webnovel

Masih Terlalu Lembut untuk Berkelahi Dengan Anak Kecil

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Saat melihat Tong Lele berdiri di depan kamar mandi, mata Mo Lisi langsung melebar karena terkejut, "Tong Lele! Kamu! Bagaimana bisa kamu ada di sini?" tanyanya. Dia kemudian berpikir bahwa belum genap satu bulan, bahkan masih empat hari, namun Tong Lele sudah bisa keluar dari rumah, dia benar-benar hebat.

"Tentu saja. Aku datang untuk bertukar posisi denganmu!" kata Tong Lele, dia terlihat maju ke depan, sebagai tanda bahwa dia sudah siap untuk bertukar posisi kapan saja.

Mo Lisi membalikkan badan, karena ingin membuka pintu untuk berbalik keluar, namun Tong Lele langsung menahannya dan menutup pintu itu. Dengan sigap, dia sudah memegang Mo Lisi, kemudian menahannya, lalu mencubit dagu Mo Lisi, "Sudah cukup bertukar perannya Mo Lisi!" katanya.

"Aku tidak tertarik dengan laki-laki!" kata Mo Lisi sambil menatap Tong Lele. Dia terlihat mengerutkan kening, saat Tong Lele menatapnya dengan wajah yang mirip dengannya, namun terlihat nakal.

"Aku juga beneran laki-laki!" jawab Tong Lele sambil mendengus. Lalu, karena khawatir terlalu lama memakan waktu, dia pun segera menyuruh Mo Lisi untuk berganti baju, dan memberitahu bahwa ayahnya sedang menunggu di ruang VIP.

Mo Lisi kemudian membujuk Tong Lele, dengan mengatakan bahwa rumahnya di sana begitu bagus, lalu ada seorang ayah yang tampan, dan akan lebih baik jika dia tinggal di sana saja. Namun dengan cepat Tong Lele menyuruhnya untuk berganti pakaian, sambil berkata bahwa dia tidak mau kembali ke sana, karena yang dia butuhkan hanyalah ibunya. Sedangkan Mo Lisi sendiri, dia juga tidak mau kembali, lalu dengan sangat sedih dia berkata bahwa dirinya juga sangat menyukai ibu Tong Lele.

"Siapa sih anak yang tidak suka dengan mamiku?" kata Tong Lele sambil menggoyangkan giginya. Karena dia ingat, setiap kali maminya muncul di depan anak-anak, semuanya selalu datang mengerumuni. Sampai-sampai, rasanya dia ingin menyembunyikan ibunya itu, dan tidak membiarkan orang lain untuk melihatnya. Tapi sekarang, Tong Lele merasa bahwa Mo Lisi adalah yang paling menjengkelkan, karena dia ingin mengambil ibunya, Ckckck, aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi! batinnya.

"Lele, suatu saat nanti bolehkah aku bertemu mami kamu lagi?" kata Mo Lisi, dia bertanya dengan hati-hati pada Tong Lele.

"Jika kamu mau menurut untuk berganti baju dan bertukar posisi, kita akan bisa sering berkomunikasi. Jika kamu merindukan mami, aku akan mempertimbangkannya untuk bertukar identitas, dan membiarkanmu bertemu dengan mamiku!" kata Tong Lele sambil menatap Mo Lisi dengan pandangan matanya yang serius.

Mendengar kata-kata Tong Lele, mata Mo Lisi pun berbinar, "Benarkah?" tanyanya tidak percaya.

"Tentu saja! Sekarang, maukah kamu berganti pakaian?" Kata Tong Lele sambil mengangkat alisnya.

"Baiklah!" kata Mo Lisi menyetujui saran Tong Lele, kemudian tanpa banyak berpikir dia segera melepas pakaiannya, dan menukarnya. Tong Lele lalu mengambil sweter dan celana olahraganya.

"Kamu tunggu dulu di sini dulu, aku mau masuk ke toilet dulu! Karena bajumu terlalu formal, jadi susah dilepasnya!" kata Tong Lele, kemudian dia masuk kedalam kamar mandi.

Tong Lele berpikir kalau Mo Lisi tidak mau ganti baju, dia pasti tidak akan berani melarikan diri dengan identitasnya sebagai Tuan Muda. Setelah selesai mengganti bajunya, dia pun keluar dan segera menyuruh Mo Lisi untuk masuk ke toilet, dan mengganti bajunya. Namun, sebelum dia masuk untuk berganti baju, terlebih dahulu dia bertanya kepada Tong Lele untuk memastikan, apakah benar kalau nanti dia tetap bisa menemui ibunya.

Tong Lele kemudian mengangguk, "Tentu saja! Setelah selesai ganti baju, aku akan mencari mami dan kamu mencari papi!" katanya.

Kemudian, Tong Lele membukakan pintu untuk Mo Lisi, lalu mengikatkan sebuah kain pel dari luar sehingga dia tidak bisa membukanya. Setelah melakukan hal itu, saat sedang berganti pakaian, Tong Lele mengirim pesan kepada pengurus Feng, bahwa dirinya telah terkunci di pintu kamar mandi Toy Story Hotel, dan memintanya untuk membukakan pintu. 

Saat Tong Lele keluar, dia melihat pengurus Feng datang, dan sedang berjalan dengan membawa pengawal. Lalu dibalik sebuah pintu kamar mandi, terdengar suara Mo Lisi yang sedang menggedor-gedor pintu, "Tong Lele, kamu mengerjaiku! Buka pintunya!" katanya. Namun, Tong Lele hanya melihatnya dengan senyuman kecil, sambil membelai hidungnya sendiri, dia berpikir bahwa masih terlalu lembut untuk berkelahi dengan anak kecil. Hahaha! Mo Lisi, Mo Lisi, akhirnya kamu akan kembali ke rumah dengan patuh! batinnya...