webnovel
#ROMANCE

Aku Adalah Hujan

[Romance dengan sedikit magical realism. Dikemas unik, bertabur quote, manis dan agak prosais. Hati-hati baper, ya. Hehe] Kamu percaya tentang malaikat di bawah hujan? Malaikat itu menjelma perempuan bermata teduh, membawa payung dan suka menulis sesuatu di bukunya. Lalu, ini istimewanya. Ia membawa payung bukan untuk menjemput seseorang. Namun, akan memberikan payung itu sebagai tanda rahmat. Terutama untuk mereka yang tulus hati. Siapa yang mendapatkan naungan dari payung itu, ia akan mendapatkan keteduhan cinta sejati. Kamu percaya? Mari membaca. Selamat hujan-hujanan. Eh, kamu masih penasaran siapa dia? "Aku adalah Hujan. Yang percaya dibalik hujan memiliki beribu keajaiban. Aku akan lebih menagih diri berbuat baik untuk orang lain. Pun, mendamaikan setiap pasangan yang bertengkar di bumi ini. Demikian keindahan cinta bekerja, bukan?" Gumam Ayya, perempuan berbaju navy yang membawa payung hitam itu. Ayya tak lagi mempercayai keajaiban cinta. Tepat ketika dikecewakan berkali-kali oleh Aksa. Ia memutuskan lebih berbuat baik pada orang lain. Impiannya adalah bisa seperti malaikat di bawah hujan. Yang sibuk memberi keteduhan, meskipun mendapat celaan. Sejak itu, ia menjuluki dirinya sebagai "Hujan" Sebuah bacaan tentang perjalanan cinta, pergulakan batin, pencarian jati diri, dan apa-apa yang disebut muara cinta sejati. Tidak hanya romansa sepasang kekasih. Baca aja dulu, komentar belakangan. Selamat membaca.

Ana_Oshibana · Teen
Not enough ratings
194 Chs
#ROMANCE

Part 136 - Inikah Akhir Mimpi Nia?

Nia kembali menyusuri dimensi mimpinya. Yang tak pernah ia tebak akan berwujud nyata seperti apa.

***

Ardi dan Aya beranjak menuju ke arah suara. Sudah ada Pak Riant yang menunggunya.

"Gimana kabar?"

"Alhamdulillah, Baik, Pak."

"Ouh ya, pengantin baru. Tambah semangat dong ngerjainnya?"

"Bapak apaan, sih," celetuk Ardi.

"Ngerjain persiapan lomba! Kalian lupa? Persiapan tinggal beberapa hari lagi. Gimana? Sudah siap?"

Ardi melirik Aya. Memintanya menjawab terlebih dahulu.

"Ehm, begini, Pak. Kami sebenarnya sudah siap. Cuman masih dipertimbangkan lagi untuk tema yang mau diambil. Bagaimana, Pak?"

"Baiklah. Besok Bapak tunggu di ruangan. Serahkan tema dan contoh tulisan yang mau diajukan. Ok?"

"Ok, Pak."

Pak Riant tersenyum sejenak, entah mensenyumi apa.

"Ouh... aku hampir lupa ada lomba! Gimana, Ay? Kamu sudah siap emang?"

"Udah dong. Aku kan rajin. Weee!"

"Apaan. Liat aja ya nanti. Siapa yang bakal menang."

"Emang kalau menang mau apa?"

"Apa aja."