"Gila.. ponsel lo retak?" Tanya Finsa yang melihat ponsel Alan seperti terkena sesuatu berkali-kali.
Alan hanya mengangguk saja dan terkekeh. "Nanti gue beli lagi aja."
"Gue lihat sih di cctv. Pas lo tahu pintu apart Bianca ketutup kencang, lo panik dan ponsel lo langsung lo jatuhin gitu aja. Pantesan retak. Apalagi pas ada penggerebekan keamanan, polisi dan tim medis. Jelas aja sih ponsel lo kayaknya keinjek-injek Al."
Alan mendengus saja sambil membolak-balik ponselnya. Benar-benar seperti bekas banyak injakan.
"Jadi.. gue harus telpon Om Adit ya?" Tanya Finsa. Mengalihkan pembicaraan ke topik penting tadi yang sempat terjeda karena ada suster yang mengantarkan ponsel milik Alan.
"Iya dong. Lo telpon gih.. setidaknya, Bianca harus aja wali kandungnya. Bokapnya wajib tahu broo.. kan lo yang deket. Gue denger, Om Adit wataknya udah gak sekeras dulu. Mungkin dia gak bakal nyakitin atau marahin anak perempuannya." Ucap Alan.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com