webnovel

Laba-laba oh laba-laba

"Ay? Sini deh." Panggil ibu Ira kepada anak gadisnya.

Aya yang sedang asik menulis cerita di laptopnya, menoleh ke arah ibunya. "Ya mi.." Sambil berdiri meninggalkan laptopnya, Aya menghampiri ibunya yang dipanggilnya mami itu. "Kenapa mi?" tanya Aya.

Sambil tersenyum, ibu Ira menepuk-nepuk sofa di sebelahnya agar anaknya duduk di sebelahnya. Aya langsung duduk di samping ibunya sambil memeluk manja kepada ibunya tersebut.

"Kenapa mi?" Tanya Aya penasaran. "Kok kayaknya penting banget, jadi penasaran."

Sambil tersenyum, ibu Ira menjawab "hmmm Ay, kamu masih ingat Ara nggak?"

"Ara?? Ara siapa ya mi?" Tanya Aya bingung.

"Itu loh anaknya om Agus, temannya mami papi waktu SMA dulu....". Ibu Ira menjawab.

Aya langsung mengerutkan keningnya, mengingat yang ditanyakan oleh ibunya. "Ara mana ya mi? Kok gak pernah dengar nama itu ya?" Aya bergaya seperti sedang mengingat sesuatu yang sangat penting. Tangan kanannya memegang dagunya dengan wajah yang dibuat seolah sedang berpikir sesuatu yang rumit.

Sambil mencubit lengan Aya pelan, "masa kamu lupa sih Ay??" Tanya ibu Ira mulai tidak sabar.

"Itu loh yang waktu kamu masih kecil, dia yang sering ngerjain kamu, suka ngasih kamu laba-laba diam-diam". Jawab ibu Ira sambil menahan tawa, melihat anaknya yang sepertinya sudah mulai mengingat kenangan itu.

"Ingat nggak??". Desak ibu Ira sambil tertawa.

Aya mulai mengerucutkan mulutnya. Wajahnya mulai terlihat kesal. "Ooooo, yang itu!" Sahut Aya asal-asalan. Ia menaikkan kakinya ke atas sofa dan bersila.

"Ingatkan?" tanya ibu Ira lagi sambil tersenyum jahil.

"Emang kenapa mi?" Aya mulai cuek dengan pembicaraan ini. Ia meraskan ada hawa yang tidak nyaman dengan arah pembicaraan ini.

"Jangan gitu dong mukanya, nggak enak banget mami liatnya." Cekikikan ibu Ira terdengar dan terlihat oleh Aya.

"Mami kenapa sih, kok senang ya ngingat anaknya dikerjain sama anak orang lain!!" Seru Aya dengan kesal setelah mengingat masa kecilnya dengan Ara.

"Hi hi hi hi hi hi" ketawa ibu Ira, yang semakin membuat Aya jengkel dan berdiri hendak pergi.

"Eh..eh..eh...Mami bercanda aja kok." Kata ibu Ira, namun masih tertawa geli melihat anaknya yang kesal akibat mengingat masa lalu.

"Belum selesai mami ceritanya. Sini." Ibu Ira menarik tangan Aya yang sudah berdiri hendak meninggalkannya.

Aya menoleh dan duduk kembali dengan wajah merengut. "Jadi mau cerita apa sih mi soal si Ara itu?!" Tanya Aya sambil melipat kedua tangannya di dada.

Sambil membetulkan posisi duduknya, ibu Ira melanjutkan. "Jadi gini... Kemarin papi kamu di telepon sama om Agus. Kan om Agus sekeluarga sekarang tinggal di Amerika. Nah, rencananya minggu depan mereka mau ke Indonesia, kesini." Jelas ibu Ira kepada Aya, yang ditanggapi Aya dengan mengangguk-anggukan kepalanya.

"So??" sahut Aya dengan memiringkan kepalanya. Dalam hati ia berkata 'terus kenapa kalau mereka kesini? Apa kita harus menemani mereka selama disini? Yah gak mungkinlah kan!!'

Aya tersadar saat ibu Ira menepuk tangannya dan berkata "nah, papi mau om Agus sekeluarga tinggal disini, di rumah kita selama mereka ada di sini." Jelas ibu Ira yang membuat Aya terkejut.

"Sebentar, jangan dipotong dulu mami bicara!" Tegas ibu Ira saat ia melihat Aya hendak protes.

"Mereka kan gak punya keluarga di sini, sedangkan gak lama lagi angkatan sekolah mami dan papi mau mengadakan reuni sekolah SMA, jadi om Agus dan tante Santi mau menghadiri juga. Karena sudah lama mereka tidak pulang kembali, apalagi bertemu dengan teman-teman semasa sekolah dulu. Makanya papi menawarkan om Agus sekeluarga untuk menginap di rumah kita aja, daripada di hotel atau dimana gitukan. Kan jadi ramai juga rumah kita". Jelas ibu Ira panjang lebar agar anaknya mau mengerti dan tidak protes.

"Nah, mami dan papi mau kamu juga bisa berteman baik dengan Ara, anaknya om Agus itu. Nanti kalau mami papi dan orang tuanya sibuk reunian, dia gak punya teman, malah bosankan? Kan kasihan dia". Lanjut ibu Ira lagi.

Aya seakan terpukul mendengar ibunya menyuruh ia menemani Ara selama mereka ada di Indonesia. Dengan penjelasan panjang dari maminya, Aya bingung mau memprotes yang mana.

"Mi, mami lupa ya sama insiden dulu itu??" Tanya Aya cepat. "Kan gara-gara dia, Aya jadi punya bekas luka ini!" Sambung Aya sambil melihatkan bekas lukanya.

"Ya ingatlah Ay. Kan itu gak sengaja". Jawab ibu Ira lembut.

Aya melototkan matanya sambil berbicara "gak sengaja? Gak sengaja gimana mi? Ini berbekas lo..." Sahut Aya yang makin kesal dengan pembicaraan ini.

"Gak apa-apalah sayang, kan gak kelihatan juga." Ibu Ira menenangkan anaknya sambil tersenyum lebar. Ia tahu kalau Aya akan sangat kesal bila mengingat kejadian waktu itu.

"Mami...." Protes Aya yang tidak percaya kalau maminya masih saja menganggap itu adalah hal sepele.

Bekas luka yang didapat Aya itu adalah akibat ia terjatuh karena harus berlari saat dikejar Ara sewaktu ia berumur 8 tahun. Ara dengan sengaja membawa laba-laba dalam jumlah yang banyak yang dikumpulkannya dari gudang yang tidak terpakai, untuk diberikan kepada Aya.

Ara tidak menduga kalau itu menjadi penyebab Aya mengalami luka yang harus dijahit dan meninggalkan bekas yang berada tepat di bawah dada kirinya.

Sampai saat ini, jahitan bekas luka tersebut masih tetap bertengger dikulitnya yang putih dan mulus. Aya merasa malu kalau ada yang tahu tentang ini.

Akibatnya, Aya tidak pernah bisa menggunakan baju renang yang seksi menurutnya, karena harus menutupi bekas jahitan tersebut.

Sebenarnya ia sudah terbiasa dengan bekas jahitan itu dan sudah tidak mempermasalahkannya lagi. Namun, karena tidak lama lagi ia akan bertemu dengan orang yang menyebabkan ia memiliki bekas luka tersebut, ia kembali teringat dan melihat kembali bekas luka tersebut seakan-akan itu adalah aib yang harus ditutupinya dengan rapat.

▪︎▪︎▪︎

Aya masih tidak percaya, kalau orang tuanya akan menyuruhnya untuk menemani anak yang selama ini tidak pernah disukainya.

Biasanya orang tuanya akan menuruti apa yang diinginkan Aya. Tapi kenapa kali ini berbeda, pikir Aya setelah ia berada di dalam kamarnya.

"Huhhhhhh, menjengkelkan." Keluh Aya di atas tempat tidurnya.

Lalu ia melihat album foto yang berada di bawah meja yang berada di samping lemari bajunya. Ia pun pergi mengambil album tersebut dan mulai membuka-buka album foto lama sewaktu ia masih kecil dulu.

Dilihatnya ada beberapa foto yang berisikan ia sekeluarga dan Ara sekeluarga berfoto bersama.

Ia ingat dulu, keluarga mereka sering menghabiskan waktu liburan bersama. Namun karena kejahilan Ara, Aya tidak pernah menyukainya. Ditambah lagi, Ara mengetahui salah satu kelemahan Aya.

Laba-laba.

Halo...salam kenal readers.

Ini novel pertama saya. Sebenarnya saya agak gugup juga pas publish, karena khawatir gak ada yang baca atau komentar atau apapun. Tapi...kalau saya gak coba, saya gak bakal tahu kan??

Novel ini bergenre romantis. Umum ya? Tapi saya berusaha buat alurnya berbeda dari yang lain. Semoga readers bisa menikmati setiap tulisan yang saya sajikan.

Saya berharap, cerita ini bisa membuat readers penasaran dan ketagihan.

Selamat membaca ?

SiRAcreators' thoughts