webnovel

Karena Cinta

Nathan melihat Adelia dengan pandangan tajam, ada semacam kemarahan dalam matanya. Adelia bergidik melihatnya. Segera Adelia duduk dipangkuan Nathan dan melingkarkan tangannya di leher suaminya.

"Nathan, percayalah padaku. Jangan selalu mencurigai semua perbuatanku. Semakin kamu curiga, aku makin risih karena aku merasa tidak melakukannya. Percaya saja kesetiaanku", ujar Adelia sambil memandang ke arah bola mata Nathan yang coklat menawan. Adelia benar-benar terpesona dengan ketampanan suaminya. Lalu dia mencium bibir suaminya yang masih tidak bereaksi apapun.

"Aku mencintaimu", bisiknya di telinga Nathan. Nathan membelalakkan matanya tak percaya, baru kali ini Adelia mengatakannya. Nathan menangkap wajah Adelia dengan kedua tangannya, mencari kebenaran dalam pandangan mata Adelia.

"Aku mencintaimu Nathan Utomo, suamiku", ulang Adelia lagi. Muka Nathan langsung berubah, ada senyum tersungging di bibirnya. Lalu Nathan mencium kening Adelia.

"Aku akan percaya padamu, Adelia istri ku. Aku pun mencintaimu", ujar Nathan dengan senyum.

"Mood priaku memang gampang berubah. Dasar", keluh Adelia dalam hatinya tetapi senyum tersungging di bibirnya. Tak lama terdengar suara HP Nathan berbunyi. Adelia bangun dari pangkuan Nathan, Nathan mengeluarkan HP nya dari kantong celana. Keningnya agak berkerut melihat nama yang memanggilnya, lalu segera dia jawab panggilan telepon itu.

"Iya mami, ada apa. Mami ... mami kenapa? Mami ... mami tenang dulu. Mami di mana? Oke, aku akan pergi ke sana sekarang. Iya, Mami tenang dulu ya. Iya, aku akan secepatnya datang", ujar Nathan langsung menutup telponnya.

"Sayang, opa di UGD sekarang, kamu mau ikut?", ujar Nathan langsung mengambil Tabnya dan segera berjalan menuju ke pintu.

"Iya, aku ikut", ujar Adelia sambil mengambil Tas dan HP nya lalu memegang tangan Nathan erat. Di depan pintu ruang kerjanya, Adelia berpesan kepada Heru untuk memberitahukan Andika kalau dia pergi ada urusan mendadak. Nathan kelihatan tenang tapi Adelia tau kalau suaminya pasti cemas dilihat dari gerak geriknya yang diam saja saat ditanya. Nathan berjalan dengan cepat sambil menggandeng tangan istrinya. Adelia agak terburu-buru mengikuti langkah Nathan yang panjang. Sebentar saja mereka sudah ada di dalam mobil menuju RS. Nathan mengemudi dengan cepat, namun ternyata dia mahir mengendalikan mobil sport nya ini. Tidak butuh waktu lama, Nathan sudah tiba di pintu masuk RS dan ia memarkirkan mobilnya di depan RS. Setelah turun, Nathan tetap membantu Adelia keluar dari mobil dan meletakkan tangan Adelia di lengannya. Lalu mereka menuju ruang tunggu UGD VIP RS. Di dalam ruang tunggu, Nathan melihat maminya sedang menangis ditemani Asisten pribadinya. Adelia langsung memeluk mami Nathan yang juga setelah melihat Adelia langsung memeluk menantunya itu.

"Apa yang terjadi dengan opa?", tanya Nathan kepada Asisten mami yang bernama Deffy.

"Tuan Besar terjatuh di kamarnya tapi tidak ada yang tau sudah berapa lama dia terjatuh karena suster yang biasa merawat Tuan Besar ijin karena anaknya sakit, Tuan Muda", ujar Deffy takut-takut.

"Memangnya di rumah ngga ada pelayan apa sampai tidak ada yang mendampingi opa", seru Nathan dengan keras. Dia mengeluarkan HPnya lalu menghubungi Ryan, "Pecat semua pelayan di rumah mami aku dan juga Suster yang merawat Opa. Cari yang benar-benar bisa diandalkan", perintah Nathan yang membuat kaget semua yang hadir di ruang tunggu. Adelia melihat ke arahnya dan saat Deffy melihat ke arah Adelia, Adelia menyuruh Deffy untuk menggantikan posisinya. Dia harus berbicara dengan suaminya. Setelah Deffy menggantikan Adelia, Adelia mendekati Nathan lalu meminta suaminya untuk duduk bersama. Adelia memeluk lengan suaminya erat, "Sayang. Jangan pecat para pelayan, belum tentu mereka bersalah. Mgk mereka memang punya pekerjaannya masing-masing jadi tidak sempat memperhatikan Opa", ujar Adelia lembut. Nathan menoleh kepadanya dengan pandangan masih marah, "Keputusan ku sudah bulat tidak bisa diganggu gugat lagi".

"Sayang, Pelayan dan Suster kan bukan sengaja tidak mau menemani opa. Tadi Suster kan dikatakan ijin karena anaknya sakit, dan pelayan lain pasti punya kesibukan sehingga belum sempat mereka menemani opa sudah ada kejadian seperti ini. Misalkan Suster memilih menemani opa dan terjadi sesuatu sama anaknya tentu dia akan menyesal seumur hidupnya. Sayang kali ini aja ampuni mereka ya", rayu Adelia lagi. Nathan menggeleng, "Mereka harus diberikan pelajaran". "Nathan sayangku, gini aja deh. Kali ini ampuni mereka, aku yang akan menjadi penjamin mereka. Bila terjadi lagi keteledoran seperti ini, aku siap kamu hukum juga. Ya sayangku. Kali ini aja", rayu Adelia lagi. Nathan menatap tajam ke mata istrinya, lalu mencium kening istrinya. "Baiklah, ini demi kamu. Kali ini mereka bisa lolos. Kalau sampai terjadi lagi, ingat, kamupun akan aku hukum", ujar Nathan tegas. "Terimakasih kasih sayang", ujar Adelia sambil memeluk suaminya erat. Mami Nathan yang sudah tenang memandang salut ke arah menantunya, hati menantunya memang cantik, secantik rupanya, demikian juga Deffy yang merasa kagum dengan Nyonya mudanya. Deffy langsung mengirimkan pesan ke teman-teman pelayan di rumah besar, kabar gembira yang dia dengar langsung, karena sebelumnya para pelayan sudah heboh, Ryan telah memberitahukan kalau mereka semua di pecat. Deffy mengatakan agar teman-temannya harus memperlakukan Nyonya Muda dengan baik karena dialah pahlawan mereka yang menyelamatkan pendapatan mereka.