webnovel

Another World I Be Here

Sihir? Itu suatu hal yang sangat hebat dan melebihi dari imajinasi setiap manusia. Akan tetapi, itu akan menjadi petaka bagi seorang manusia yang mengalami kecacatan berupa tidak memiliki energi sihir sedikit pun. Seorang pemuda yang memiliki kepribadian unik, mencoba bertahan hidup di dunia yang penuh sihir ini. Apakah dia akan menemukan apa yang ia cari selama ini, kehidupannya yang bermakna? seorang laki-laki yang berjuang dalam kehidupan pedihnya, membuatnya selalu melindungi orang-orang yang ia sayangi. Dirinya yang selalu percaya kepada rekannya akan membuat dunia yang luas ini terguncang hebat. Seorang anak laki-laki SMA kelas dua, memperjuangkan apa yang ingin ia lindungi. Cerita ini berisikan hal-hal manis dan bisa saja gula darah anda naik :v Pantau terus Cerita saya :v Btw ... Mau diterbitkan :v

SkyFanfare · Fantasy
Not enough ratings
55 Chs

Lima Faksi Kesatria Sihir

Komandan pasukan bayaran yang kesadarannya masih ada meskipun pandangannya terhalang oleh darah dia yakin bahwa orang yang datang di hadapan mereka adalah Jomblo.

   "Jomblo!"

Seru Komandan pasukan bayaran, Kasuvi dan Levius segera turun untuk mengejar Sema yang telah lompat ke bawah terlebih dahulu. Kasuvi langsung merapal sihir api sedangkan Levius merapal sihir air.

Dari segel sihir yang mereka rapal keluarlah naga api dengan dua elemen yang berlawanan yaitu api dan air. Kedua naga itu menyerang penjaga kerajaan yang berjumlah enam orang.

Sisanya masih ada di sekitar sini namun yang berjaga hanya ada enam, Sema segera mencari cara untuk membebaskan para pasukan bayaran. Akan tetapi, ia tidak memiliki kekuatan sebesar itu untuk melakukannya.

Levius segera menghampirinya seraya tangan kanan yang merapal sebuah sihir, dari segel sihir tersebut keluarlah jangkar yang terikat dengan rantai. Ia melompat lalu mengayunkan jangkarnya dengan kuat menuju kurungan besi yang mengurung para pasukan bayaran.

*Brang

Suara dentuman antara dua besi terdengar jelas, kurungan besi yang dipukul dengan jangkar besi membengkok.

   "Sema, biar aku urus yang di sini! Bantu Kasuvi!"

Seru Levius, Sema mengerti dengan perkataannya dan ia menanggapinya dengan anggukan kepala. Ia segera berlair menjauh dari kurungan lalu menendang kepala seorang penjaga kerajaan yang mulai bangkit kembali.

   "Aku tidak boleh menghambat Soutarou."

Pikir Kasuvi, ia menggunakan kemampuannya lalu tangan kanan dan kaki kirinya terselimuti oleh sinar merah. Perlahan-lahan sinar merah tersebut menghilang dan zirah ringan naga merah telah terpasang.

Kasuvi segera merapal sihir api pada tangan kanannya, sebuah bola api berukuran cukup besar diluncurkan olehnya. Memecah menjadi banyak lalu bola api yang berukuran kecil tersebut menyerang setiap pasukan yang menyerang mereka bertiga.

Sema berlari menuju penjaga kerajaan yang sedang lengah, bersiap-siap menyerang penjaga kerajaan dengan kedua dagger miliknya. Penjaga kerajaan mengayunkan pedangnya dengan horizontal, Sema segera menghindar dengan memutar badannya dan hampir saja ia tertebas.

Setelah mendapatkan momentum yang pas untuk menyerang, Sema menyadari penjaga yang lain sedang menyergapnya dari belakang. Ia segera menendang kaki kanan penjaga yang menebasnya tadi sehingga keseimbangannya hancur.

Ia segera melempar dagger yang dipegang dengan tangan kanan ke penjaga yang menyergapnya dari belakang. Ketika dagger yang ia lempar melewati penjaga kerajaan tersebut, ia menarik benang laba-laba yang menempel pada dagger sehingga lajunya berubah.

Mengikat kepala penjaga tersebut sehingga tercekik ketika Sema menariknya kembali. Dengan cepat ia bergerak ke penjaga yang sedang tercekik lalu menendang kepalanya sampai pingsan.

Ia segera kembali berlari dan menarik perhatian untuk menghindari serangan dari musuh dan agar Levius fokus dalam mengeluarkan para tentara bayaran. Akan tetapi, stamina Sema terus menerus berkurang karena bergerak cepat secara terus menerus.

Napasnya mulai berat dan jantungnya sudah lelah dalam mengkondisikan tubuhnya. Sema berpikir untuk melampaui batasannya saat ini juga karena ia membutuhkan kekuatan.

Kekuatannya aktif ketika ia sedang dalam keadaan kritis atau pada saat keadaan hidup atau mati. Namun, ia juga tidak tahu kekuatan apa yang terpendam di dalam dirinya sendiri.

   "Sialan, jika saja aku memiliki sihir peningkat fisik."

Pikir Sema seraya mengatur napas dan bertarung dengan jarak aman, ia melirik ke arah Levius yang tersisa satu lagi seorang pasukan bayaran sedang keluar dari kurungan besi.

   "Sema! Sudah semuanya!"

Seru Levius sebagai kode, Sema langsung meneriaki nama Kasuvi agar ia mendekatinya. Mereka berdua bertarung dengan saling membelakangi, Kasuvi menjauhkan para penjaga yang datang dari luar dan Sema memukul mundur setiap penjaga yang lengah.

   "Jika seperti ini terus, kita pasti bisa."

*Brakk

Kehadiran seseorang dari atap aula kerajaan seperti halnya yang dilakukan oleh Sema dan mereka berdua. Terdapat sesosok orang dengan tubuh yang diliputi oleh aura menakutkan disertai hawa pembunuh yang kuat.

Hanya merasakan hawa pembunuh tersebut sudah seperti dicekik oleh suatu tangan tak terlihat. Untuk bernapas sudah sulit, Sema merasakan bahaya dari sosok manusia yang ada di hadapannya.

Dia memiliki cakar-cakar yang tajam dengan penampilan yang menakutkan namun keren di mata Sema. Rambutnya merah dan matanya pun berwarna merah, terdapat sebilah pisau yang mencuat dari kedua betisnya.

Ia memakai rompi jaket berwarna hitam, begitu pula dengan celana hitam yang ia pakai. Ia berdiri dengan bersiap-siap menyerang Sema dengan cakarnya yang tajam.

   "Sema! Dia salah satu dari pengguna Arch Gear tipe penyatu!"

   "Arch Gear katamu!?"

Panik Sema, skenaria terburuknya adalah Sema akan mati di tangan pengguna Arch Gear tersebut. Tetapi, sepertinya pengguna Arch Gear yang ada di hadapannya saat ini dipaksa untuk melakukannya.

Ia berlari menghampiri Sema lalu menyerang Sema dengan membabi buta dengan cakarnya. Sema mundur selangkah demi selangkah dengan menyerang balik menggunakan kedua daggernya.

Gerakan-gerakan membabi buta tersebut dapat dipungkiri bahwa pengguna Arch Gear yang ada di hadapannya sedang dikendalikan oleh seseorang.

   "Jadi begitu, dia dikendalikan oleh Arch Gear illusi yang ada di kerajaan ini."

Pikir Sema, ia mundur dengan lompatan lalu melempar dua dagger yang digenggam olehnya ke arah pengguna Arch Gear. Terkena dua lemparan dagger tersebut, Kasuvi dari kejauhan segera merapal Sihir Naga: Fire Blow.

*Blarr

Ledakan besar terjadi menabrak pengguna Arch Gear, kepulan asap mengitari aula kerajaan. Akan tetapi, sosok tersebut memang terluka namun perlahan-lahan namun pasti.

Tubuhnya mulai beregenerasi seraya melepas dua dagger Sema yang tertancap pada tubuhnya. Ia berdiri dengan tubuh yang sedang dipulihkan lalu menggumam sesuatu.

   "Limit break: Claw Birth!'

Menusuk lantai aula kerajaan dengan kedua tangannya, dari dalam tanah terdapat getaran yang cukup hebat. Lalu, dari dalam tanah muncul puluhan pasak berwarna putih yang mencuat dan menyerang Sema.

   "Saatnya untuk melampaui batasanku."

Sema terus menekan kemampuan terpendamnya, kemampuan yang dikeluarkan olehnya bisa saja membuat dirinya sendiri meledak. Akan tetapi, ia sudah berlatih dalam mengembangkan fisik dan mentalnya.

Kemampuan Sema terbangun dengan aura naga yang menyelimutinya, akan tetapi kemampuannya ditekan hanya sampai 5% dari seluruhnya. Meski dengan perbandingan kecil tersebut, Sema tidak akan menyerah dengan kenyataan yang ada.

   "Sihir Buatan: Overflow!"

Meskipun Sema tidak memiliki sihir mau pun yang lainnya, kemampuan alaminya yang didapatkan dari Dewa untuk menutupi kekurangannya adalah dengan meminjam kemampuan orang lain.

Kemampuan dari Kasuvi dipinjam olehnya hanya 5% akan tetapi itu sudah cukup. Sema segera melompat ke belakang lalu kedua kakinya menempel pada dinding.

Ia kembali melompat dengan tekanan kekuatan yang ada di seluruh tubuhnya. Dengan kecepatan tersebut ia dapat melewati pasak-pasak yang mengarah padanya. Ia bersiap-siap dengan kaki yang siap menendang kepala pengguna Arch Gear tersebut.

   "Belum ada nama Kick!"

*Brakk

Tendangannya mengenai kepala pengguna Arch Gear tersebut sampai terpental ke samping. Ia terlihat tidak berdaya dengan luka kejut yang mengenai kepala.

Akan tetapi, Sema juga tidak bisa bergerak karena spontan dalam menggunakan kemampuannya. Efeknya berbanding terbalik dan tubuhnya tidak dapat menopang efek adrenalin yang terjadi.

Ia bertekuk lutut  dengan kaki yang sedikit memar, Kasuvi yang melihat keadaannya segera menghampirinya.

   "Soutarou!? Kau tidak apa-apa!?"

   "Kasuvi!? Cepat bawa mereka pergi dari sini!"

Seru Sema sehingga langkah Kasuvi yang akan menghampirinya terhenti. Ia mengerti dengan ucapan Sema dan segera membantu para pasukan bayaran lari dari tempat ini.

Levius yang sudah menangani para penjaga segera membantu Sema yang tidak kuat untuk berdiri. Ia membopong Sema dengan berjalan pelan agar Sema tidak terlalu kesulitan.

   "Kau terlihat keren tadi."

   "Jangan bahas lagi."

Jawab Sema, ketika mereka sedang pergi membelakangi musuh. Terdapat salah satu penjaga yang meraih pedangnya lalu melompat dengan menyerang Sema dari belakang secara vertikal.

Sema yang baru saja menyadari kehadirannya segera berbalik badan lalu menahan laju pedang tersebut dengan tangan kirinya. Jika seperti itu maka tangan kirinya akan terpotong lagi, tetapi ia sudah siap untuk terluka kembali.

   "Claw Birth."

Dari dalam tanah muncul sebuah pasak berwarna putih yang menembus perut penjaga yang hampir memotong tangan kiri Sema. Serangan tersebut berasal dari pengguna Arch Gear yang tadi dan masih terkapar namun tangan kanannya menembus lantai.

   "Xie Xie."

Pengguna Arch Gear tersebut mengucapkannya dalam bahasa Cina yang berarti terima kasih. Kesadarannya yang dikendalikan oleh Arch Gear illusi telah terlepas dan ia ingin berterima kasih kepada Sema karena telah menendangnya cukup keras di kepala.

Sema hanya menunjukkan senyuman kecilnya lalu berbalik badan dengan tubuhnya yang dibopong oleh Levius. Mereka segera pergi dari kerajaan Erinu dengan sembunyi-sembunyi karena Komandan pasukan bayaran sudah mengenal jalan rahasia yang ada di kerajaan ini.

* * * * * *

Satu hari berlalu setelah kepulangan mereka dari kerajaan Erinu ....

Komandan pasukan bayaran yang dibawa oleh Sema kini menetap di kerajaan Archdale atas izin dari sang Raja dan dia juga meminta maaf sebesar-besarnya ketika penyerangab dulu.

Ia menjadi petualang di kerajaan Archdale ini bersama dengan anak buahnya sebagai pekerjaan. Para orang tua yang sebelumnya ikut bersama Sema segera menjenguk ke bar dan memberikannya makanan berupa buah-buahan dan hasil buruan.

Meskipun begitu, Sema tidak nyaman atas pemberian hadiah dari mereka. Kini dia sedang mengalami sakit otot pada bagian sendi yang ada di tubuh bagian atas mau pun bagian bawah.

Sema masih tetap bekerja di bar sebagai pemilik sembari memulihkan tubuhnya dari timbal balik kemampuan yang digunakan olehnya. Kasuvi dan Levius pun bertengkar karena hal kecil meskipun saat bersama Sema mereka berdua bekerja sama.

   "Keseharian seperti inilah yang tidak ingin aku hilangkan, akan tetapi ... "

Sema memikirkan keuangannya saat ini baik dari pemasukkan dan pengeluaran bar. Pedagang keliling yang saat ini tengah berkunjung ke bar Sema memperlihatkan sebuah lembaran kertas kepada Sema.

   "Apa ini?"

   "Baca saja dulu, bukankah kau sedang membutuhkan uang untuk saat ini."

Sema membaca lembaran kertas tersebut dibantu oleh Levius yang disuruh olehnya. Isi dari lembaran kertas tersebut berisi mengenai perekrutan untuk menjadi kesatria sihir dan arahan ini disebar oleh seorang Ksatria sihir yang bernama Houns Rayford.

   "Tidak aku kira, Houns ternyata Kaisar sihir ya."

Sema tidak mengetahui Houns Rayford sebenarnya meskipun dia pernah berkunjung ke bar ini dan sesekali bertemu di kota ketika membeli bahan makanan.

   "Ada lima faksi kesatria sihir, yang pertama merupakan Blue Howling yang dipimpin oleh Junya. Kabarnya dia seorang Sacred Beast yang memiliki bentuk manusia."

   "Junya ... ?"

Sema pernah mendenger bahwa Kasuvi pernah mengucapkan namanya ketika bertemu dengan Roguira.

   "Yang kedua adalah Silver Lotus yang dipimpin oleh Isabelle Romée, tetapi dia biasa dipanggil dengan nama Isabelle D'Arc. Yang ketiga adalah Light Zuuin, dipimpin oleh dua orang yang bernama Xueli dan Jiang. Yang keempat adalah Dark Rebellion yang dipimpin oleh Abiel Luisiu. Dan yang kelima adalah Aurora yang dipimpin oleh Lyria Rena dan dia juga seorang Pimpinan Guild."

   "Yang aku kenal hanya Lyria saja, ngomong-ngomong kapan dimulainya?"

Tanya Sema, Levius membaca bagian paling bawah di pojok kanan lembaran kertas yang ia pegang.

   "Di sini tertulis tiga hari lagi, apakah kau yakin ingin ikut dan menjadi kesatria sihir meskipun tidak memiliki sihir?"

   "Aku tidak terlalu tertarik tetapi mending dicoba dulu dari pada menyerah terlebih dahulu."

Sema beranjak dari tempat duduknya dan ia mengambil jubah hitamnya seraya memasang katrol dan wadah dagger di pinggangnya. Ia berjalan dengan biasa dengan rasa sakit yang ia coba untuk lupakan agar tidak terlalu menganggu.

   "Soutarou, kau mau ke mana?"

Tanya Kasuvi yang melihat Sema sudah memegang gagang pintu depan bar, ia menoleh ke belakang.

   "Meminta nasihat kepada Kyuubi dan Nekomata, kalau begitu sisanya aku serahkan pada kalian."

Setelah mengucapkannya, Sema pergi dari bar lalu berjalan menuju kuil yang pernah ia datangi ketika mengejar Nekomata.

   "Dalam tiga hari, aku harus berlatih."

To Be Continue ....