webnovel

Ikut Istri Bekerja

Esok Paginya Adelia bersama Nathan dan Jason kembali ke Jakarta dengan penerbangan pagi. Di Bandara Jason berpisah dengan mereka, dia memilih pulang naik bis daripada harus satu mobil dengan bosnya.

"Daripada aku tersiksa mengeluarkan liur ku melihat mereka bermesraan mending aku naik bis nyaman", katanya dalam hati.

Adelia dan Nathan sengaja tidak memanggil sopir untuk menjemput mereka, mereka memilih menaiki Taxi agar cepat sampai di rumah. Kebetulan rumah mereka memang tidak jauh dari bandara jadi sebentar saja mereka telah sampai di rumah. Adelia berlari masuk ke rumah lalu naik ke kamarnya, meninggalkan Nathan yang sibuk dengan tas koper. Para pelayan datang membantunya. Setelah menutup rapat kamarnya, Adelia lalu menjatuhkan dirinya di tempat tidur. Tak lama Nathan masuk ke kamar Adelia tanpa mengetuk pintu lalu duduk di sisi tempat tidur Adelia. Nathan sengaja membiarkan pintu kamar Adelia terbuka, lalu ia menggendong Adelia ke dalam pelukannya dan membawa istrinya ke kamarnya.

"Hei ... aku cape, Aku Mau tidur", ujar Adelia berusaha mau berontak saat merasa tubuhnya terangkat. Nathan tersenyum, "Iya aku akan biarkan kamu tidur, tapi tidur dikamar kita". Sebentar kemudian Nathan menaruh Adelia diatas ranjangnya lalu menutup pintu kamarnya. Adelia waspada melihat kelakuan prianya, tapi ternyata Nathan hanya memindahkan saja karena setelah menutup pintu ia malah membuka pakaiannya dan mengambil handuk dari dalam lemari dan masuk ke kamar mandi. Adelia menghembuskan nafas lega lalu ia pun mencari posisi yang nyaman lalu sebentar saja sudah terdengar nafas yang lembut dan teratur, Adelia sudah tertidur.

Lama rasanya Adelia tertidur, dia terbangun saat mendengar HP nya berbunyi. Malas dia membuka mata, tak lama ia mendengar Nathan menerima panggilan teleponnya.

"Hai Andika, Adelia sedang tidur, apa ada pesan? Nanti akan saya sampaikan kalau dia sudah bangun", ujar Nathan. Adelia sengaja tidak membuka matanya, dia masih pura-pura tertidur.

"Oke, nanti aku sampaikan", ujar Nathan lagi. Lalu terdengar dia meletakkan HP diatas lemari kecil samping tempat tidur. Nathan duduk dipinggir tempat tidur lalu mengusap rambut Adelia lembut.

"Sayang, aku tau kamu sudah bangun. Itu bos mu katanya ada perlu sama kamu, kalau kamu sudah bangun segera hubungi dia", ujar Nathan ringan saat melihat Adelia membuka matanya. Nathan habis mandi, dia memakai jubah mandinya dan sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk. Adelia tersenyum nakal, dia bangun dari tempat tidur dan mendorong Nathan sehingga pria itu terjatuh di tempat tidur dalam keadaan kakinya masih menggantung di sisi tempat tidur. Adelia langsung naik ke atas pahanya dan menjatuhkan dirinya ke atas tubuh Nathan. Adelina mencium bibir Nathan, dan Nathan membalasnya, Adelia membuka jubah mandi Nathan sehingga terlihat tubuh kekar suaminya, Nathan hanya memakai celana boxer dibalik jubah mandinya. Lalu Adelia bangun dan lari ke kamar mandi. Nathan berteriak memperbaiki jubah mandinya, " Adel ... tanggungjawab", ujarnya sambil mengejar Adelia ke kamar mandi. Tapi ternyata kamar mandi terkunci dari dalam. Adelia terkikik mendengar suaminya ngomel-ngomel di depan pintu kamar mandi. Adelia tau kalau ia keluar dari kamar mandi pasti akan langsung disergap Nathan jadi dia sengaja mengisi bath tub dengan air hangat dan kemudian dia berendam dengan nyaman di sana sampai agak lama. Saat ia merasa yakin sudah aman, dia bangun dari bath tub lalu membalut tubuhnya dengan handuk. Di pintu dia hanya mengeluarkan kepalanya saja, dia melihat Nathan sudah tidak ada di kamar, jadi dia bisa aman keluar dari kamar mandi. Lalu buru-buru membuka lemari, ternyata benar saja pakaiannya sudah berpindah tempat ke lemari Nathan, jadi segera ia memakai pakaian nya dengan sikap waspada (Huahahahaha). Setelah rapi, Adelia memakai sepatu nya dan mengambil tas kerjanya, lalu turun ke bawah. Dia melihat Nathan sudah rapi berpakaian, tetapi hanya memakai kemeja dan digulung pada lengannya, dia sedang melihat document pekerjaan dari Tabnya. Mukanya cemberut melihat istrinya sudah berpakaian lengkap. Adelia tersenyum lalu mendekat ke Nathan dan kemudian mencium bibir suaminya. Nathan memegang kedua tangannya sehingga Adelia terduduk dipangkuan Nathan. Dengan ganas Nathan menciumi bibir Adelia membuat Adelia kesulitan bernapas.

"Sayang ... ngga bisa nafas", ujarnya sambil mendorong tubuh Nathan. Akhirnya Nathan melepaskan pelukannya.

"Rasakan", gerutunya.

"Kamu mau ke kantor? Tumben ngga pakai jas mu", seru Adelia seraya bangun berjalan ke arah dapur dan membuat secangkir kopi dan secangkir teh untuk dirinya dan Nathan. Lalu ia menyodorkan cangkir kopi kepada Nathan yang langsung di seruputnya.

"Kopi buatan istriku yang paling nikmat", pujinya.

"Siapa bilang aku mau ke kantor, aku mau ikut istri ku bekerja", ujar Nathan dengan senyum cueknya.

"Eh siapa yang ajak kamu?", ujar Adelia kaget.

"Telepon tadi pagi", jawab Nathan cuek.

Adelia melihat jam di tangannya sudah menunjukkan pukul 10, dia langsung berteriak, "Astaga aku terlambat". Lalu ia berlari ke arah pintu, Nathan dengan santai bangun mengikuti. Adelia mencari-cari kunci mobilnya di tempat biasa ia menggantung kunci. Nathan langsung memeluk bahunya dan membimbing nya keluar.

"Kan sudah aku katakan, aku mau ikut istriku bekerja hari ini. Tidak ada bantahan", ujarnya lalu membawa Adelia menuju mobil Ferrari merah yang telah terparkir rapi di depan rumah. Ia menyuruh Adelia masuk, dan meletakkan tangannya di atas kepala Adelia agar dia tidak terbentur. Adelia hanya bisa pasrah melihat tingkah laku suaminya. Sebentar saja mobil Ferarri merah itu sudah meluncur di jalan menuju ke kantor Adelia. Adelia hanya bisa cemberut sepanjang jalan sementara Nathan tersenyum simpul.

Sesampainya di kantor Adelia, Nathan memarkirkan mobilnya di tempat Adelia biasa memarkirkan mobil. Adelia turun dari mobil setelah Nathan mengulurkan tangannya membantunya keluar.

"Ribet akh kamu bawa mobil itu, enakkan naik Alphard kamu", ujar Adelia ngedumel. Lalu ia berjalan masuk namun beberapa langkah, ia berhenti dan melihat ke arah Nathan.

"Beneran kamu ikut? Aku kira cuma antar saja?", ujar Adelia yang disambut senyum nakal Nathan.

"Iyalah, aku mau melihat kekasihku bekerja", ujar Nathan cuek. Penjaga pintu seperti biasa memberi hormat kepada Adelia dan membukakan pintu untuknya. Adelia berjalan dengan kesal di depan di ikuti Nathan dibelakangnya. Nathan hanya senyum-senyum saja melihat kekesalan Adelia. Sampai di depan lift, ada seorang wanita cantik yang pernah menjadi model di WD Group mengenali sosok Nathan.

"Selamat siang Bu Adelia, wah ada pak Nathan juga, selamat siang pak", sapa model yang bernama Ling Ling itu. Dia di dampingi oleh Asisten yang membawa semua perlengkapannya.

Nathan hanya diam dan Adelia hanya tersenyum, "Ini supir saya", ujarnya sambil menunjuk ke arah Nathan yang ada di belakang nya.

"Wah kalau sopirnya seganteng pak Nathan, saya juga mau dong di supirin", ujar Ling Ling bercanda.

Adelia menahan tawa, "Boleh tuh tapi sewa ya", ujarnya lagi.

Nathan kesal mendengarnya, "Saya hanya akan jadi supir untuk kekasih saya yang satu ini saja", ujar Nathan dengan nada dingin sambil menaruh tangannya di kepala Adelia.

Ling Ling terkejut mendengarnya. Kemudian pintu lift terbuka, Ling Ling masuk diikuti asistennya dan Nathan menaruh tangannya di bahu Adelia masuk bersamaan ke lift. Ada pandangan iri di mata Ling Ling. Di lantai 3, Adelia dan Nathan keluar sementara Ling Ling masih naik ke atas.

"Beruntung banget tu si beauty killer punya pak Nathan. Andai aku bisa, dari dulu aku sudah mendekati pak Nathan, dia satu-satunya pria yang menolak rayuanku. Malah banyak yang bilang dia tidak tertarik wanita, tapi si beauty killer bisa mendapatkan nya", ujar Ling Ling ngomel-ngomel. Asisten nya hanya tersenyum saja melihat Ling Ling.

Sementara Adelia dengan langkah malas mulai memasuki ruangan kerjanya, Nathan masih mengikuti Adelia sambil membawa Tab di tangannya. Adelia tau, dia pasti hanya ingin mengawasinya saja. Nathan lalu duduk di sofa di ruang kerja Adelia. Sementara Adelia duduk di meja kerjanya, membuka PC nya saat tiba-tiba pintu terbuka dan Andika datang dengan omelannya sambil membawa satu mug yang pasti isinya susu coklat untuk Adelia.

"Adel kenapa kamu datang siang, ntar aku potong ya gajimu", ujarnya pura-pura marah.

Andika tidak tau kalo ada Nathan duduk di sofa, sementara yang duduk disofa menunjukkan sifat tidak bersahabat mendengar perkataan Andika tadi. Adelia melihatnya lalu memberikan kode ke Andika untuk menoleh ke arah sofa. Andika melihat ke arah sofa dan menemukan seorang pria tampan sedang melihatnya dengan pandangan sinis.

"Oh ada kamu Nathan? Kirain Adelia datang sendiri", ujar Andika berusaha menutupi rasa malunya.

"Apa kamu mau lihat model untuk produk mu?", tanya Andika lagi.

"Hmm nanti saja, saya sedang hilang mood saat saya tau istri saya di bully orang", ujar Nathan ketus.

"Eh saya cuma bercanda loh. Waduh", ujar Andika makin salah tingkah. Dia lalu meletakkan mug susu di meja Adelia yang langsung diseruput Adelia untuk menghindari mata Andika yang meminta tolong. Makin berubahlah muka Nathan melihat tingkah Adelia. Andika melihat itu langsung buru-buru dia keluar dari ruangan Adelia dan menutup pintu ruang kerja Adelia.

"Heru, kalau ada teriakan dari dalam, ngga usa ditolongin palingan Adelia lagi dihukum suaminya", ujar Andika berpesan pada Heru yang langsung senyum-senyum kepadanya. Lalu Andika berjalan menuju ke ruangannya dengan langkah cepat.