webnovel

Anak asuhku Anakku

mei_yama · Teen
Not enough ratings
53 Chs

20.

Hal yang paling di hindari Lily nyatanya bisa terjadi begitu saja. Dengan lelapnya Lily bergonta ganti gaya saat tidur. Sedangkan Juno masih terjaga dan memainkan ponselnya. Tanpa sadar Lily memeluk paha Juno yang di jadikan guling olehnya. Ada sesuatu yang lain yang di rasakan ya.

Benda bulat kenyal padat berisi yang tertutup piyama besar itu mampu membangunkan cacing tidur kini menjadi naga api yang siap menyembur. Juno menjadi salah tingkah dan ingin beranjak pergi. Namun Juno sendiri lupa jika kakinya tak bisa di gerakkan.

*Astaga, kenapa kamu mudah sekali bangun? Hhhh ini waktumu bangkit karena sudah terlalu lama dalam tidur panjangmu.* Juno bermonolog dengan teman kecilnya yang kini semakin mengeras memamerkan otot otot kejantanannya.

Juno berniat membangunkan Lily, tangan Juno sudah bersiap untuk menepuk bahu Lily. Namun Lily semakin mempererat dekapanya dan mengapit kaki Juno seperti sedang mengapit bantal guling.

Sontak secara spontan Juno sampai merinding menahan hasratnya yang semakin membuncah. Jantung Juno semakin cepat memompa darah, terasa desiran yang hebat menguasai deru nafas Juno yang tak beraturan.

Seperti hampir gila Juno menahan nafsunya. Namun untuk membangun Lily sekarang rasanya juga adalah pilihan yang salah.

*Kalau aku bangunin dia sekarang, berarti dia bakalan liat ini naga bangun dong. Tapi kalau enggak, duh.... sampai kapan aku kuat menahanan ginian. Astaga mana itu gunung tak sekecil badan yang punya lagi.* Juno sangat frustasi karena menahan nafsunya sendiri.

Lily bergerak dan berganti gaya lagi. Tapi kali ini lebih membuat Juno ingin cepat cepat bangun dan berlari. Lily menjadikan paha Juno sebagai bantalan kepalanya dan merangkul pinggang Juno. Ekspresi wajah Juno benar benar sangatlah aneh sampai sampai telinga dan pipinya memerah.

"Ly, bangun Li. Aduh ujianku berat sekali sih ya Allah" gerutu Juno sambil menaruh ponselnya di meja.

"Enggrhh.... hoams.." Lily mergangkan tubuhnya dan menguap.

"Dih, udah tidur dari tadi masih nguap juga. aneh" gumam Juno dengan suara pelan.

Lily membuka mata perlahan dan menyadari kalau dia telah memeluk pinggang majikanya.

*Aduhh, ini tangan badan kenapa lancang banget sih. Malu aku, mana tuan masih melek lagi. berarti ketangkap basah dong aku. Kalau kebangun sekarang, ahhh enggak enggak malu banget aku. Gila, harus gimana nih?* Lily memarahi dirinya sendiri atas kebodohan yang di lakukanya.

*Ah, terus aja pura pura tidur Sampek tuan tidur udah itu baru kabur terus pura pura ga tau apa apa. Sekarang ganti posisi ngadep ke Embun aja.* batin Lily dengan ide cemerlangnya.

*Embun mana? astaga ini anak boboknya udah kayak baling baling aja. Kenapa kamu bobo di situ* batin Lily yang mendapati Embun berada di atasnya.

Posisi tidur yang sungguh berantakan, saat Lily membalik badan dan sedikit membuka matanya. Lily melihat posisi Embun sudah memutar. bokong yang berbalut diapers itu kini pas di depan wajah Lily.

Juno sekarang bisa bernafas lega meski batang keras berototnya belum layu juga.

*Nanti bangunin ah kalau udah layu nih batang* Batin Juno sambil melepas kacamata bacanya.

*Duh, ga enak banget ingin ngadep popok. Embun jangan kentut ya* harap Lily dalam hati.

*Eh, lupa aku. tuan kan ga bisa gerakin kakinya. Bodohnya aku, kalau ga aku bantu bisa bisa Sampek besok pagi bakal duduk terus dia* batin Lily mengingat Juno.

"Ergghh... hahh... Embun, kok boboknya gini?" Lily berpura pura terbangun dan membenarkan posisi tidur Embun.

"Eh tuan, belum tidur?" tanya Lily yang melihat Juno bersandar.

Tanpa kata Juno hanya menjawab dengan gerakan jari telunjuk yang menunjuk kakinya dengan ekspresi wajah datar. Lily yang paham akan maksud Juno lalu turun dari ranjang dan membantunya. Kerah baju yang cukup longgar membuat isi di dalamnya terlihat sampai kebagian perut yang rata. Mata Juno pun merekam hal itu saat Lily menunduk untuk membantunya berbaring.

Batang keras yang berangsur layu itu kini bangkit lagi. Untung saja Lily tak memperhatikannya dan langsung menyelimuti kaki majikanya. Juno dapat bernafas lega ketika Lily memutuskan untuk pergi dan tidur di kamar tamu.

🐱🐱🐱

di kamar tamu.

"Ish, selamat selamat. Untung saja tuan ga bilang apa apa" ucap Lily sambil membenamkan diri kedalam selimut dan melanjutkan tidurnya.

🐚🐚🐚

Di kamar Embun.

*Kalau gara gara ini aku bangun bangun basah gimana? Mana mau mandi kan.... Aduhh ga lagi lagi deh nurutin kamu Embun. Rusuh, Papa harus gimana nih sekarang?* Batin Juno sambil berusaha memejamkan mata.

Derrt... Derrt

Ponsel Bimo terus berdering.

"Ada apa ini, kan masih jam 4 pagi" keluh Bimo sambil melihat ponselnya yang terus bergetar.

"Hah, bapak? ada apa pagi pagi gini" gumam Bimo yang hendak mengangkat panggilan dari Juno.

"iya pak, ada apa?"

"Ke kamar saya sekarang. cepat!"

Panggilan yang sangat singkat itu mampu membuat Bimo lari secepat kilat menuju kamar tidur majikanya. Lily yang sudah terbangun di buat bingung oleh Bimo. Bimo yang mengabaikan Lily langsung menuju ke kamar Juno.

"Bapak di kamar mana ly?" tanya Bimo sambil terengah engah karena berlari.

"Di kamar Embun" jawab Lily sambil menunjuk kamar tidur Embun.

Bimo masuk dengan segera, dan karena penasaran. Lily pun mengikutinya. Langkah Lily terhenti di depan pintu dan mengetuknya.

"Ada apa Bim, apa ada sesuatu dengan Embun?" Tanya Lily khawatir.

"Tidak" jawab Bimo singkat.

"Apa aku boleh masuk melihat Embun?" tanya Lily yang masih berdiri di depan pintu.

"Tidak, pergilah. ini urusan pria dewasa" jawab Bimo spontan.

Lily pergi dengan rasa penasaran yang menggelayut. Sementara di dalam kamar Embun.

Bimo menahan tawa melihat celana majikanya yang basah karena terkena semburan juniornya.

"Diam kamu, sampai kamu ketawa atau ceritakan ini kepada orang lain. Aku pecat kamu" Ancam Juno dengan tatapan tajam.

"Iya pak, iya" Jawab Bimo yang membantu Juno untuk mandi wajib.

Sedikit kesusahan untuk kegiatan mandi karena Juno tidak mau siapapun melihat tubuhnya yang polos.

"Merem, awas kamu kalau ngintip"

"Iya pak, iya. lagian saya juga punya sendiri"

💮💮🌺🏵️

Sarapan~

Lily masih sibuk dengan Embun yang berlarian sambil makan. Semetara Juno masih menikmati sarapanya dengan khidmat.

"Emm pak, hari ini kak Nando akan mengajak saya ke rumahnya" ucap Lily meminta ijin dan berdiri di samping majikanya.

"iya, Nando sudah menghubungi saya. kamu tenang saja" jawab Juno singkat dengan ekspresi tidak suka.

*Kenapa mukanya kesanya kayak orang ga suka gitu sih*