webnovel

Tinggal Di Luar

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Setelah itu, Tong Lele selalu menangis dan bahkan tidak bercanda bahwa dia akan mogok makan. Karena pengurus Feng begitu khawatir, dia segera memberitahu Mo Qijue, "Tuan Besar, Tuan Muda telah menangis seharian dan tidak makan apapun. Tolong anda pergi dan bujuk dia untuk makan." katanya.

Mo Qijue yang sedang membaca dan membolak balik dokumennya, kemudian berkata, "Ikuti saja maunya dia. Jika dia sudah lelah menangis, dia akan tahu kesalahannya."

Pengurus Feng tidak menyangka, jika Mo Qijue akan berkata seperti itu, karena anaknya telah menangis seharian dan terlihat sudah lelah, bahkan suara tangisnya cukup terdengar sampai keluar. Suaranya juga juga sudah terdengar serak, benar-benar membuatnya tidak tahan ketika melihatnya, "Tuan Besar, anda benar-benar keterlaluan! Dia hanyalah seorang anak kecil berusia 5 tahun, tidak peduli siapa ibunya. Tapi bagaimanapun juga, bukankah dia juga bagian dari darah daging Tuan?" katanya.

Mo Qijue lalu mengambil pulpen dan menandatangani berkas yang beratas namakan dirinya sendiri, "Kenapa? Kamu ingin dihukum untuknya? Jika kamu begitu mengkhawatirkan anak dari perempuan itu, sekarang bawa dia untuk menemui maminya!" katanya dengan nada dingin. 

Pengurus Feng merasakan kemarahan Mo Qijue, semacam kemarahan yang dipendam dan tidak bisa diluapkan. Terlihat tatapan matanya yang begitu dingin, lalu berbagai hal mengenai Tong Jiumo langsung berkeliaran di otaknya. Pengurus Feng kemudian berpikir, Tong Jiumo padahal belum menikah, tetapi dia sudah mempunyai anak, lalu entah kenapa dengan begitu santainya, dia memberikan anaknya itu kepada seorang laki-laki. Atau sebenarnya, dia ingin membiarkannya mempunyai adik tiri dari ayah yang berbeda? Benar-benar mengerikan! batinnya.

Mo Qijue menutup dokumennya lalu berdiri dan memerintahkan dengan nada dingin, "Pengurus Feng, tolong atur jadwal, karena mulai besok aku akan tinggal di luar. Awasi Mo Lisi dengan ketat!" katanya.

"Baik tuan!" jawab pengurus Feng.

Pengurus Feng tertegun sejenak, sekarang dia paham dengan maksud Mo Qijue. Karena Mo Qijue tidak bisa tidur dan tidak fokus memikirkan kerjaan, karena di pikirannya sedang dipenuhi oleh Tong Jiumo.

Sial! Bagaimana bisa aku memikirkan wanita ular yang berhati begitu jahat itu? Dan juga, hantu apa yang sedang berada di otakku ini? batin Mo Qijue.

Disaat banyak hal yang Mo Qijue pikirkan tentang Tong Jiumo, dia lalu mendengar suara rengekan. Dia berhenti mendengarkannya sejenak, kemudian bangkit, dan pergi masuk ke kamar anaknya. Setelah itu dia menyalakan lampu redup di samping pintu, kemudian berjalan ke tempat tidur dan melihat air mata mengalir dipipi anaknya.

Tong Lele saat ini sedang tidur sambil memeluk boneka yang ada di sampingnya, dia masih merengek dan menangis tersedu sedu. Mo Qijue mendengarkan suaranya, "Mami, aku ingin mami. Mami, mami jangan meninggalkanku. Aku takut..." katanya sambil menangis. "Aku sangat merindukan kasih sayang mami, rindu masakan mami, aku sangat sangat merindukan mami..." katanya lagi.

Mo Qijue mendengar kata-kata anaknya dengan begitu jelas, hal itu membuat wajahnya semakin muram. Kemudian dia membangunkan Tong Lele, "Kamu tidak tidur dengan nyenyak. Apa yang kamu bicarakan dalam mimpimu tadi?" tanyanya. 

Melihat orang yang ada di depannya membuat Tong Lele menjadi sangat ketakutan, lalu dia menangis semakin keras. Dia menangis sambil berteriak memanggil-manggil ibunya.

"Jangan menangis! Kalau kamu menangis lagi, kamu akan dihukum tidak boleh tidur di sini!" kata Mo Qijue dengan nada mengancam.

Ketika mendengar anaknya berteriak, Mo Qijue begitu khawatir kalau anaknya akan pergi mengikuti Tong Jiumo, karena dia telah membesarkannya selama lima tahun. Kemudian membuatnya berpikir, Bagaimana mungkin tiba-tiba dia dibawa pergi oleh seorang wanita yang tidak berkontribusi dalam membesarkannya? Apa yang sebenarnya tidak aku ketahui? Aku membawa pulang dia dengan tanganku sendiri dan membesarkannya selama lima tahun. Tapi, ketika pertama kali melihat foto Tong Jiumo, kenapa dia bisa langsung patuh dan mau mengikuti kepergiannya! batinnya.

"Aku hanya ingin menangis, aku tidak ingin papi. Kalau ada mami dalam hidupku, itu saja sudah cukup." Kata Tong Lele kepada Mo Qijue sambil menangis.

Mo Qijue yang mendengar itu, kemudian langsung berdiri sambil mengepalkan tangan, "Cukup!" katanya dengan marah...