45 Hari Pertama Bekerja

Alice begitu bahagia hari ini karena ini hari pertamanya ia mulai bekerja pada Rumah Sakit Pemerintah kota Grazia, ia berharap bisa menjadi dokter UGD yang lebih baik lagi. Setelah semalam ia membaca surat pemberitahuan penetapan tanggal melaksanakan tugasnya yang sudah Viona terima sejak hari Jumat, Viona lupa memberikannya kepada Alice karena terlalu sibuk.

"Bebh, ayo kita sarapan dulu!" Teriak Viona yang sejak tadi telah sibuk menyiapkan sarapan pagi untuk mereka berdua.

"Iya tunggu bentar lagi." Teriak Alice dari kamar sambil merapikan rambut panjangnya.

Tak lama kemudian wanita itu keluar dari kamar dengan penampilan istimewanya, ia mengenakan kemeja berwarna putih dengan celana jeans hitam dan sepatu sneaker berwarna putih, lalu jas putih kebesaranya ia gantungkan pada lengan kirinya. Rambut panjang yang biasanya ia gerai kini ia ikat dengan satu simpul ditengah kepala dan poninya ia jepit dengan jepitan rambut kesisi kiri kepalanya.

Viona terpana dengan penampilan Alice yang tak biasanya, "Kamu nggak pake dress aja, bebh?" Tanya Viona.

"Kenapa? Ini nggak bagus ya?" Tanya Alice sambil memperhatikan sendiri penampilannya.

"Bukan nggak bagus sayang, tapi penampilan kamu hari ini bukan kamu banget!" Ujar Viona sambil meletakan sarapan di atas meja makan.

Alice berjalan ke arah meja makan dengan santainya sambil berkata "Aku hanya ingin sesekali tampil beda aja, bebh. Sepertinya dengan berpakaian seperti ini aku bisa lebih santai dan bebas bergerak" ujar Alice kemudian.

Viona menganggukan kepalanya tanda mengerti. "Oke, baiklah. Kalau begitu mari kita sarapan dulu." Ujar Viona sambil meletakan 2 gelas susu di atas meja makan.

Mereka akhirnya melahap habis spaghetti di piring masing-masing dan meneguk segelas susu yang telah Viona sediakan, kemudian Alice pamit untuk bergegas menuju Rumah Sakit, ia tidak ingin terlambat dihari pertamanya dia bekerja. Lagipula Ronald telah menunggunya di parkir apartemen, wanita itu telah meminta Ronald untuk menjemputnya pagi ini.

"Aku berangkat duluan ya, bebh" pamit Alice pada sahabatnya itu.

"Yuhuuu, hati-hati ya bebh. Semangat untuk hari pertamamu kembali bekerja" Sahut Viona sambil memberikan semangat dengan mengepalkan kedua tangannya hingga sejajar dengan kepalanya.

...

"Selamat pagi sayang" sapa Alice ketika telah sampai di parkiran.

"Selamat pagi, sayang aku pagi ini cantik sekali!" Puji Ronald sambil memperhatikan penampilan Alice dari ujung kaki hingga ujung rambut. "Ini hari Senin sayang, apa kamu nggak salah kostum?" Tanya Ronald lagi.

"Disurat pemberitahuannya tidak dianjurkan menggunakan seragam apa, intinya kan pakaian aku bebas tapi sopan." Ujar Alice sambil berusaha naik keatas motor Kawasaki hitam milik Ronald.

"Oke baiklah, sudah siap berangkat?" Tanya Ronald sambil menggenggam kedua tangan Alice yang telah berada di pinggangnya.

"Siap bos!"

Ronald lalu menyalakan mesin motornya, memegang stang motor, memasukan persneling lalu kemudian melajukan motornya. Udara pagi kota Grazia yang masih terasa sejuk ini membuat keduanya tampak sangat menikmati sejuknya udara di pagi itu. Alice melepas pelukannya dari pinggang Ronald lalu kemudian merentangkan kedua tangannya untuk menikmati segarnya udara dipagi itu.

"Terimakasih Tuhan...." Teriak Alice, kemudian ia memeluk kembali pinggang Ronald.

"Untuk apa?" Tanya Ronald.

"Untuk apa, maksudnya?" Alice kembali bertanya.

"Untuk apa berterimakasih pada Tuhan?"

"Hhemm... Karena Tuhan sangat baik, Sangat baik!!" Teriak Alice

Ronald mengalihkan salah satu kaca spionnya kearah wajah Alice, iapun tersenyum bahagia.

"I love you dokter Alice Valencia" Teriaknya kencang.

"I love you too Ronaldo Alvarez" Alice membalas teriakannya.

Keduanya tampak begitu bahagia pagi itu, merekapun menikmati perjalanan mereka selanjutnya menuju rumah sakit tempat Alice memulai hari pertamanya bekerja. Mereka tiba di lobby Rumah sakit pukul 06.40, keadaan rumah sakit masih tidak begitu ramai. Alice turun dari atas motor hitam itu lalu berdiri disisi kiri Ronald sambil berusaha melepaskan helm yang di kenakannya, karena belum juga terlepas Ronald lalu mengambil alih apa yang Alice lakukan, dengan sekali pegang 'klik' pengait helm itu terlepas. Ronald lalu mengangkat helm itu dari kepala Alice dan merapikan rambut Alice yang agak sedikit berantakan tersebut, saat sebuah mobil akhirnya berhenti dibelakang mereka.

Seorang lelaki tampan turun dari mobilnya dan membukakan pintu untuk seorang wanita yang tampak cantik dengan menggunakan atasan putih dan rok lipit bewarna kuning dengan sebuah jas putih bertengger pada lengan kanannya, lelaki itu lalu memberikan kunci mobilnya pada satpam untuk diparkirkan. Alice dan Ronald menatap kearah kedua orang tersebut yang bergenggaman tangan bejalan kearah pintu masuk lobby rumah sakit dimana Alice dan Ronald masih berdiri, saat itu pula Alice sadar jika lelaki itu adalah dokter Reza.

"Se.. Selamat pagi dokter" sapa Alice ramah.

"Haii... Selamat pagi dokter Alice." Sapa lelaki itu "Sudah siap untuk hari pertama bekerja?" Tanyanya lagi.

"Siap dok!" Jawab Alice bersemangat.

"Oia, dokter Alice kenalkan, dokter Laudia, dia juga dokter di UGD" dokter Reza memperkenalkan wanita disampingnya.

"Laudia" Ucap wanita itu sambil mengulurkan tangan kanannya.

"Alice" Ucap Alice sambil mengulurkan tangannya menjabat tangan wanita itu.

"Oia, dokter perkenalkan dia adalah Ronald." Alice pun mengenalkan Ronald yang sejak tadi ada disampingnya.

Merekapun saling bersalaman memperkenalkan diri masing-masing.

"Pacar?" Tanya Dokter Reza pada Alice kemudian.

"Iya, Ronald kekasih saya" jawab Alice sambil tersipu malu.

"It's okay, mungkin lain kali kita bisa berkumpul bersama untuk berbagi cerita" kata Reza sebelum akhirnya pamit untuk masuk lebih dulu bersama Laudia.

"Uhm... Dokter boleh saya ikut masuk sekarang?" Tanya Alice kemudian yang di balas dengan senyum dan anggukan kecil dari Reza.

Alice mencium pipi kiri Ronald lalu bergegas mengikuti Dokter Reza dan dokter Laudia memasuki rumah sakit itu.

Ronald lalu membuka jok motornya untuk menggantungkan helm yang tadi di pakai oleh Alice, ia bermaksud untuk menggantungkannya pada lengannya namun karena perjalanan yang cukup jauh menuju kantornya, akhirnya ia putuskan untuk menggantungnya pada pengait yang ada pada jok motor.

Setelah siap, Ronald lalu akan menaiki motornya tersebut saat seseorang datang dari arah belakang dengan tergesa-gesa lalu tak sengaja menabrak bodi motor Ronald.

"Maaf... Maaf saya tidak sengaja" ujar wanita itu.

Ronald lalu membalikan tubuhnya kearah wanita yang kini berada dihadapannya.. "Elsa..." Ucap Ronald

"Kamu? Ronald..." Ucap wanita ternganga tak percaya dengan siapa yang ada dihadapannya kini.

"Ha.. haii, apa kabar?" Tanya Ronald pada wanita yang masih ternganga itu.

Wanita itu lalu menggelengkan kepalanya agar kembali sadar dengan apa yang dilihatnya kini. "Ha..haii.. Kamu, Hempp.. maksud aku kabarku baik. Kamu apa kabar?" Wanita itu balik bertanya.

"Aku baik!" Jawab Ronald singkat.

"Hempp... Aku masuk dulu, aku buru-buru" Ujar wanita itu lalu bergegas masuk ke dalam rumah sakit tersebut.

Ronald hanya menatap hampa pada punggung wanita yang berlalu dari hadapannya itu. Lalu kemudian ia menaiki motornya dan berlalu dari rumah sakit itu menuju kantornya.

...

.

.

Catatan Penulis:

Selamat bermalam Minggu.... 🥰🤗

Up baru lagi... semoga terhibur, masih tetap ingin menagih bintang, PS, komentar n review...

sejujurnya saya sangat membutuhkan REVIEW..

Pliss, tolonglah reader, menulislah sedikit untuk review cerita ini dan bintangnya... 🙏🙏

Kalian yang terbaik 🥰🤗

avataravatar
Next chapter