Sore itu seperti yang sudah dijadwalkan,Diandra datang untuk temu janji dengan dokter Evan.Begitu Diandra tiba ditempat praktek Diandra hanya menunggu 10 menit untuk masuk keruangan."sore dok", "ya silakan duduk nona Diandra,bisa saya tahu keluhannya?" Dokter Evan mulai bertanya.Diandra tidak menjawab dia hanya menunduk,menyibakan rok panjangnya dan menggulung sedikit celana legging dan mengisyaratkan dokter Evan untuk memeriksa.Diandra adalah gadis yang introvert dia pendiam dan jarang berinteraksi dengan orang lain,dia bisa bersikap manis dan sedikit agresif hanya kepada orang orang yang menjadi targetnya.
Dokter Evan berdiri mempersilahkan Diandra untuk pindah dari kursi dan berbaring diranjang pemeriksaan.Diandra melakukan apa yang diisyaratkan dokter Evan namun masih tanpa kata.Diandra begitu dingin berbeda saat dia bersama om Arief ataupun saat pertemuan pertamanya dengan Rifky.
Dokter Evan menyentuh kaki Diandra dengan lembut,namun Diandra mendesis pelan menahan rasa sakit karena sentuhan tersebut "uuh", "sakiiit?"dokter Evan bertanya,sekali lagi diandra tidak menjawab,dia hanya mengangguk pelan.Entah mengapa dokter Evan menjadi gemas,"hmmmm" dokter Evan menggumam pelan menahan rasa gemasnya.
"Jika nona tidak menyampaikan keluhan,bagaimana saya bisa mendiagnosa seberapa parah infeksi luka bakar ini?" "tersiram air panas" Diandra mengoreksi."klasifikasinya luka bakar nona Diandra".Dokter Evan mulai sedikit kesal menghadapi prilaku Diandra.
Diandra tidak menjawab,dia malah bangkit dari pembaringan membenahi gulungan legging lalu berkata "sepertinya saya salah datang kesini".Diandra berbicara sambil berlalu,dokter Evan terperangah dia tidak berharap Diandra akan bereaksi seperti ini.
Namun dokter Evan tidak dapat berkata apa apa dia hanya terpaku memandang gadis ini dengan sedikit kecewa.