webnovel

Anak asuhku Anakku

mei_yama · Teen
Not enough ratings
53 Chs

2.

"sayang bangun, Embun butuh kamu!!" Juno menangis histeris dan berlutut di lantai.

Kesedihan sangat memuncak, seperti di hempaskan hingga ke dasar lautan. Sebelumnya di berikan kebahagiaan begitu dahsyat tetapi pada akhirnya di berikan kesedihan yang tiada terkira.

Tak pernah mengira akan secepat ini Namira, wanita kesayangannya pergi secepat ini. Takdir memang tiada yang mampu mengelak dan memilih atau menukarnya. Semua sudah di tetapkan disana jauh sebelum kita lahir ke dunia.

Tak terasa sudah sampai malam ketiga keeprgian namira. Bayi mungil nan cantik itu kini menyandang nama sang ibunda seutuhnya. Embun Namira Febiola, itulah nama dari bayi cantik yang mewarisi wajah sang ibunda.

Acara tahlilan telah selesai di gelar, semua saudara masih berkumpul untuk memberikan dukungan moril dan membantu merawat Embun. Namun bayi itu terus saja rewel dan menangis. Juno terkadang melamun sendiri dikamar ya sambil menggendong dan menenangkan Embun.

Embun, bayi mungil itu hanya mau diam dan tidur jika dalam gendongan dan pelukan sang Ayah. Mbok inem pembantu yang sudah lama mengabdi di rumah Juno pun merasa tak sanggup melihat dan menghadapi kenyataan yang ada. Mbok inem selalu menitikan air mata jika menggendong embun.

Ingatan akan kebaikan dari majikanya masih teringat jelas di kepala mbok inem. Namira adalah sosok yang sangat baik pada mbok inem dan pembantu yang lain. Tak membedakan antar pembantu yang lain dan menghormati yang tua.

🦋🦋🦋

Dua Minggu berlalu, juno kehilangan beberapa kilo gram berat badannya. mbok inem juga mulai sedikit meriang dan tak enak badan.

"Mbok, hari ini tolong jaga embun ya. Aku ada rapat penting." Ucap Juno sambil memasang dasi.

"jangan terlalu lama tuan, non Embun kan tidak akan diam atau tidur kalau bukan tuan yang menggendong" ucap mbok inem sambil menggendong dan memberi susu pada Embun.

"Iya mbok, emmm... tolong Carikan aku pengasuh yang handal yang bisa menangani dan sayang sama Embun mbok" ucap Juno sambil menenggak segelas susu hangatnya.

"Tapi tuan, apa tidak sebaiknya lewat jasa saja. Yang lebih berpengalaman dan terpercaya. kita cari yang jelas lisensinya" usul mbok inem pada majikanya.

"Baiklah, nanti coba saya suruh pak Budi mencarikan lewat agensi saja" sahut Juno sambil mencium kening Embun dan berjalan keluar rumah.

Belum sampai masuk kedalam mobil, suara tangis Embun sudah menghentikan langkahnya. Juno menengok dan berjalan kembali kepada Embun.

"Embun cantik, anak pintar. Ayah pergi bekerja dulu ya. Embun baik baik sama mbok inem di rumah ya" ucap Juno sambil mengusap usap kepala embun.

bayi mungil itu seperti akan terlelap saat Ayahnya mengusap kepalanya, namun saat Juno mengangkat tangannya Embun kembali membuka matanya lebar lebar.

"Dia mau ikut anda tuan. Tidak mau di tinggal" celetuk mbok inem sambil menggoyang goyangkan embun di gendongannya perlahan.

"Hah, masak iya mau rapat ngajak embun mbok. Kasian dia masih terlalu kecil untuk perjalanan bolak balik kantor rumah. Udaranya juga kurang bagus untuk bayi, banyak debu dan polusi" kata Juno frustasi dan mulai melonggarkan dasinya dan menatap iba putrinya yang seperti merengek.

" iya tuan, terus ini sekarang kita mau gimana?" Tanya mbok inem bingung.

"Sini mbok, saya tidurkan dulu embunya" ucap Juno sambil mengulurkan tangannya untuk menggendong Embun.

*Kasihan tuan, tidak ada yang bisa membantunya. Tapi mau bagaimana lagi, ya begitulah perjuangan seorang Ayah yang menjadi orang tua tunggal* mbok inem membatin dan berlalu pergi meninggalkan Juno yang masih menepuk nepuk perlahan Embun yang mulai tertidur.

sesaat berlalu🐚🐚🐚

" mbok, aku berangkat ya" Juno pamit kepada mbok inem dan menitipkan Embun.

"iya pak, semoga lancar dan cepat pulang" jawab mbok inem sambil mengelap meja makan.

Rapat berjalan dengan lancar, masih beriring dengan kecemasan memikirkan si putri kecilnya yang entah rewel atau tidak. Juno memutar mutar pulpen yang ada di tangannya.

"Sudah dapat pak apa yang saya pesan?" Tanya Juno dengan menatap serius layar monitornya.

"Sudah pak, saya sudah suruh Bimo menjemput dan langsung menghantarnya kerumah untuk berhadapan langsung dengan mbok inem" Jawab pak Budi sambil menatap serius bosnya.

"Bagus" Juno tersenyum lega.

🦋🦋🦋

" Baik, jadi kamu yang akan mengasuh nona kecil?" tanya mbok inem serius dengan raut wajah galak.

"iya"

" Sebutkan nama, hoby kamu, media sosial apa yang kamu pakai, dan status kamu!" perintah mbok inem.

" Nama saya Ella, hoby jalan jalan, pakai Pesbuk, Instagram, Tiktuk, ama Sweater.

Status bertunangan" jawab Ella kandidat baru.

"Coba gendong nona 10 menit" perintah mbok inem sambil memperhatikan cara dan teknik mengasuh yang di pakai Ella.

Lima menit berjalan masih anteng, menit ke delapan.

" Hua .. .. Hua...." suara tangis embun melengking tinggi.

" hemmh..... tidak lolos" kata mbok inem sambil mengambil alih gendongan Embun dari Ella.

" Kamu, silahkan kembali. Biar Bimo yang mengantarkan kamu" ucap mbok inem sambil menatap Bimo seperti memerintah dengan halus.

" Iya mbok, baru aja mau ngopi. udah berangkat lagi" Keluh Bimo dengan wajah lesu.

"Nanti lagi ngopinya Bim!" jawab mbok inem tegas sambil menggendong Embun.

Dalam perjalanan pulang Juno berdoa dan berharap agar mbok inem sudah mendapat kan kandidat yang cocok untuk embun. Akankah Juno mendapatkanya?