webnovel

Anak asuhku Anakku

mei_yama · Teen
Not enough ratings
53 Chs

1.

Suara kencang tangis bayi terdengar memecah kesunyian. Dalam suasana yang masih segar berembun bayi itu lahir ke dunia membawa sepenggal cerita baru di dalam kehidupan Ayah dan Ibunya.

Di dalam kamar rumah sakit mewah nan mahal bayi itu lahir ke dunia. Matanya masih belum bisa membuka sempurna. Lendir lendir sisa perjuangannya di dalam rahim masih menempel di kepalanya.

Tetes air mata jatuh dari seorang pria yang kelak akan di panggilnya Ayah. Kebahagiaan menyeruak memenuhi ruangan bersalin itu.

"Wah, selamat Bapak. Bayi anda perempuan, tapi sangat mirip dengan ibunya. Anda hanya kebagian hidung mancungnya saja". Ucap Dokter sambil membopong bayi mungil itu dan menyerahkannya kepada sang Ayah.

Lelaki itu mendekap bayi itu penuh kasih dengan dekapan kanguru. Dimana kehangatan diperoleh langsung dari sentuhan antar kulit. Lelaki itu mendekapnya dengan hangat, tak pelak juga senyuman manis yang iya dirayakan kepada sang istri karena telah memberikannya seorang putri cantik.

Ciuman manisnya bertubi tubi ia daratkan ke kening dan bibir sang istri yang telah selesai berjuang dan bertaruh nyawa untuk melahirkan keturunanya kedunia.

"Iya dok, dia sangat cantik. Sangat mirip dengan ibunya". Masih dengan mendekap dan mencium kening sang istri.

🌸🌸🌸

Sepasang suami istri yang berbahagia itu adalah Namira dan Juno. Namira seorang aktris berbakat dengan bayaran termahal saat ini. Seantero negeri mengenalnya, Ratu iklan, Ratu striping dan masih banyak lagi sederet julukan dari talentanya.

Juno, pengusaha kaya yang sebenarnya dahulu menjabat sebagai dokter. Namun keharusanya melanjutkan usaha sang Ayah yang sudah berpulang kini menjadikanya sebagai pengusaha.

Namira dan Juno hidup berbahagia, mengarungi bahtera selama 5 tahun bersama. Kini akhirnya mereka memiliki keturunan setelah sama sama berjuang untuk mendapatkanya.

"Dia sangat cantik sayang, beri nama Embun diantara namanya" Ucap Namira sambil mengusap kepala bayinya yang ada di dekapan sang suami.

"Iya sayang, ini bayi kita. Jadi Haruslah nama terbaik dan kita sukai yang menjadi namanya nanti" Jawab Juno sambil tersenyum dan mengelus pucuk kepala Namira.

"Bayinya saya bersihkan dulu ya pak, biar harum terus nanti bisa ikut Bapak lagi" Ucap suster sembari mengulurkan tangan untuk menggendong sang bayi.

"oh iya, baik sus. Ini, jaga baik baik" pesan Juno kepada suster yang tersenyum melihat kekhawatirannya.

"Iya pak, tidak lama kok. Sebentar saja, karena bayi juga akan segera menyusu ASI perdananya" Jawab suster sambil memberi penjelasan kepada Juno yang terlihat tak ingin lepas dari bayinya.

"Sayang, jangan lupa di azani ya" Ucap Namira masih tergeletak lemas dengan beberapa suster yang membersihkan sisa persalinanya.

"iya sayang, nanti. Setelah dia harum dan cantik, suster masih membersihkanya" ucap Juno sambil menggenggam tangan dingin sang istri.

"Dokter, kenapa tangan istri saya sangat dingin?" Juno bertanya heran kepada dokter yang masih memberikan jahitan kepada Namira.

"Tidak apa apa, semua normal di monitor. hanya kelelahan dan lemas setelah melahirkan itu adalah normal" jawab dokter yang sudah akan selesai membersihkan Namira.

"Aku tidak apa apa sayang, malah tubuhku terasa ringan. Aku seperti terbang." sela Namira diantara pembicaraan Juno dan dokter.

"Sudah, biarkan pasien beristirahat sebentar dan Bapak mari ikut saya untuk melengkapi data data dan administrasi" Ucap perawat yang datang menghampiri Juno.

" Ah iya, sampai lupa administrasi. Jadwal persalinanya maju sampai seminggu jadi saya kelabakan" Ucap Juno sambil berjalan meninggalkan ruangan.

Namira hanya tersenyum melihat kepergian suaminya. keringat dingin menyembul di kening Namira, nafasnya mulai tak beraturan.

"Dok, pasien kamar 012 menggigil" ucap salah satu perawat yang sedang membawa pakaian kotor Namira melalui sambungan ponsel.

"siapkan semua alatnya, kita periksa pasien" jawab dokter bergegas sambil berlari menuju ruang rawat Namira.

Juno kebingungan bukan kepalang apa yang sebenarnya terjadi. Juno masih berdiri di depan pintu kamar rawat istrinya karena saat itu dia juga baru saja selesai mengurus administrasi.

"ada apa dok?" Juno dengan wajah yang sangat cemas.

dokter tidak menjawab dan hanya diam sambil bergegas memeriksa keadaan Namira.

"Anda tunggu di luar pak, biar kami yang menangani pasien" ucap perawat yang masuk dengan berbagai macam alat yang ada di meja yang di tariknya.

Muka Juno seketika pucat pasi, ludah pun seperti tak bisa tertelan. Air mata kesedihan kini berganti menghiasi wajah tampannya.

"Pasien terkena pendarahan pastpartum, dan ada riwayat hemofilia pada pasien" ucap dokter kepada suster.

" catat waktu kematiannya suster" ucap dokter sambil menutup wajah Namira dengan selimut.

"kami sudah berusaha pak, pasien mengalami pendarahan pastpartum dan ternyata pasien juga ada riwayat hemofilia. Jadi pendarahan tidak dapat di hentikan, waktu persalinan yang terlalu lama bagi beliau membuat luka di pembuluh darah cukup lebar dan sulit berhenti aliran darahnya di karenakan hemofili yang di deritanya sehingga darahnya tidak bisa membeku dengan cepat. Kami sudah berusaha, namun takdir berkata lain." ucap dokter yang mencoba menenangkan Juno.

"Apa? hemofilia? kenapa saya tidak pernah tau." ucap Juno sambil mengusap usap kasar wajahnya.

"saat pemeriksaan sebelum persalinan di formulir dan data juga beliau tidak memasukan riwayat hemofilia pak. Jadi kemungkinan istri anda menutupi ini hanya untuk bisa bersalin secara normal." jawab suster sambil memeriksa kelengkapan data yang masih di pegang ya.

Juno langsung berlari meninggalkan dokter dan berdiri di samping ranjang Namira dengan tatapan kosong. seperti tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. semua begitu cepat.

"sayang, bangun. kamu belum menyusui Embun sayang. Bangun!!!!" Juno mengguncang guncangan tubuh Namira dan mulai berteriak histeris.