"Filosopi yang kamu katakan menggambarkan apa yang terjadi saat ini." Anna membuang pandangannya kesekitar, diam sejenak sebelum menjawab.
"Aku tidak menyangkal itu," ucapnya tenang.
"Dia sangat beruntung, memuakkan untuk mengakui fakta itu," katanya. Penilaiannya terhadap Anna tidaklah lah salah, wanita cantik ini bukanlah tpe wanita yang selama ini banyak bertaburan seperti debu mengelilinginya.
"Banyak fakta yang tidak sesuai harapan, itulah hidup," balas Anna lagi.
"Ya, tapi aku salah satu pembenci fakta."
"Itu pilihanmu, karena pilihan itu sendiri yang membentuk menjadi apa manusia di masa depan." Harry tersenyum sinis menyikapi kalimat sindiran itu.
"Kamu sungguh menunjukkan ketidak sukaanmu padaku, apa karena aku musuh suamimu?" Anna menggeleng.
"Dari awal bertemu di toko sikapku memang seperti ini, tidak ada hubungannya dengan masalah kalian." Harry mengangguk sambil tersenyum remeh.
"Lalu kenapa sekarang kamu masih bersikap seolah aku orang asing?"
Support your favorite authors and translators in webnovel.com