu bisa terlambat pagi ini? Apa kamu terlambat bangun?" Tanya Azka kembali dengan nada tegas dan tatapan intens pada sekujur tubuh Ronald yang masih berdiri di pintu dengan sikap siap sempurnanya.

Ronald tidak langsung menjawab, ia takut saat akan menjawab jujur bahwa habis mengantarkan Alice untuk berangkat kerja, pasti sang komandan akan menyergapnya dengan pernyataan jika ia telah mencampurkan urusan pribadi dengan urusan pekerjaan. Tapi kalau ia berbohong ia akan berbicara terbata lagi, dan sudah pasti tulang keringnya yang akan menjadi sasaran tendang yang empuk dari sang komandan, saat ia sedang memikirkan jawaban yang akan dia berikan kepada komandannya, tiba-tiba komandannya sudah berteriak lagi untuk meminta jawabannya.

"JAWAB RONALD!!"

"Saya Habis mengantarkan Alice untuk pergi bekerja!" Ronald akhirnya menjawab dengan sempurna tanpa berani berbohong.

"Alice sudah kembali bekerja?" Tanya sang komandan.

"Siap! Sudah komandan, Ia diterima bekerja di Rumah Sakit Pemerintah kota Grazia" jelas Ronald.

"Baiklah, kamu boleh duduk sekarang!" Kata Azka kemudian tanpa memberikan hukuman terlebih dahulu pada bawahannya itu.

Mereka semua terkesiap dengan perlakuan sang komandan, tak ada yang menyangka jika Ronald akan lolos kali ini tanpa ada satupun siksaan yang lebih dulu harus ia terima seperti biasanya.

"Hari ini saya lepaskan kamu dengan pertimbangan jarak dari Rumah Sakit itu yang begitu jauh dengan kantor kita, lain kali saya tidak akan melepaskanmu begitu saja, Ronald!" Ancam Azka seketika saat Ronald telah duduk di bangkunya.

Tentu saja alasan itu masuk akal, letak Kantor Polisi yang berada di tengah kota Grazia, dimana Perumahan Ronald juga berada di daerah itu, ia harus menjemput Alice yang mana apartemennya berada diujung timur kota Grazia kemudian, ia harus mengantarkan Alice ke Rumah Sakit Pemerintah yang ada di sebelah barat kota itu, setelah itu Ronald baru bisa kembali ke kantornya, kurang lebih semua perjalanan itu menghabiskan waktu sekitar 2 jam. Hanya lelaki yang benar-benar setia yang dapat melakukan itu setiap hari untuk kekasihnya. Ntah alasan apa lagi yang akan Ronald gunakan saat komandannya menanyakan hal yang sama saat ia akan terlambat dihari-hari selanjutnya.

"Masalah kasus kematian Prof.Herland telah usai, kasus ini ditutup karena semua saksi dan bukti telah menyatakan langsung bahwa Prof.Herland meninggal akibat menghirup sendiri gas beracun yang sedang ditelitinya." Azka memulai rapat kecil mereka.

"Sekarang, kita akan kembali menangani kasus yang lebih rumit lagi, yaitu kasus kematian seorang siswi SMU gadis berusia 15tahun yang bernama Erizh Karla. Kasus ini masih dalam tahap penyelidikan. Saya harap kita semua lebih fokus dalam menghadapi kasus ini. Dan seperti yang kalian tahu, kasus ini kita bekerjasama dengan Rumah Sakit Pemerintah kota Grazia, dan yang menangani kasus ini dokter Laudia Calista"

"Rumah sakit tempat Alice bekerja?" Tanya Ronald seketika.

"Iya, rumah sakit tempat dokter Alice Valencia sekarang bekerja. Mungkin kita juga akan membutuhkan bantuannya lagi nanti." Gumam Azka seketika.

"George dan Ricky kalian berdua bertugas untuk mencari data tentang kehidupannya di sekolah! Achmed dan Jhordy, kalian berdua bertugas untuk mencari data tentang kehidupan gadis itu dari keluarganya, aktivitas yang dilakukan diluar sekolah dan pekerjaan paruh waktu yang pernah dikerjakannya! Dan kau Ronald, tugasmu ikut saya ke Rumah Sakit untuk mendapatkan data dari dokter Laudia tentang penyebab kematian gadis itu!" Azka menerangkan tugas dari masing-masing mereka.

"Siapkan semua yang diperlukan, dan kita mulai bergerak dari sekarang! Saya harap kasus ini bisa kita tangani lebih cepat dari kasus-kasus sebelumnya!!" Tegas Azka pada semua anak buahnya.

"Siap Komandan!!" Teriak kelima anak buahnya itu secara bersamaan.

...

Sementara itu di rumah sakit, Alice baru saja menyelesaikan perkenalan dan orientasi diruangannya tersebut, saat seorang perawat menghampirinya dengan sebuah rasa penasaran.

"Dokter Alice, boleh minta waktu dokter sebentar?" Tanya sang perawat.

Tampak kegugupan yang sangat luar biasa ketika Alice menatap wajah perawat itu lalu dengan cepat membaca nama yang ada pada sisi kanan atas seragam yang perawat itu kenakan. "Suster Elsa?" desis Alice seketika.

"Iya dokter Alice, apakah kita pernah bertemu sebelumnya?" Tanya sang perawat dengan penasaran sambil memperhatikan wajah Alice dengan seksama, dan seketika itu pula perawat itu mendelikkan matanya setelah mengingat dimana ia pernah bertemu dengan dokter yang ada di hadapannya tersebut.

"Nona Inggrid" desis perawat itu seketika dengan nada suara yang tertahan. Yang seketika disambut Alice dengan wajah paniknya sambil memohon penuh harap agar perawat itu tidak membesarkan suaranya.

"Sshuttt..." Alice menaruh jari telunjuknya pada mulutnya memohon agar Elsa tidak meneruskan omongannya.

Perawat itu tampaknya mengerti maksud Alice, ia kemudian menganggukan kepalanya tanda mengerti.

Disaat yang sama dokter Reza datang keruangan itu dan melihat kearah Alice dan Elsa yang sedang berdiri bersama dan tampak kepanikan yang luar biasa di wajah Alice 'Sepertinya mereka telah bertemu!' batin dokter Reza. 'Aku terlambat untuk memperingatkan Alice'.

Dokter Reza menghampiri keduanya dan masih selalu memasang senyum menawannya yang sangat mematikan wanita yang melihatnya.

"Bagaimana dengan perkenalannya dokter Alice, saya harap anda bisa bekerjasama dengan semua dokter, perawat dan semua pekerja yang ada di Rumah Sakit ini. Selamat bergabung, dokter Alice!!" Ujar dokter Reza ketika telah sampai di depan kedua wanita itu.

Alice memperlihatkan wajah cemberutnya, ia kesal mengapa kemarin dokter Reza tidak memberitahukannya terlebih dahulu jika Elsa, yang dulunya adalah mahasiswi keperawatan yang sedang kerja part time di kliniknya, kini telah menjadi perawat dirumah sakit itu.

Seperti membaca pikiran Alice, dokter Reza pun tersenyum manis pada wanita itu sambil berbisik ditelinga Alice "Maaf, kemarin saya lupa memberitahu anda. Saat akan memberitahukan Anda hari ini, anda telah lebih dulu bertemu dengannya."

Alice terkesima dengan pernyataan yang dibisikkan oleh dokter Reza tersebut, hanya beberapa saat saja, detik selanjutnya Alice lalu kembali menunjukan wajah cemberutnya dan berlalu dari hadapan dokter tersebut masih dengan perasaan kesal.

...

.

.

Catatan Penulis:

Up selanjutnya untuk hari ini, demi membayar kesalahan yang telah lalu (tidak up selama beberapa hari)

semoga senang ya...

ehm, kalo dokter Alice sama dokter Reza gimana? Ada yang setuju nggak?? 🤭🤭

Sudah ya untuk hari ini, mohon maaf up selanjutnya tidak bisa dipastikan kapan...🙏🙏

Mohon bersabar...

Kalian yang terbaik 🥰🤗