19 Pilihan III

Siang hari setelah sarapan, Sema bersama Kasuvi dan Levius segera bersiap-siap untuk kembali lagi ke kerajaan Erinu. Seperti biasa, Sema memakai jubah hitam yang menutupi tubuhnya lalu memasang sebuah katrol yang berisi kumparan benang-benang yang diberikan oleh Carilla dan Ruilla di belakang pinggang.

Meskipun Sema tidak bisa memakai sihir rendah seperti benang mana, ia masih bisa melakukan hal yang sama dengan bantuan benang laba-laba dari Carilla. Dengan seperti itu, ia bisa menutupi kekurangannya dan kemampuan fisiknya bisa menjadi perlengkap.

Carilla dan Ruilla mengantar mereka bertiga ke depan reruntuhan di mana mereka hanya harus berjalan lurus ke kerajaan Erinu.

   "Hati-hati, jika anggota badanmu terpotong datanglah ke sini lagi. Tapi ingat, kami tidak menerima kepala yang lepas dari tubuhnya."

Sahut Ruilla dengan senyuman kecilnya, Sema tidak bisa berkata apa-apa dan hanya menunjukkan ekspresi yang kecut. Ia pun membungkukkan badan sebagai tanda terima kasih kepada Carilla dan Ruilla.

   "Kami pergi dulu, sampai jumpa."

Sahut Sema seraya berbalik badan lalu melangkahkan kakinya menuju arah kerajaan Erinu. Diikuti oleh Kasuvi dan Levius yang ada di belakangnya, Ruilla dan Carilla hanya menatap kepergian mereka bertiga.

   "Nee-chan, tiap orang memiliki kenangan hidupnya tidak peduli seberapa keras mereka mencobanya. Kenangan tidak akan terhapus begitu saja seperti halnya sekarang ini."

   "Kau benar, jika memang seperti itu ... maka kita tidak bisa ikut campur. Sema Soutarou, aku harap kau tidak menemukan dinding pembatas lagi."

* * * * * *

Mereka bertiga pergi memasuki kerajaan Erinu dengan cara menyelundup ke kereta kuda yang memasuki kerajaan ini. Mereka sudah dikenali oleh para pasukan dan yang lainnya, mungkin lebih parahnya lagi mereka menjadi buronan di kerajaan ini.

   "Ngg ... apa itu ... "

Kasuvi bersembunyi di belakang Sema sedangkan di belakang Kasuvi sendiri adalah Levius. Ia melihat kecoa berkeliaran di depannya namun masih belum berada di mode berserker.

Ketika Sema ingin melihat keadaan di luar, tiba-tiba saja Kasuvi mencengkeram pundak Sema dengan kedua tangannya dengan panik. Sema sedikit kesakitan lalu ia menoleh ke belakang, wajah takut dan panik Kasuvi terlihat jelas dan Sema merasa bahwa Kasuvi imutnya tak terbayangkan.

   "Astaga ... aku ingin sekali melindungi makhluk imut ini."

Pikir Sema, tiba-tiba saja tanpa disadari oleh mereka berdua, kecoa yang tadi berubah menjadi mode berserker dan terbang ke arah Kasuvi dan Sema.

Kasuvi yang panik terlihat merapal sihir api yang berskala tinggi disertai rasa takut yang menyelimutinya. Sema segera mengerahkan tangan kanannya untuk memukul balik kecoa berserker tersebut.

*Crepp

Kecoa yang tadinya terbang ke arah mereka berdua, kini tertancap oleh dagger milik Sema karena Levius menarik daggernya dan menusuk kecoa tadi dengan wajah yang datar.

   "Kanjeng Ratu!"

Pikir Sema karena tingkah Levius yang tidak takut sama sekali, seseorang yang tidak takut dalam melawan kecoa mode berserker adalah orang yang hebat dalam keadaan mental dan fisik.

Levius terlihat menghela napas lalu mencabut dagger yang ia pegang dengan tangan kanan lalu mengelap ujungnya pada kain penutup suplai barang. Ia pun meletakkannya kembali ke wadah yang ada di pinggang Sema.

   "Jangan panik hanya ada kecoa, apakah kalian takut?"

Tanya Levius dengan menunjukkan wajah yang agak sombong, namun anehnya lagi adalah tanggapan Kasuvi dan Sema hanya menganggukkan kepala dengan wajah yang datar.

   "Astaga ... pasangan bodoh macam apa yang ada di hadapanku ini."

Kesal Levius dalam hati dengan kekesalan yang ingin menampol pasangan bodoh di hadapannya. Ia menahannya dengan menghela napas dan mencoba untuk tenang.

Kereta kuda yang mereka tumpangi berhenti di sebuah tempat seperti gudang penyimpanan. Sema melihat keadaan luar dengan mengintip di celah-celah yang kecil. Setelah terlihat aman, ia keluar dari kereta kuda ini dan menyuruh Kasuvi beserta Levius untuk pergi dari sini.

Sema berjalan pelan diikuti oleh Kasuvi dan Levius menuju sebuah pintu kayu yang ada di depan mereka dan cukup jauh. Mengintip dari sela-sela pintu yang terbuka, keadaan di luar gudang penyimpanan ini terlihat aman.

   "Huh ... aku sedikit lapar."

Pikir Levius seraya berjalan dengan kedua matanya yang tertutup, tiba-tiba saja ia menginjak sesuatu dan tersandung. Kasuvi yang ada di depannya berhenti berjalan lalu membantu Levius untuk berdiri.

   "Kau tidak apa?"

   "Ya, hanya saja aku tersandung sesuatu."

Kasuvi melihat suatu benda yang membuatnya tersandung, sebuah pedang berukuran besar dan kondisinya retak. Ia pun memanggil Sema yang sedang mengintai keadaan di luar untuk ke tempatnya.

   "Ada apa?"

Tanya Sema seraya menghampiri mereka berdua, Kasuvi menunjuk pedang besar yang retak di bawahnya. Sema langsung ingat pedang retak tersebut merupakan pedang yang retak karena pukulannya saat melawan komandan pasukan bayaran.

   "Kasuvi, Levius, cari barang lain yang bisa dijadikan petunjuk."

Sahut Sema, mereka berdua mulai mencari barang lain sebagai petunjuk jika saja ada. Mereka bertiga menyebar dan Sema mengidentifikasi pedang retak yang terhalang oleh tumpukan jerami.

   "Kenapa ini ada di sini ... "

Pikir Sema, Kasuvi yang sedang mencari petunjuk menemukan sesuatu dan ia berteriak namun terlihat senang.

   "Kasuvi!? Ada apa!?"

Panik Sema yang melihat Kasuvi sedang membawa suatu hal, ia pun mengangkat kancut seorang perempuan yang baru dan diperlihatkan kepada Sema.

   "Lihat, bukankah kancut ini imut."

   "Cari barang yang bener geblek!"

Seru Sema dengan kesal, Kasuvi menunjukkan wajah yang cemberut dan ia meletakkan kembali kancut penemuannya. Seketika itu, Sema menyadari bahwa terdapat budak perempuan yang diselundupkan ke gudang ini.

   "Dengan seperti itu, para pasukan bayaran itu mengirimkan para budak ke tempat ini lalu mereka ditangkap oleh pasukan kerajaan dan dibawa ke tempat lain."

Pikir Sema, pintu gudang kayu ini tiba-tiba saja ada yang membukanya, dengan cepat mereka bertiga bersembunyi. Levius ditarik oleh Sema dan mereka berdua duduk bersandar pada kayu penyangga gudang dan Sema tidak sengaja memeluk Kasuvi.

Kasuvi terdiam seribu kata karena kondisi dan situasi ini kali ini tidak terbayangkan oleh dirinya sendiri. Wajahnya memerah dan ia menundukkan kepala karena malu.

Sema yang melihatnya terbingungkan dengan tingkah Kasuvi, Levius yang bersembunyi di tumpukan jerami bersiap-siap jika saja mereka bertiga ditemukan.

Terdapat empat orang laki-laki yang masuk ke gudang ini, jika dipikir-pikir lagi mungkin mereka akan membawa barang-barang bawaan dari kereta kuda yang disinggahi oleh Sema dan yang lainnya.

Mereka bersembunyi cukup lama karena keempat orang tadi membawa barang bawaan kereta tadi cukup banyak. Setelah keadaan aman, Sema menghela napas dan ia tidak menyadari Kasuvi mulai bernapas dengan berat.

Kenapa? Ia tidak sengaja menyentuh titik nafsu para Dragonewt dan titik nafsu Kasuvi ada di pundak. Dengan seperti itu, keadaan status Sema sebagai Jomblo mungkin saja akan hilang.

Kasuvi menatap kedua mata Sema dengan pipi memerah dan matanya terlihat menunjukkam nafsu. Sema yang menyadari keadaannya gawat langsung beranjak dari sandarannya lalu melompat ke sebelah kiri.

Melihat keadaan Kasuvi, ternyata dia juga melompat ke samping kiri dengan lompatan yang siap memeluk Sema. Dengan keadaan terdesak, Sema menampar wajah Kasuvi sehingga ia terjatuh ketika melayang ke arahnya.

   "A-apa yang aku lakukan!?"

Panik Sema yang tidak sengaja menampar wajah Kasuvi, ia pun segera menghampirinya dan membantunya untuk berdiri. Akan tetapi, Kasuvi mengusap-usap pipi sebelah kanan yang ditampar oleh Sema dengan wajah yang bahagia.

   "Ekh? Dia bahagia?"

Sema terbingungkan dengan keadaan Kasuvi yang ada di hadapannya saat ini, Levius datang menghampiri mereka berdua dan mengajak untuk pergi dari gudang ini.

Levius yang melihat keadaan Kasuvi yang bahagia karena ditampar, ia juga bingung dengan tampangnya yang kecut.

* * * * * *

Mereka bertiga berlarian di atas banguna rumah penduduk agar tidak terlalu menarik perhatian. Meskipun begitu, Sema selalu waspada karena jarak lompatan dari atap rumah ke atap rumah lainnya cukup jauh.

Sedangkan Kasuvi dan Levius, mereka berdua memiliki kemampuan fisik di atas rata-rata manusia biasa karena itu dengan santainya mereka melompat-lompat.

   "Sema, mau aku gendong?"

Tawar Levius seraya menghampiri Sema yang susah melompat ke atap rumah yang lainnya. Sema berterima kasih kepada Levius lalu ia bertekuk lutut membelakangi Sema.

Perlahan-lahan Sema menaiki punggung Levius dan kedua tangan Levius menahan bobot badan Sema bagian belakang. Levius segera berdiri dan kedua tangan Sema memegang pundak Levius.

   "Entah kenapa ... ini memalukan."

   "Kau benar."

Jawab Sema, Kasuvi melihat keadaan mereka berdua dengan pandangan yang iri. Mereka berdua mencoba gaya lain, lalu mencoba pangkuan ala tuan puteri.

   "Entah kenapa ini lebih memalukan dari yang tadi."

   "Kau benar."

Jawab lagi Sema, Levius mengurungkan niatnya untuk menggendongnya. Kasuvi menunjukkan wajah yang sangat iri kepada Levius karena mereka terlalu dekat.

Levius yang menyadari tatapan mata Kasuvi yang mengarah padanya hanya bisa meminta maaf. Perjalanan mereka berdua dilanjutkan dengan Sema yang berhati-hati dalam melompat ke atap rumah yang lain.

Sebetulnya Kasuvi menawarkan dirinya agar dapat menggendong Sema seperti ketika dulu ia pernah dipangku ala tuan putri ketika terluka melawan pasukan bayaran.

Untuk kali ini, Sema menolak mentah-mentah tawaran dari Kasuvi karena sedari tadi ia mengeluarkan air liur dengan tatapan yang bernafsu.

   "Ini cewek kepribadiannya lengkap sudah."

* * * * * *

Sema dan yang lainnya dapat memasuki istana tempat tinggal Raja, menyelinap ke atas bangunan istana dan pergi ke aula kerajaan namun masih di atap. Mereka bertiga melihat para pasukan bayaran sedang dikurung pada kurungan besi dengan keadaan yang sudah dipukuli.

   "Sema, apakah kita harus bergerak sekarang?"

   "Tidak, masih belum. Kasuvi, bisakah kau menghitung para penjaga yang ada di sini dengan kemampuanmu yang dulu."

   "Ngg ... baiklah."

Kasuvi meningkatkan semua inderanya seraya kedua matanya tertutup, kemampuan seorang Dragonewt sangat hebat jika dibandingkan ras lainnya. Sebetulnya ras naga merupakan ras legenda dan mereka masih belum diakui karena saking berbahayanya mereka.

Bahkan, jika saja Iblis dan seorang ras naga bertarung. Bisa dipastikan bahwa ras naga dapat menghancurkan ras Iblis dengan mudahnya. Akan tetapi ras naga yang ada di dekat Sema saat ini merupakan seorang perempuan yang kepribadiannya sangat lengkap.

   "Soutarou, terdapat dua puluh delapan penjaga yang ada di sekitar sini."

Sahut Kasuvi menoleh ke samping kanannya yang terdapat Sema, kehadiran Sema lenyap begitu saja. Levius menunjukkan wajah yang kecut seraya menunjuk-nunjuk ke bawah yang terdapat Sema sudah melompat dengan jaring laba-laba yang sudah ditempelkan ke sela-sela atap sehingga ia dapat turun dengan selamat.

Sema langsung menarik dua dagger yang ada di pinggangnya lalu melilitkan jaring laba-laba yang terkumpul pada katrol pinggang belakang. Para penjaga yang melihat kehadiran si Jomblo ini langsung menghunuskan pedangnya.

   "Tenang saja, Jomblo sudah datang!"

To Be Continue ....

jika ada yang mau lihat beberapa Illustrasi character yang ada di cerita ini, monggo kunjungi Wattpad dengan judul Cerita yang sama

avataravatar
Next chapter