Perjalanan menuju tempat organisasi The Golden Witch memakan waktu setengah jam. Alice tercengang memandang bangunan yang ada di hadapannya. Dirinya masih sangat ingat bagaimana menara organisasi The Golden Witch. Menara itu memiliki dinding batu berwarna abu-abu kehijau-hijauan akibat dari rerumputan yang tumbuh, pertama kali kalian melihat menara itu maka akan langsung berpikir bahwa tempatnya tinggal dulu adalah tempat yang tidak layak untuk ditempati.
Sedangkan bagunan ini begitu luas dan sangat mewah. Jarak anatara gerbang ke gedung utama memakan waktu sepuluh menit dikarenakan halaman yang begitu luas. Halaman yang mereka miliki mempunyai susunan yang sangat rapih. Alice semakin terkejut ketika ia dan Damian turun dari kereta menghadapi pintu masuk organisasi The Golden Witch. Bangunan itu memiliki tinggi sekitar tujuh sampai sepuluh meter dengan berbagai hiasan kristal putih bersih yang bersinar dengan cantik.
"Ayo kita masuk." Damian mengulurkan lengannya dan Alice pun langsung menggenggam lengan Damian.
"Baik." Yang masuk ke dalam gedung itu tidak hanya mereka berdua saja. Namun berbagai kalangan pun masuk ke dalam dengan berbagai tujuan. Ada yang masuk untuk bekerja, belajar sihir, berobat dan sebagainya.
"Kita akan kemana?"
"Kau lihat saja."
"Kau sangat suka membuat orang penasaran."
Damina membawa Alice ke sebuah ruangan dengan pintu yang sangat mewah. Dan yang sebelumnya memiliki banyak pengunjung, tapi di daerah tempat mereka berada sekarang tidak memiliki satu orang pun yang berkeliaran.
Ketika pintu itu terbuka dengan lebar, seorang pria berambut biru panjang dengan jubah putih berdiri dengan penuh elegan. Yang membedakan anatara pria ini dan Damian adalah wajahnya. Jika wajah Damian adalah wajah yang tegass menunjukkan ketampanan maskulin, sedangkan pria ini memiliki wajah yang sangat cantik. Bahkan sekarang Alice merasa bahwa ia kalah cantik dengan pria ini. Jika saja tubuh pria cantik ini tidak jangkun dan juga kekear maka sudah dapat dipastikan bahwa Alice akan mengira bahwa pria cantik ini adalah seorang wanita cantik.
"Duke, silahkan masuk."
Bahkan suaranya sangat merdu untuk didengar! Apa orang ini sedang menyamar saja menjadi seorang pria?!
"Aku sangat terhomat disambut langsung oleh penyihir agung secara langsung seperti ini."
"Tidak. Seharusnya saya yang seharusnya berkata seperti itu. Siapa yang tidak senang jika dikunjungi langsung oleh Duke of Taron yang sangat terkenal." Mereka semua duduk di tengah ruangan dan seorang pelayan datang menyajikanteh dan beberapa cemilan pencuci mulut diatas meja.
Alice memandang pria cantik di depannya dengan serius, "Penyihir agung?"
"Ah saya mendapatkan kabar kalau Duke akan datang bersama tunangannya. Maafkan saya tidak memperkenalkan diri, nama saya adalah Apolo, saya adalah ketua dari organisasi The Golden Witch."
"Senag bertemu dengan anda. Perkenalkan, Nama saya Alice Ramsey."
"Alice?" Gumam Apolo. Cahaya di mata Apolo meredup begitu saja seakan sedang mengingat sebuah kenangan yang tidak menyenangkan. Namun dengan sekejab senyuman cerah Apolo kembali.
"Jadi saya dengar anda ingin bertanya bebrapa hal kepada saya tentang ketua organisasi sebelumnya," Apolo berkata dengan tenang sembari menghirup teh manis di depannya.
"Saya ingin bertanya beberapa hal. Sebenarnya apa yang terjadi dengan ketua organisasi sebelumnya?" Apolo berdiri dan menuju lemari buku, ia mengambil sebuah buku yang cukup tebal dengan gambar logo organisasi The Golden Witch di sampulnya.
Apolo membuka buku tersebut dan menunjukkannya pada Alice. Alice terkejut melihat Photo yang ada di buku itu. Terpampang dengan jelas photo itu adalah dirinya yang dahulu. Bahkan tidak hanya photo, setiap rinci tentang dirinya pun tertulis dengan jelas di sana. Alice membaca dengan sangat hati-hati dengan apa yang tertulis di dalam sana. Sayang tidak ada satupun petunjuk yang diinginkan oleh Alice.
"Ini adalah buku tenang ketua sebelumya. Anda bisa membaca dan membawanya, jika anda sudah selesai anda tinggal mengirim seseorang untuk mengembalikannya."
"Baiklah Terimakasih. Saya dengar bahwa kematian dari ketua sebelumnya masih belu diketahui penyebabnya. Menurut saya dengan kekuatan kalian, tidak mungkin kalian tidak akan memiliku petunjuk sama sekali." Alice menatap tajam dari balik penutup wajahnya.
Apolo tetap tenang dengan pernyataan dari Alice. Sepertinya ia sedang mempertimbangkan apakah perlu untuk memberitahukan kepada Alice dan Damian atau tidak. Sebelum Apolo menjawab dari pernyataan Alice, suara Damian terlebih dahulu memenuhi pendengaran mereka.
"Kau bisa mempercayai kami penyihir agung."
Apolo menghela napasnya dengan berat. Kemudian ia langsung menggerakkan tangannya dengan gerakan yang halus. Karena hal itu seluruh tirai di ruangan tersebut langsung tertutup dan cahaya lilin hanyalah sebagai sumber pencahayaan disana.
"Kematian dari ketua Alice memang masih menjadi misteri sampai sekarang. Namun salah satu dari penyihir kami menemukan sebuah petunjuk. Akan tetapi kami sama sekali tidak dapat mengetahui apa maksud dari petunjuk itu."
Apolo langsung mengeluarkan sebuh kertas dengan lingkaran sihir tertulis di sana, "Ini adalah lingkaran sihir yang kami temukan di dekat tubuh ketua yang sebelumnya."
Alice mengetahui lingkaran sihir apa itu. Itu adalah sihir hitam yang sangat dilarang untuk digunakan. Sihir ini digunakan untuk membangkitkan jiwa yang sudah mati. Jadi tidak heran jika sekarang Alice kembali hidup kembali. Hanya saja petunjuk ini sama sekali tidak menjawab bagaimana dirinya yang sebelumnya bisa terbunuh.
"Apa kau tahu lingkaran sihir apa ini?" tanya Damian pada Alice.
"Ini adalah sihir hitam."
"Sihir hitam?!" Apolo terkejut mendengar ungakapan dari Alice.
"Sihir hitam seperti apa ini?"
"Sihir ini digunakan untuk membangkitkan jiwa yang sudah mati."
"Mem-membangkitkan jiwa yang sudah mati?" Apolo langsung berdiri dari tempat duduknya dan memegang pundak Alice dengan sangat kencang, "Apa berarti ketua sebelumnya masih hidup sampai sekarang?"
Alice dapat mendengar nada penuh harap dari Apolo. Seakan-akan ia baru saja menemukan sebuah harta karun yang begitu berharga.
"Ya. Dia masih hidup."
Apolo terjatuh ke lantai dengan air mata yang mengalir begitu deras. Alice bingung melihat reaksi Apolo yang begitu dramatis, apakah sebegitu bahagianya jika mengetahui bahwa Alice masih hidup?
"Apa anda tahu dimana dia sekarang?"
Apolo menatap Alice dengan kedua mata yang sudah basah akibat dari air matanya. Kedua matanya memancarkan kesedihan dan juga kebahagian di saat bersamaan. Mata berwarna biru laut yang selaras dengan warna rambutnya membuat Apolo semakin cantik.
Mata biru laut? Hmm sepertinya aku pernah melihatnya di suatu tempat. Ah Alice mengingatnya, Apolo adalah murid yang dulu pernah ia asuh.
Alice bingung apa yang bisa ia lakukan. Bisa saja dirinya mengaku sekarang bahwa ia adalah Alice Dian di hadapan Apolo. Tapi di sini masih ada Damian dan Alice masih belum bisa mempercayai Damian.
IG : Krt_tika