Ayaaaa...h diandra berlari terengah engah ketika melihat keberadaan ayahnya dari jauh,namun ayahnya belum juga menoleh.Mungkin ayah tidak mendengarku gumamnya dalam hati,dia pun berhenti berlari dan melambatkan langkahnya.
Karena kelelahan usai berlari dia menghentikan langkahnya dan memandang kesekeling berharap ada tempat untuk dia duduk melepas lelah.setelah menyapu pandangan kesegalah arah senyum tersungging disudut bibirnya karena melihat beberapa kursi kosong dibawah pohon beringin besar yg disisi kanan kirinya tumbuh bunga zinnia yg cantik.
Huuft sungguh lelah sekali lg aku tersesat,ibu mungkin sedang bingung mencariku,tapi...kenapa aku malah melihat ayah disini?bukankan dia diluar kota gumamnya dalam hati.Dan betapa bodohnya tadi karena dia sibuk berlari mengejar seorang laki laki yang dia pikir ayahnya,mungkin karena terlalu putus asa karena terlalu sering tersesat dia lupa bahwa ayahnya sedang berada diluar kota.
Rasa haus mengganggu lamunannya,lamunan dan kekhawatiran,berpikir keras bagaimana dia bisa kerumah.Akhirnya teriakan seorang penjual es lah yg benar2 membuyarkan lamunannya itu.Diandra bergegas mendekat kearah tukang es dan bertanya harga dari segelas es yang ingin dia beli untuk meredakan rasa hausnya,namun sayang sisa uangnya tak cukup,namun sang penjual berbaik hati menawarkan dia untuk membeli setengah porsi saja.Ditengah pembicaraan tersebut tiba2 terdengar suara seorang bapak menyela dan berkata "berikan dia satu porsi nanti saya yang akan membayarnya",Diandra tercengang sekaligus senang selain mendapat es gratis dia mengenali betul itu suara ayahnya dan bergumam ternyata tadi itu sungguhan ayah sambil membalikan badannya.
saat dia membalikan badan dia melihat sosok ayahnya sudah berlalu pergi namun dia tidak punya niat untuk memanggilnya karena dia sangat shock melihat sang ayah menggandeng seorang anak perempuan yang sebaya dengannya dan berjalan beriringan dengan seorang wanita yang menggendong seorang bayi,dia hanya terdiam dan tanpa sadar air matanya meleleh.