webnovel

Kejutan Menyenangkan

Sepuluh hari sudah Opa Indra Utomo terbaring lemah di RS. Dikarenakan umurnya yang sudah tidak muda lagi, dia baru mendapatkan kesadaran nya setelah 5 hari pingsan. Nathan, Adelia dan keluarga Utomo bergantian menjaga Opa. Seperti sore ini, Adelia datang menjenguk Opa ditemani Henry Wijaya dan Indriyani (Papa dan Mama Adelia). Begitu membuka pintu kamar perawatan VVIP itu, yang Adelia lihat adalah Opa yang mulai bisa duduk di atas tempat tidur, dia menghampiri Opa dan mencium tangannya tanda hormat. Suster yang menunggu Opa memberikan hormat kepada Adelia yang langsung menghampiri nya.

"Gimana anakmu mba? Apa sudah sehat? Sakit apa?", tanya nya. Selama Opa di rawat, baru hari ini dia bertemu Suster Risma, karena sebelumnya yayasan sempat mengganti Suster Risma dengan yang lain tetapi Opa menolak meminta Suster Risma kembali.

"Terima kasih kemaren sudah dibantu untuk omong dengan Tuan Muda ya Nyonya. Syukurlah anak saya sudah sehat, dia kena DBD dan sempat dirawat di RS. Kalau saya terlambat bawa kemaren mungkin sudah tidak tertolong. Terima kasih banyak Nyonya", ujar Suster Risma sambil berlinang air mata.

"Syukurlah, mba tidak terlambat ya", ujar Adelia sambil menepuk lengan Suster Risma pelan.

"Oh iya mba sudah bisa pulang sekarang. Aku akan jaga disini, sebentar lagi gelap diluar, sepertinya mau hujan. Cepatlah", ujar Adelia lembut.

"Terimakasih Nyonya Muda", ujar Suster Risma sambil membawa tasnya dan kemudian pamit kepada Opa yang sedang berbincang dengan papa dan mama Adelia.

Adelia lalu duduk di sofa diikuti mamanya sementara papanya sedang berbincang dengan Opa. Lima belas menit kemudian pintu terbuka dan muncullah orang yang sangat dirindukan Adelia seharian ini, Nathan Utomo yang langsung mencium tangan Opa, Henry Wijaya dan Indriyani. Lalu ia menghampiri Adelia dan mencium rambutnya lembut lalu duduk disampingnya.

"Uda lama mama datangnya?", sapa Nathan kepada Indriyani.

"Baru datang kok. Wah kalian tambah mesra aja ne, berarti sebentar lagi cucu mama bertambah", ujar Indriyani menggoda.

"Mama .. isssh", ujar Adelia tersipu.

"Aamiin, doakan ya ma, sedang diusahakan", ujar Nathan sopan.

"Usahakan apa?", ujar Adelia sambil mencubit pinggang suaminya, namun belum sempat sudah ditangkap tangannya oleh Nathan.

"Nathan apa pinggang mu sudah biru?", goda Henry Wijaya.

"Sudah pa, kanan kiri sudah biru semua, tapi masih bisa bertahan kok pa, demi Adel juga apa diberikan", rayu Nathan sambil melihat kearah istrinya. Disambut tawa lepas Henry Wijaya dan Indra Utomo. Indriyani hanya tersenyum penuh arti.

"Gombal. Sekarang aja tangan ku mau nyubit aja ngga boleh", merengut Adelia.

"Sayang, pinggang ku Uda ngga ada tempat yang ngga biru, nyeri sayang. Tunggulah baikkan baru kamu cubit lagi", ujar Nathan tersenyum. Tiba-tiba Adelia merasa mual, lalu ia berlari ke arah kamar mandi, dan terdengar suaranya yang muntah-muntah. Nathan langsung cemas dan memburu Adelia masuk ke kamar mandi. Semua yang melihat langsung cemas mendengarnya kecuali mama Adelia yang tampak tersenyum. Sekeluarnya dari kamar mandi, Adelia dipapah Nathan duduk kembali di sofa.

"Sayang, kamu di rawat lagi aja ya. Aku langsung panggil dokter ya", ujar Nathan cemas.

"Nak Nathan ngga usah cemas, itu mah hal biasa kok. Harus tahan ya nak, 3 bulan pertama ya gitu", ujar Indriyani tersenyum. Nathan memasang muka tidak mengerti. Adelia lalu mengeluarkan kertas dari tasnya dan memberikan ke Nathan. Nathan membacanya, muka nya langsung berubah, lalu ia menatap istrinya, "Ini beneran?", ujarnya tak percaya.

"Kan tadi mama Uda bilang, cucu mama akan bertambah. Anak ini pagi-pagi Uda check pake testpec dan telepon mama kasih tau hasilnya. Maka nya tadi pagi mama juga bantu temenin ke dokter kandung untuk test lab dan itu hasilnya. Janin satu Minggu calon bayimu", ujar mama Indriyani senyum-senyum.

"Mama kok ngga kasih tau papa si?", ujar Henry Wijaya cemberut.

"Papa, suaminya aja belum tau kok. Biar aja jadi kejutan buat semua", ujar Mama Indriyani menjelaskan.

"Berarti Keluarga Utomo bakal punya penerus. Kita harus syukuran", ujar Opa bersemangat

"Opa harus sehat makanya biar kita bisa makan bersama dengan yang lain", ujar Nathan lalu ia memeluk istrinya yang duduk disampingnya erat. "Terimakasih ya sayang", bisiknya di telinga Adelia.

Taklama datanglah orang tua Nathan sehingga makin ramailah ruang perawatan Opa. Opa langsung bersemangat dan memberitahukan kejutan dari Adelia, yang langsung disambut dengan derai air mata haru mami dan papi Nathan. Mereka terharu dikarenakan dugaan mereka tidak terbukti. Anak mereka adalah pria normal yang akan memberikan cucu untuk mereka. Adelia makin dicintai mami dan papi Nathan, buat mereka menantu mereka adalah yang terbaik.

Pembaca yang Budiman, terima kasih untuk mendukung saya selama ini. Ini cerita pertama saya yang saya publish ke umum. Seneng rasanya dapat respon baik dari semua. Sebelumnya saya hanya buat cerita tanpa di publish karena ngga "PD", tapi untuk kedepannya saya akan mencoba terus menulis karena ini hobi yang sangat saya suka. Anyway, Terima kasih lagi untuk dukungannya.???

Dewi_Chairuddincreators' thoughts