4 bab 4 : sweet smile

Zayn berlari dengan cepat, menuju lift  apartemen milik nya, sampai saat ia sudah berdiri di dekat lift.

'brukk'setumpuk buku pun berjatuhan dan berserakan di lantai, akibat tabrakan dari tubuh zayn dan seseorang yang membawa barang tersebut.

'zayn tidak harus meminta maaf kan?'fikirnya sendiri, satu alisnya terangkat saat melihat sosok perempuan di hadapan nya kini menunduk memunggut buku buju tersebut, ia yakin ini kesalahan perempuan tersebut, atau dia memang sengaja menabrak zayn karena ia berfikir akan terjadi adegan romantis di antara mereka, salah besar bahkan kini zayn menatap malas, kemudian hendak berdiri sampai.

"Bumbu pagi hari yang sangat sempurna, menambah karma atas semua rencanaku"rutuk perempuan tersebut, sambil memungguti buku-buku tersebut, membuat zayn memghentikan niatnya dan ingin membalas perkataan perempuan tersebut, saat.

"Hei nona, cara mu mendekatiku sangat kampungan, dan aku harap kau tidak akan merasa gila karena ini tidak berhasil sama sekali"balas zayn sakarstik, membuat perempuan yang tertunduk masih menmunggut buku tak menghiraukan nya sama sekali.

"Ya kau benar, ini tidak akan berhasil kan"ucapan nya membuat zayn menyeringai, ia akan menjatuhkan martabat wanita murahan ini batinya berbisik saat,

"Ya, tidak akan berhasil , lagi pula siapa yang ingin menghabiskan malam bersama pelacur sepertimu"ceplos zayn dan memandang hina perempuan tersebut, sungguh ia sangat membeci adegan sampah yang perempuan di hadapan nya ini lakukan, sampai saat kepala wanita itu terangkat kemudian tersenyum manis membuat zayn terdiam.

Wajah nya yang bulat dan baby face menyihirnya dengan rambut lurus pirang, kemudian make up sangat tipis dan natural membuat kecantikan nya semakin nyata.

"Pelacur huh! Seharusnya aku sadar mungkin ini karma yang di maksud oleh mereka"perempuan tersebut bicara pada di rinya sendiri setelah selesai membereskan buku bukunya, kemudian ia berdiri membenarkan baju nya, zayn pun ikut berdiri menatap perempuan yang memiliki senyuman manis itu.

"Terimakasih karena sudah memberiku karma pertama akibat, kesalahan ku slama ini, dan juga semoga kita tidak akan pernah, BERJUMPA LAGI"tanpa berkenalan atau meminta maaf sedikit pun, ia pergi melenggang meninggalkan zayn sendiri, saat ini masih memandang tak percaya dan membeo, ia tersadar dan Apa Perdulinya Dia.

*****************

Lisa berjalan dengan tergesah gesa dengan tumpukan buku di tanggan nya sesekali ia merutuk kesal, karena telah ceroboh dan bangun kesiangan, ia bisa terlambat masuk kuliah, dan juga kenapa ia ngotot ingin tidur di apartemen dari pada rumah,huuh

'mana banyak banget lagi, tumpukan dosa ini'kezal lisa dalam hati, menjuluk julukan buku dan berkas nya sebagai tumpukan dosa.

Saat sampai di depan lift, sungguh kesabaran sangat mengujinya dengan tenang, dan

'bruk'tumpukan buku yang di bawanya pun berserakan, dengan menahan nafas dan amarah ia kemudian menunduk dan mulai mengambil buku buku tersebut, sampai ia merasakan orang yang menabrak nya menunduk juga.

'untung dia tau diri.! mau membantu, dan meminta maaf'secarik senyum tertarik pelan dari bibir lisa, yang saat ini masih memungguti kertas yang berserakan itu.

Kerjain sedikit ah, batin nya membisik.

"Bumbu pagi hari yang sangat sempurna, menambah karma atas semua rencanaku"sindir lisa saat ini masih tertunduk, berharap mendapat balasan tak terduga dari pelaku.

'kenapa ia tak membalas nya'kening lisa pun berkerut, mana barang barang yang berserakan masih banyak lagi.

"Hei nona, cara mu mendekatiku sangat kampungan, dan aku harap kau tidak akan merasa gila karena ini tidak berhasil sama sekali"ucapan lelaki tersebut sukses, membuat lisa splesh dan geram, what the hell  lisa mendekatin nya.

'apa dia katarakan? Apa ada yang salah dengan penglihatan nya, jelas jelas dia yang menabrak duluan'batin lisa bergelut kesal, membuatnya mengeram pelan.

"Ya kau benar, ini tidak akan berhasil kan"balas lisa bermaksud, untuk menyadarkan dia tentang kesalahan yang telah menabrak nya duluan, hingga menyebabkan kekacauan ini semua terjadi.

Tapi yang di harapkan malah.

"Ya, tidak akan berhasil , lagi pula siapa yang ingin menghabiskan malam bersama pelacur sepertimu"ceplos lelaki tidak tau diri itu, pelacur emang dia siapa dengan santai mengatai nya pelacur, ini sudah di luar batas, kesal lisa memungut barang barang itu menjadi lebih kasar.

Setelah selesai lisa pun mengangkat kepalan nya menatap lelaki itu tak minat.

"Pelacur huh! Seharusnya aku sadar mungkin ini karma yang di maksud oleh mereka" ia kemudian terdiam dan berbicara pada dirinya sendiri.

Setelah mengucapkan hal tersebut ia kemudian berdiri, membuat lelaki tersebut berdiri juga, sekilas alis isa terangkat melihatnya, kemudian di tepisnya cepat.

Mungkin dia ingin aku mempermalukan diriku sendiri di hadapan nya. Baik jika itu yang dia mau. Putus lisa ia mengira mungkin orang ini ingin menjatuhkan harga dirinya,lisa akan mewujudkan nya hitung hitung, karma nya, jarang jarang loh lisa mau mengalah.

"Terimakasih karena sudah memberiku karma pertama akibat, kesalahan ku slama ini, dan juga semoga kita tidak akan pernah, BERJUMPA LAGI"lisa membalas nya dengan pasra, kemudian menekan di akhir kalimat, ia memberikan senyum evil nya, walaupun ia menjatuhkan harga diri, ia pasti akan membalas hal ini nantinya, tanpa berfikir panjang ia pun pergi meninggalkan orang yang paling ia benci untuk saat ini.

****************

"Lagi lagi kau terlambat zayn"keluh harry menatap malas sosok zayn,kini duduk dengan santai di kursi kedudukan miliknya.

Saat ini mereka tengah membahas masalah kerja sama perusahaan mereka.

memang benar perusahaan milik keluarga zayn yaitu devinili, bekerjasama dengan perusahan sahabat karib nya style perusahaan devinili memang salah satu perusahaan terbesar di dunia dan memiliki beberapa banyak cabang termaksud Indonesia sebenarnya mereka berempat memang sudah saling bekerja sama tetapi di perusahaan cabang berbeda beda negara.

"aku tidak terlambat harry, tetapi kau lah yang datang terlalu cepat"keluh zayn kemudian duduk di kursi kebesaran nya di hadapan harry.

sementara harry meresponya dengan kekehan ia sadar ucapan zayn memang benar tetapi itu semua ada alasan nya, mengapa harry terlalu bersemangat pergi ke kantor cabang milik sahabatnya di jakarta ini dan datang dengan alasan untuk membahas kerja sama mereka.

"ya, ya ya, terserah kau zayn. tetapi di mataku kau tetap datang terlambat"kekeh harry membuat zayn kini menyerah, dasar style keras kepala, bagai mana tidak perusahaan ini menerapkan jam masuk 08.00 pagi sedang kan dia datang jam tujuh, ini masih dalam kategori pagi di mata karyawan nya tetapi terserahla ia sedang malas berdebat saat ini.

walaupun tubuh zayn masih di dalam kantor ini tetapi tidak dengan fikiran nya yang sudah berkelana kesana kemari, sungguh ia masih memikirkan pemilik wajah baby face tadi.

dengan cepat zayn menggelengkan kepalan nya ke kiri dan ke kanan seakan meyakinkan bahwa ia tidak sejalan dengan fikiranya. 'enggak, aku enggak mungkin tertarik sama wanita, setelah kepergian dia, aku sudah berjanji akan tetap menunggunya sampai dia kembali' batin se akan berucap meyakin kan dirinya bahwa itu semua benar dirinya hanya milik orang itu.

"kau kenapa? setelah aku mengecap mu sebagai atasan tidak di siplin sekarang kau ingin aku menambah cap baru dengan lebel 'ceo gelengan maut'"kekeh harry panjang di iringi dengan tawa geli saat ia tak sengaja menciduk zayn yang dari tadi terus menggelengkan kepalan nya.

"sudah hentikan !mari kita bahas mengenai proposal kerja sama kita berdua"zayn mencoba mengalihkan pembicaraan mereka membuat harry yang faham akan perubahan mood pun kini hanya mampu mengikuti alur dan memgangguk patuh.

"gina panggilkan sekertaris ku, yang bertugas di perusahaan ini"perintah zayn kepada seseorang atau lebih tepatnya gina, perempuan barat memiliki wajah berparas cantik yang memang adalah sekertaris utama zayn dan selalu menemani nya di saat ada urusan rapat penting, tetapi walaupun begitu gina berbeda dari perempuan lain nya di mana mereka semua menjerit tak tertahan saat berdiri atau bertatapan dengan zayn karena pesona yang timbul dari diri zayn, sementara dia memandang biasa bahkan tak minat terus bertemu ada kalanya ia mengalami gejala berdebat kepada sekelompok wanita berpakaian minim bahkan di labrak karena mengalami ke salah fahaman dan mengira gina adalah pacarnya zayn, sedangkan gina sendiri adalah tipe orang yang setia mau setampan apapun zayn tak berpengaruh untuknya. baginya wildrick tetaplah paling tampan.

"ow baiklah zayn, kau sangat menyebalkan selalu merepotkan ku, apa salahnya kalau memanggil langsung tanpa harus aku yang menjadi perantaranya"balas gina jengkel, tidak sopan memang tetapi beginilah mereka selalu bersikap santai dan tak menuntun posisi, memang zayn yang selalu memaksa gina bersikap santai kepadan nya agar mereka menjadi lebih mudah berdiskusi.

"aku hanya ingin kesehatan mereka stabil gin, dan setelah ini kau boleh beristirahat"balas zayn kemudian dengan nada yang datar, tetapi di balik itu dia menyukai gina yang merasa santai padanya.

"bagaimana zayn, apa kau sudah menyuruh gina untuk memanggil sekertaris mu yang di sini"tanya harry tak sabaran membuat harry memutar bola mata jengah, melihat tingkah sahabatnya, sekarang ia faham kenapa harry datang sangat sangat terlalu disiplin hari ini.

itu semua bukan karena dia ingin membahas kerja sama mereka berdua, melainkan harry ingin membahas proposal itu berdua dengan SEKERTARIS NYA wah hebat sekali dia, setelah memberikan cap yang tidak sesuai kepada diriku zayn.

seketika bola mata zayn menatap harry tajam, sementara yang ditatap hanya menyengir tanpa dosa seakan ini semua tidak benar.

"hehehehe, l'm sorry zayn, l hear you have a beautiful girls here"balas harry dengan memelas, membuat zayn memutar bola mata nya malas 'dasar playboy number one'

"malam ini, adalah malam dinner mu bersama gadis itu kan zayn"harry mencoba membuka percakapan baru, membuat zayn merespon nya acuh.

"hmmm, sebenarnya aku malas meladeni, perempuan yang seolah mencampakkan ku di awal kemudian kembali menginginkan ku"balas zayn seakan tak perduli.

lama mereka larut dalam percakapan, sampai saat ia mendengar deringan telpon kerja zayn yang memgatakan bahwa sekertaris yang zayn maksud sudah menunggu di lur dan hendak masuk ke dalam.

"persilahkan dia masuk"suara dingin zayn mampu membuat seseorang yang kini memegang alih telpon resepsionis rungan nya, merasa terintimidasi.

"baik mr. devinili"balas nya singkat tak lama pintu ruangan utama pun tebuka.

"stt... zayn, berpura puralah kau, menengok ke samping aku ingin memberi sekertaris mu kejutan bahwa di sini ada dua orang pria tampan yang ia temui aku yakin ia akan menjadikan ini hari terberuntung yang pernah ada"permintaan harry kali ini membuat zayn terbelalak bagaimana tidak, harry menyuruh ia bertindak seakan gugup bertemu dengan kekasih, tentu saja dia tidak mau.

"lebih baik kau sendiri saja yang melakukan ny~"ucapan zayn terpotong oleh suara sapaan lembut nan formal yang memang sudah di dirikan di dalam jiwa sekertaris.

"hello, good morning mr. devinili "sapa sekaligus potong suara itu, aneh tumben tidak ada acara suara menggoda.

sementara harry sudah menegang di tempatnya ini bukan sekertaris zayn yang mendapatkan kejutan, melain kan dia, dengan slow motion harry memutar kepalanya sampai mata keduanya bertemu membuat si empu membola.

"sisil"lirih harry kecil tetapi mampu di dengar dengan pemilik nama, saat ini berusaha mati matian, menampung genangan air mata di pelupuk matanya.

"maaf pak devinili, saya keluar sebentar ada beberapa proposal saya yang tertingal di bawah"sisil menunduk tanda hormat, kemudian beranjak keluar dari ruangan zayn setengah berlari.

"sisil, berhenti stop it now"teriak harry tak di gubris sedikit pun, membuatnya mengeram frustasi ia harus mengejarnya sebelum kehilangan jejak.

"oh shit! aku pergi dulu zayn"dengan tergesa gesa harry berlari dari ruangan dan beranjak mengejar perempuan bernama sisil sekertaris zayn.

sementar zayn hanya menatap datar akan drama yang barusan terjadi di hadapan nya selang beberapa menit lalu 'menarik' ia tak pernah melihat Harry se gila ini.

seringaian pun tercetak di bibirnya.

"to night l meet you belut"seringaian pun tercetak di wajah tampan zayn.

***************

sementara di kampun ui.

lisa nampak duduk diam sendari tadi berhadapan dengan semangkuk bakso yang ia pesan tampa niat untuk menyantapnya sedikitpun, fikiran nya masih berkelana menyusun berbagai rencana yang akan dia laksanakan malam ini

"pokok nya gue mau itu orang kapok dan dia bakal ngerengek sendiri buat batalin perjodohan mereka"batin lisa berkata jahat kemudian tersenyum senang seakan memenangkan lotre berharga.

'peletak'

"aduh kepala gue sakit vera"kesal lisa sembarin mengusap usap kepalanya berulang kali akibat dari kikisan vera.

"abis lo, kayak orang gila beneran loh sa, ngaduk aduk bakso, engak di makan, parah nya senyum miring pula"kali ini syifa yang menjelaskan, sementara vera dia hanya tertawa karena saat ini dia sendang membayangkan lisa berpenampilan seperti orang gila, yang di deskripsikan oleh syifa.

"tapi kan enggak gini juga caranya, woy"kesal lisa, memakan pentol baksonya kasar.

" iya, iya maaf deh sa, abisnya gue geregetan mau mukul lo, tagan gue gerak sendiri, lagian lo juga yang mati keseriusan. mikirin apa memangnya tadi sa"vera meminta maaf kepada lisa, tetapi malah menambahkan sedikit kejengkelan lisa kepada vera.

"gue mikirin rencana buat batalin perjodohan ini, malem ini kan gue dinner"adu lisa tentang semua yang di fikirkan nya sendari tadi.

"sa, bisa nggak si lo tobat dikit aja, temui dulu jangan main asal kerjain mulu"dengan melipat tangan di dada syifa mulai menasehati lisa.

"engak, pokoknya gue enggak mau asal terima teruma, aja syif"kekeh lisa membuat syifa kembali ingin berdebat, sementara vera memijat kepala pusing.

"sudah, sudah berenti, lisa, syifa kayak anak kecil aja enggak mau kalah omong, memang nya apa nama lelaki yang akan di jodoh dengan mu"vera mencoba menengahi perdebatan antara mereka dan berhasil, saat ini mereka syifa dan vera menatap lisa yang sudah menegaskan tempat duduknya.

"keluarga devor, devinor, derenor, ah entahlah, pokoknya gue harus membatalkan perjodohan ini, secepatnay"tangan lisa memgepal dua dengat raut wajah yang seakan tak sabar menunggu hari esok...

"kau akan malu"lisa bertekat kemudian lisa menaru kedua tangan nya di atas garpu dan sendok.

.

.

.

.

.

avataravatar
Next chapter