webnovel

Anak asuhku Anakku

mei_yama · Teen
Not enough ratings
53 Chs

19.

"Ma, mama jangan ngomong aneh aneh ya. Beneran deh, besok aku akan membawa pacarku untuk bertemu dengan mama" ucap Nando melalui sambungan telepon.

"Nando, kamu tau kan. penyakit mama ini sudah semakin parah. Mama ingin menimang cucu, menimang Nando kecil dan menyaksikan pernikahanmu." sahut mama Mella di ujung telepon.

"Iya ma. iya. Mama yang semangat ya, Nando janji kok akan bawa pacar Nando untuk menemui mama"

"Maafkan Mama yang dulu terlalu banyak menuntut kesempurnaan dari calon pendampingmu nak. Mama menyesal, andaikan Mama dulu mampu menghargai orang lain dengan baik. Mungkin sekarang mama sudah bermain bersama anak anakmu" ucap Mama sambil menangis terisak.

"Sudah mama jangan menangis ya, Nando ikut sedih ni" ucap Nando sambil menatap kearah luar jendela.

Panggilan di akhiri dengan suasana haru. Juno, Nando dan Lily bersama sama mendengarkan pembicaraan yang sengaja di loudspeeker itu.

"Dengarkan? Aku enggak bohong." ucap Nando yang berdiri menghadap jendela luar.

"Hemm" jawab Juno sambil memegang dagunya lalu melipat tanganya ke dada.

"Jadi, aku harap kamu mau membantuku ly. Dan aku kesini untuk meminta ijin darimu Juno" Ucap Nando menatap serius lily dan Juno yang juga saling pandang.

"Setidaknya dengan begitu aku bisa mengukur waktu untuk mencari calon istri yang sesungguhnya dan Mama menjadi lebih tenang." Ucap Nando yang masih bersandar dekat jendela.

"Aku tau ketenangan pikiran sangat berperan besar dalam kesehatan Mamamu. Jadi ly, jika kau mau membantunya. Silahkan akan aku berikan hari Minggu sebagai hari liburmu. Embun biarlah bersama ku." Ucap Juno dengan santai dan bijaksana.

"Beneran Jun? Makasih ya" Ucap Nando yang berjalan mendekati Juno dengan wajah berbinar bahagia.

"Ini sebagai bentuk balas Budi ku padamu, setidaknya selama aku koma para sahabatku tidak meninggalkanku" jawab Juno dengan wajah sayu.

"Darimana kamu tau?" Nando kebingungan dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Barusan aku mengecek CCTV dari semenjak aku koma, ataukah ada hal hal buruk yang terjadi. Tapi tidak, aku sering melihatmu mengantar jemput Lily dan Embun saat Bimo menjagaku. Terimakasih Nando" Jawab Juno menjelaskan apa yang baru di periksa ya di layar monitor pemantau CCTV.

"Tapi kak, aku takut bertemu dengan Mamamu. Ini kali pertama aku di perkenalkan sebagai pasangan di depan orang tua." kata Lily tiba tiba yang terlihat gugup dan berfikir bahwa akan mendapat hinaan dari orang kaya.

"Sudah, biar aku yang atur semuanya. Kamu percayakan padaku saja. oke!" jawab Nando membalas keraguan Lily.

Nando selesai dengan urusanya dan berpamitan pulang. Sementara Embun sudah merengek meminta di Nina Bobo kan oleh Lily. Lily sudah berganti baju tidur, Juno masih sibuk dengan laptop yang di pangkuanya.

Embun meminta tidur di temani Papanya dan Lily, hal seperti itu sontak membuat kedua orang dewasa itu menelan ludah secara kasar. Bingung dan kehabisan akal untuk menjelaskan hal seperti itu kepada balita yang belum tau tentang legal dan ilegal.

Lily hanya diam dan menepuk jidatnya sambil menatap Embun. Embun semakin rewel dengan tangisnya yang merajuk di gendongan Lily. Lily menolak permintaan Embun, ya terang saja menolak. Masa iya majikan dan pengasuh tidur satu ranjang.

"Embun, sayang. Dengerin bubu. Papa lagi sakit kakinya, jadi enggak bisa bobok bareng kita. Nanti kalau kakinya ke tendang atau kesenggol Embun gimana?" ucap Lily yang bernegosiasi dengan balita cerdas itu.

"Tapi, Enun kangen bobok ama Papa unda" ucap Embun merengek.

Mata dengan bulu mata yang lentik itu kini basah bercucuran dengan bulir bulir air mata dan siap mengeluarkan senjata pamungkasnya. Tangisan dengan teriakan super kencang. Embun sudah mulai tantrum.

Lily yang putus asa dengan sikap asuhannya hanya duduk dan membiarkan embun menangis berguling guling sambil menendang nendang sisi ranjang. Juno mendatangi kamar Embun dan melihat yang terjadi.

"Kenapa dia?" Tanya Juno pada Lily yang terlihat frustasi mendengar tangisan Embun yang super keras.

"Tantrum pak, ada maunya yang ga bisa aku turuti" ajawab Lily sambil mendorong kursi roda Juno untuk lebih mendekati Embun yang terisak karena melihat kedatangan Papanya.

"Embun mau apa?"

"Enun au bobok ama Bunda"

"Yaudah bobok huh sama bunda" jawab Juno sambil menatap sinis Lily .

*Cuman di minta ngelonin aja kenapa ga bisa sih ly. Heran Sampek embun tantrum gitu* batin Juno kesal sendiri melihat putrinya di abaikan oleh Lily.

"Enun, papa, bunda, bobok sini" Ucap Embun yang sudah berada di atas ranjangnya dan menata bantal bantal untuk masing masing nama yang di sebutkannya.

Juno melongo mendengar permintaan putrinya dan menatap Lily dengan tatapan bersalah karena telah salah mengira akan kemauan Embun.

"Embun yang di tengah ya" Juno mencoba bernegosiasi.

"Kaki papa Atit, Bunda Nini Pitit kaki papa bian embuh" Jawab Embun sambil menepuk nepuk bantal yang ada di tengah.

*Mampus, di bilang kaki papanya sakit buat alesan biar ga diajak bobok bertiga Eh malah sekarang suruh pijitin kaki papanya juga* Lily membatin dan menepuk dahinya penuh sesal.

*Embun, cepetan gitu bilang papamu suruh cari istri baru. Biar ada yang ngurusin, enggak bubu terus." Keluh Lily dalam hati.

Juno merasa ini adalah kesempatan baginya untuk semakin dekat dengan Lily. Tak butuh waktu lama tiba tiba Juno meng iyakan permintaan Embun.

"Ya udah sini bantu papa." Ucap Juno meminta pertolongan pada Embun.

💮💮🌺🌺

Lily juga yang membantu merebahkan Juno dengan memapahnya. Juno tersenyum mendapat perlakuan baik dari Lily. Banyak Serama ke rewelan yang terjadi sebelum Embun terlelap. Dengan sangat aktif Embun mengajak bermain, dan memijit kaki sang papa bersama Lily.

Untuk pertama kalinya secara sadar Juno merasakan sentuhan lembut dari jemari Lily. Juno sangat menikmatinya tapi tetap menjaga wibawa dan gengsinya di depan putri kecilnya.

"Udah yok, Bubun ngantuk" Ucap Lily yang berpura pura menguap dan mulai berbaring di ranjang.

"Bun, nani" pinta Embun pada Lily untuk menyanyikan lagu kesukaannya setiap malam.

~ Bintang kecil di langit yang tinggi

amat banyak menghias angkasa

aku ingin, terbang dan menari.

jauh tinggi ketempat kau berada~

Sampai di ujung lagu Lily sudah terlelap bersama Embun. Juno yang duduk bersandar melihat itu. Kebahagiaan yang nyata di depan mata, tapi kenapa Juno selalu mengingkarinya.

Calon istri itu sudah nyata keberadaanya bajakan semenjak 3 tahun yang lalu. Tapi mengapa hatinya belum yakin?