webnovel

Wanita Malang

Editor: Wave Literature

Setelah itu, Tong Lele segera memeluk ibunya, karena sudah empat hari sudah tidak bertemu, hal itu membuatnya begitu merindukannya. Membuatnya langsung masuk ke pelukan ibunya, "Mami, aku sangat merindukanmu!" kata Tong Lele sambil memeluk lengan ibunya. 

"Kamu hanya pergi kekamar mandi, kenapa sudah begitu rindu?" kata Tong Jiumo sambil memegang wajah kecil Tong Lele dan menciumnya. 

Hal itu membuat Tong Lele menangis dan tertawa, "Pokoknya aku sangat, sangat, sangat merindukan mami!" katanya.

Karena khawatir akan ketahuan oleh rombongan Mo Lisi, Tong Lele pun segera berpura-pura mengantuk, dan mengajak Tong Jiumo untuk pulang. Kemudian dengan khawatir, Tong Jiumo berpikir, Apakah karena efek dari naik wahana-wahana tadi, dia jadi seperti itu? batinnya. 

Karena Tong Jiumo merasa, bahwa Tong Lele yang sudah pergi ke pangkalan militer negara-negara besar. Jadi bagaimana mungkin, kalau tadi dia merasa takut dan memalingkan wajah sambil memeluknya. Hal itu membuat, ketika memikirkan anak yang selalu memeluknya itu, menjadikannya tidak kuasa untuk menahan senyum

Tong Jiumo kemudian berpikir, ternyata ketika anaknya takut, dia juga menenggelamkan wajah seperti sifat alamiah seorang anak. Sekarang, Tong Lele memintanya untuk meninggalkan tempat ini, "Iya mami, aku ketakutan. Ayo kita cepat pulang!" katanya. Kemudian Tong Jiumo mengajaknya pulang, dan meninggalkan wahana itu, namun terlebih dulu mencuci tangannya.

Di sisi lain, saat berjalan ke kamar mandi dan membuka pintu, pengurus Feng mendapati Mo Lisi sedang tidak memakai baju, dengan ekspresi kemarahan yang begitu lucu, "Tuan Muda, kenapa anda tidak memakai baju?" tanyanya.

"Bajuku di ambil pencuri!" Kata Mo Lisi dengan Tajam. Pintar sekali Tong Lele, ternyata aku di bodohi olehnya! Batinnya. Lalu dia berpikir, jika yang ditipu adalah seorang wanita, dia pasti akan sangat malang.

Mo Lisi berpikir, bahwa suatu saat nanti dia masih ingin untuk bisa bertemu dengan Tong Jiumo. Sehingga, dia tidak terlalu memikirkan kata-kata Tong Lele dan tidak akan membuatnya berpikir akan begini jadinya. Tapi siapa sangka, bahwa Tong Lele benar-benar lebih licik darinya.

"Aku adalah Tuan Muda yang menyedihkan!" kata Mo Lisi kemudian. Saat memandangnya, pengurus Feng dengan cepat melepas jaketnya untuk menutup tubuh kecil Mo Lisi. Saat ini, jaket panjang yang dikenakannya sangat bagus dan tidak kuno. Ketika dia kembali, Mo Qijue yang melihatnya seperti itu langsung mengerutkan keningnya, "Apa yang terjadi?" tanyanya dengan nada dingin.

"Tuan Muda baru saja terkunci di kamar mandi, dan kita baru menyelamatkannya!" kata pengurus Feng.

"Papi, aku ingin pulang!" kata Mo Lisi sambil mengangkat kepalanya, kemudian menatap Mo Qijue yang acuh tak acuh.

Saat Mo Lisi melihat kalau Tong Lele sudah pergi, tiba-tiba membuatnya tidak ingin untuk bermain lagi. Kemudian dia merasa menyesal, karena tidak seharusnya dia memberi tahu Tong Lele, bahwa dia dan ibunya akan pergi ke taman bermain. Tapi entah mengapa tiba-tiba Tong Lele bisa mengajak Mo Qijue pergi keluar.

Mo Lisi berpikir, bahwa sepertinya Tong Lele mempunyai kemampuan besar yang membuat ayahnya bisa pergi meninggalkan rumah, dan pergi ke taman bermain. Bahkan dia sendiri tidak berani berpikiran, untuk bisa pergi sendiri bersama ayahnya, apa lagi pergi ke taman bermain. 

Karena sebelumnya, Mo Lisi pernah bilang sendiri kepada ayahnya bahwa dia ingin pergi ke taman bermain, tapi ayahnya itu malah tidak mengatakan apa-apa. Namun, dalam waktu kurang dari sebulan, ayahnya tiba-tiba membuatkan sebuah taman bermain di rumahnya. Sayangnya, tanpa didampingi oleh seorang ayah maupun ibu, membuatnya tidak ada keinginan untuk bermain sedikitpun.

Namun, di saat Mo Lisi hanya sendirian dan merasa bosan, dia baru pergi ke taman itu untuk bermain sejenak. Kemudian, setelah pertemuannya dengan Tong Jiumo, hal itu bagaikan membuka dunianya yang baru. Hanya dalam beberapa hari saja, dia sudah bisa merasakan sebuah kehangatan sebuah keluarga. Dalam empat hari, entah mengapa dia merasa benar-benar menyukai Tong Jiumo, membuatnya berpikir alangkah baiknya jika Tong Jiumo adalah ibunya...