webnovel

Begitu Bodohnya Dia

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Setelah Mo Qijue dan pengurus Feng selesai berbicara, mereka kemudian menuruni tangga. Saat turun, mereka langsung melihat Tong Lele yang sedang duduk sambil menangis. Dia saat ini terlihat sangat sedih, karena sudah beberapa hari tidak bertemu ibunya. Dia juga sangat merindukan ibunya, terlebih lagi ibunya tidak tahu kalau dirinya menghilang. Jika dari awal dia tahu akan begini, dia pasti tidak akan lari ketika berada di bandara.

Gara-gara Tong Lele lari, dia kehilangan ibunya dan ditahan di rumah Mo Qijue, membuatnya ketakutan dan berpikir, bagaimana kalau dia tidak bisa bertemu dengan ibunya lagi. Karena takut, dia pun akhirnya mencari cara untuk meninggalkan rumah itu. Lalu, terbesit di pikirannya kalau dia akan protes dengan cara mogok makan. 

Kemudian, dia pun berdiri dan menghapus air matanya, lalu ketika melihat pengurus Feng datang, dia segera menangis lagi. Tangisannya semakin keras, dia juga memperlihatkan bahwa saat ini dia begitu sedih dan putus asa.

"Jangan menangis Tuan Muda! Kemarilah, kakek Feng akan mengajakmu pergi bermain!" kata pengurus Feng karena begitu kasihan melihat Tong Lele. Dia masih begitu kecil, namun sudah tidak mempunyai kebebasan. Bahkan, dia belum pernah merasakan kasih sayang seorang ayah, terlebih lagi kasih sayang seorang ibu! batinnya.

"Tidak! Aku tidak mau bermain. Aku mau mami!" Kata Tong Lele memprotes.

"Tuan muda, and harus berhati-hati, jadi tidak boleh menyebut kata mami lagi. Kalau tidak, Tuan Mo Qijue akan memberikan anda hukuman!" kata pengurus Feng dengan hati-hati.

Karena terus-terusan menangis, membuat kantong mata Tong Lele menjadi semakin bengkak, "Kalau memang papi tidak sayang padaku, kenapa papi membawaku lari dari mami? Jahat! Jahaaat!" katanya sambil berteriak.

Pengurus Feng begitu kasihan melihat Tong Lele, dia tidak ingin melihat dua orang anak dan ayah ini memiliki hubungan yang tidak hangat, "Tuan Muda, Tuan Mo Qijue sangat menyayangi anda!" katanya, karena dia ingin menghibur Tuan Mudanya itu.

"Tidak. Papi tidak sayang aku! Kalau papi sayang aku, tidak mungkin dia menahanku seperti ini, tidak mungkin dia memisahkan aku dengan mami. Aku telah melihat mami di TV dan aku tahu bahwa dia adalah mamiku." kata Tong Lele sambil terus menangis. Lalu, dia mengulurkan tangannya dan mengguncang paha pengurus Feng, "Kenapa aku tidak memiliki seorang mami? Bukankah mamiku adalah Nona Tong Jiumo? Cepat beritahu aku kakek Feng, beritahu aku jika mamiku itu adalah Nona Tong Jiumo." katanya.

Dengan wajah berwibawa, akhirnya pengurus Feng berbicara dengan suara pelan, "Tuan Muda, dia bukanlah mamimu. Ketika Tuan Muda lahir, mami telah meninggalkanmu Tuan Muda."

Mendengar hal itu, langsung membuat Tong Lele semakin menangis kencang. Lalu pengurus Feng terlihat berusaha menghiburnya, "Tuan Muda, kakek Feng akan membawa Tuan Muda pergi makan. Bukankah Tuan Muda suka makan?" tanyanya.

Tidak peduli bagaimana cara pengurus Feng menghibur Tong Lele, tetapi dia tetap saja tidak bisa menenangkan hati Tong Lele. Sudah lima tahun berjalan, tapi baru pertama kali inilah dia berdebat dengan Tuan Mudanya itu. Dan ini pertama kalinya juga dia melihat Tuan Mudanya menangis begitu sedih, lalu dia merasa kalau Mo Qijue sudah terlalu mengekang putranya.

Kemudian, Tong Lele berdiri sambil berkacak pinggang, dengan suara keras tiba-tiba dia berkata, "Tidak mau! Mulai hari ini, aku mau mogok makan!"

Mo Qijue yang melihat anaknya dari lantai atas, kemudian membatin dengan ekspresi dingin, Mo Lisi kenapa tiba-tiba menanyakan maminya?

Tong Lele lalu memeluk kopernya sendiri, sambil menangis dia kemudian berkata, "Mami, tunggu sampai aku kelaparan dan aku akan mencari mami. huhuhu… rasanya hidupku ini begitu pahit..."

"Tuan Muda..." kata pengurus Feng karena begitu sedih melihatnya. Seorang anak yang baru berusia 5 tahun tapi mempunyai kepandaian atau IQ diatas rata-rata, namun dia belum pernah bertemu dengan ibunya. Jika seorang anak menginginkan seorang ibu, itu adalah hal yang sangat normal. Hanya saja, tidak akan ada yang peduli kalau Tuan Mudanya itu merengek atau tidak. Karena, hati Tuan Mo Qijue akan tetap membatu dan tidak akan tergerak. batinnya.

"Jangan panggil aku! Biarkan aku menangis!" kata Tong Lele yang saat ini juga sangat menyalahkan dirinya sendiri. Entah kenapa, dia bisa dengan begitu bodohnya tertangkap oleh pengawal Mo Qijue...