webnovel

[BL] Black Angel (Qing An and Qing Yu) END✅

Saudara kembar dengan kepribadian yang sangat berbeda bagaikan malaikat dan iblis. Sang kakak memiliki kepribadian lemah lembut bagaikan malaikat, sedangkan sang adik memiliki kepribadian dingin keras dan kasar. Kedua bersaudara tersebut menempuh pendidikan di dua negara berbeda. Sang kakak memilih menempuh pendidikan perguruan tinggi di Prancis, sedangkan sang adik memilih menempuh pendidikan di Indonesia. Pada suatu ketika, sesuatu terjadi pada sang kakak sehingga membuat sang kakak harus di rawat di Rumah Sakit. Sang kakak selalu saja di buli di Universitas yang di tempatinya dikarenakan menolak cinta seorang gadis tercantik di Universitas tersebut bernama Revina dan membuatnya harus berurusan dengan kakak dari gadis tersebut yang terkenal kejam tanpa adanya ampun. Karena hal tersebutlah, sehingga membuat mereka berdua menukar posisi mereka. Dimana sang kakak menjadi sang adik dan sang adik menjadi sang kakak. Semoga suka ceritanya.

Dhik · LGBT+
Not enough ratings
33 Chs

Pencarian yang Tak Membawakan Hasil

Bagi yang merasa kebingungan :

Negara A (negara tempat si kembar berada).

Kota A (Ibu kota Negara A).

Desa A (tempat di mana si kembar tinggal).

Saya sengaja memberikan ketiganya dengan nama A. Alasannya karena saya malas memberi nama.

Semoga kalian bisa mengerti dan paham.

___________________________

Setelah kepergian Alois dan Qing An sang adik, beberapa saat kemudian Baise mengetuk pintu dan membawakan sarapan pagi buat Qing Yu, saat Baise akan beranjak keluar dari kamar, Qing Yu dengan sangat cepat menahan lengannya.

Qing Yu, "Bisakah kamu membantuku?"

.....

Qing An, "Aku baru menyadari setelah beberapa bulan kita makan bersama di Apartemen dulu, ternyata kamu makan dengan sangat cepat."

"Mungkin kamu yang terlalu lamban."

Qing An tertawa, "Tidak, tidak. Di rumah, aku satu-satunya orang yang makan dengan sangat cepat, dan yang mendapatkan peringkat makan terlamban adalah Qing Yu. Dia bahkan baru bisa menghabiskan makanannya saat setengah jam kemudian."

"Kamu sepertinya sangat mengagumi kakakmu."

Qing An diam beberapa saat, "Umm.. karena Qing Yu pria yang sangat perhatian."

Keduanya masuk ke dalam Lift menuju lantai enam dimana kamar Qing Yu dan Qing An berada.

Di dalam Lift Alois menatap Qing An melalui pantulan pintu Lift.

"Soal kedua orangtuamu..."

"Aku tahu, bukan kamu yang melakukannya." Selah Qing An.

"Kenapa kamu begitu yakin?"

Qing An menghembuskan napas, "Karena kamu tidak akan membunuh kedua orangtua kami terlebih dulu sebelum kamu mematahkan kaki dan tangan kakakku Qing Yu... Apa yang aku katakan ini benar?"

Alois tersenyum kecil, "Kamu sangat tahu."

Pintu lift terbuka dan keduanyapun berjalan menuju kamar yang di tuju.

Qing An membuka pintu kamar dan melihat sekeliling, tidak ada siapapun di dalamnya.

Alois, "Di mana Qing Yu?"

Qing An masuk ke dalam, dan di ikuti oleh Alois dari belakang.

"Mungkin dia merasa bosan dan berjalan-jalan di luar."

Alois merasa kurang yakin, pasalnya sarapan yang diberikannya pada Baise beberapa saat yang lalu sama sekali masih belum di sentuh oleh Qing Yu, walaupun hanya seteguk susu. Selain itu, Qing Yu adalah pria yang sangat berani dalam bertindak. Membunuh saja di anggap seperti hal biasa, apa lagi hanya untuk mengakhiri hidupnya sendiri.

Alois mengambil ponselnya dalam saku, kemudian menelpon Baise.

Tut...(telpon terhubung).

[Halo, Tuan.]

"Kerahkan beberapa bawahan untuk mencari Qing Yu di sekeliling pangkalan."

[Baik, Tuan.]

Di lain sisi, Baise menutup telponnya dalam keadaan serius.

Di sampingnya berdiri seorang pria cantik berperut besar dengan wajah yang sangat panik dan cemas.

Qing Yu, "Apa itu Alois? Apa dia mencariku?"

"En." Jawab Baise.

Qing Yu meraih lengan Baise dengan cemas, "Kamu sudah berjanji padaku untuk membantuku keluar dari pangkalan ini. Kamu, kamu tidak bisa menarik kata-katamu kembali!"

Sebenarnya Baise sama sekali tidak ingin berbuat sesuatu di belakang tuannya. Akan tetapi rasa ibahnya lebih besar pada Qing Yu saat ini. Entah ada yang menyadari atau tida, pria ini (Qing Yu) telah mengalami gangguan jiwa akibat depresi berat.

Baise sangat sadar, setiap kali Qing Yu melihat Alois dari kejauhan ataupun dekat; Qing Yu akan selalu gemetar ketakutan, walaupun rasa takut itu ia sembunyikan dengan sangat lancar

Baise juga merasa sangat kasihan pada saat Alois memberi pelajaran pada Qing Yu dengan cara menidurinya dengan sembilan pria, sedangkan kesalahan yang di lakukan Qing Yu tidak seberapa dengan balasan kejam yang ia dapatkan dari Alois.

"Ganti pakaian anda, dan pakai rambut palsu ini. Aku hanya akan mengantarkan anda sampai di gerbang belakang pangkalan , lebih dari itu, anda yang harus bertanggung jawab atas diri anda sendiri."

Baise, "Dan satu lagi.. setelah kekacauan ini selesai, pergilah ke arah utara dari arah rumah anda di Desa A, ikuti sungai menuju ke pegunungan hijau. Mungkin tempat itu sangat jauh dan sangat dingin. Tapi itu satu-satunya tempat yang paling aman buat anda."

"Apa aku bisa mempercayaimu?"

"Aku berharap anda mempercayaiku."

Selama enam jam pencarian Qing Yu, semua bawahan Alois pulang dengan tangan kosong.

"Sial... Bagaimana bisa kalian semua tidak bisa menemukannya!!"

Bawahan Alois semua hanya tertunduk diam.

All, "Maafkan kami tuan."

Beberapa saat kemudian, rombongan tentara memasuki pangkalan militer.

Di depan barisan seorang pria  berwajah dingin, bertubuh tinggi tegap, bahu lebar serta memiliki pinggang yang sempit, dan berbalut seragam militer khas Negara A.

Pria tersebut berjalan ke arah kerumunan dengan pasukan militernya.

"Apa yang membuat Jendral Alois begitu khawatir saat ini?" Kata pria tersebut.

Para tentara dan bawahan Alois yang mengenali pria tersebut langsung memberi hormat secara serempak.

Pria tersebut hanya menganggukkan kepala pada orang-orang yang memberi hormat, dan kemudian berdiri tidak jauh di hadapan Alois.

"Katakan." Ucap pria tersebut pada tentara yang berdiri tidak jauh darinya.

"Siap Jendral! Jendral Alois sedang mencari seseorang yang menghilang dari pangkalan beberapa jam yang lalu."

Pria yang di sebut Jendral tersebut menaikan sebelah alisnya.

dr. Veis menyerbu kerumunan, "Orlando, apa kamu terluka parah?"

Orang yang di panggil Orlando oleh dr. Veis tersebut mengalihkan perhatiannya kembali dari Alois ke dr. Veis.

"Seperti yang anda lihat Bibi."

dr. Veis berdehem, "Sebaiknya..."

Belum sempat dr. Veis berkata; ucapannya sudah di selah oleh Orlando.

Orlando, "Jika orang yang di carimu tidak terlihat di sekitar pangkalan, kemungkinan terkecil dia berada di luar pangkalan."

Orlando melipat kedua tangannya di depan dada dengan wajah serius, "Jika orang yang kamu cari berada di luar pangkalan, kemungkinan besar orang itu sudah mati."

Alois mengerutkan keningnya saat mendengar kata terakhir dari sang kakak kandung Orlando Arsenio.

"Jangan katakan pada kakakmu ini, bahwa otakmu mulai menyempit."

dr. Veis, "Sudah-sudah.. sebaiknya kita membicarakan hal ini di ruangan Bibi saja."

....

Dalam ruangan pribadi dr. Veis. Orlando, Alois, dr. Veis beserta Qing An duduk saling menatap satu sama lain.

Orlando menyilangkan kakinya sambil menatap Alois.

Orlando, "Apa kamu sudah melihat SCTV pangkalan?"

"Tidak di temukan tanda-tanda darinya." Jawab Alois.

"Apa orang itu sangat penting untukmu?" Tanya Orlando pada sang adik yang usianya hanya berbeda setahun dengannya.

"Tidak." Jawab Alois.

"Terus kenapa kamu mencari-carinya?"

Alois diam tidak menjawab pertanyaan kedua dari sang kakak.

"Ma–maaf sebelumnya..." Sela Qing An, "Orang yang menghilang itu adalah kakakku... Mungkin kakakku tidak penting bagi siapapun. Tapi kakakku sangat penting bagiku..." Qing An berdiri dari duduknya dan menunduk hormat pada tiga orang yang tengah menatapnya, "Maaf sudah membuat kalian semua kesulitan untuk mencarinya."

Orlando terkekeh pelan, "Kenapa aku tidak melihat adanya rasa khawatir ataupun penyesalan karena kehilangan orang yang sangat berharga!!"

"Kehilangan orang yang penting dan berharga di saat-saat perang seperti ini, mana mungkin orang-orang akan merasa sangat begitu tenang..." Orlando menyanggah dagunya dan menatap Qing An dan Alois bolak-balik, kemudian tertawa pelan, "Kenapa di sini aku merasa Alois yang lebih terlihat khawatir?"

Alois, "Orlando!!"

"Ok, baiklah..." Orlando berdiri dari duduknya kemudian berjalan ke arah pintu keluar.

"Terjadi pemboman besar-besaran di bagian kota A, B, C, dan kota D. Itulah mengapa aku mengatakan bahwa Orang yang kalian berdua cari mungkin sudah mati." Kata Orlando tanpa menoleh ke belakang, dan kemudian keluar dari ruangan.

Dr. Veis yang mendengar ungkapan Orlando barusan langsung linglung, "Apa dia tidak merasa sayang dengan si kembar dalam perutnya itu."

Dr. Veis menghembuskan napas, tidak tahu harus berkata apa lagi.

"Aku akan keluar. Kalian berdua berbincang-bincanglah dulu..." Setelah mengatakan itu, dr. Veis pun meninggalkan ruangan.

Setelah diam beberapa saat, Alois pun membuka suara, "Aku akan mencari kakakmu di luar pangkalan."

"Aku ikut."

Alois mengusap rambut Qing An dan berkata, "Tetaplah di pangkalan. Di luar terlalu berbahaya untukmu."

"Tidak.. aku tetap ingin ikut bersamamu."

"Jangan membantah. Tetaplah di pangkalan, ok?"

"Tapi..."

Pada siang hari tepatnya pukul 13.00 wita, Alois beserta sang kakak Orlando mencari Qing Yu di seluruh kota yang telah terjadi pemboman besar-besaran. Namun hasil yang mereka dapatkan adalah nol. Bahkan hanya sekedar menemukan mayat dengan perut besar, serta berpakaian besar berwarna biru laut sebetis yang di pakai oleh Qing Yu terakhir kali.

Alois berdiri di atas reruntuhan bangunan sambil menatap sekeliling.

"Pergi ke Desa A sekarang." Ujar Alois serius.

Baise yang berdiri tidak jauh dari Alois langsung terkejut dan gugup.

Pasalnya, entah Qing Yu masih hidup atau sudah mati karena terkena ledakan bom di antara kota A, B, C, dan kota D. Tapi jika Qing Yu benar-benar masih hidup, maka tujuan utama yang akan Qing Yu datangi adalah Desa A. Jika Qing Yu berhasil di temukan di desa A, maka peluang untuk melarikan diri dari Alois akan sangat kecil.

Para tentara yang di pimpin oleh Orlando dan bawahan yang di pimpin oleh Alois kini telah sampai di Desa A, lebih tepatnya rumah gubuk kecil yang di tinggali oleh si kembar beberapa hari yang lalu.

Beberapa tentara dan yang lainnya berpencar mencari di seluruh desa.

Alois, Orlando, dan beberapa lainya mencari di sekitar rumah.

Orlando menatap beberapa mayat yang tergeletak di ruang tamu yang kosong dengan wajah gelap. Saat Orlando akan mengomentari mayat-mayat tersebut, perkataannya langsung di potong Alois.

Alois, "Dia masih hidup."

Orlando menatap sang adik.

"Sebelum kami pergi dari rumah ini beberapa hari yang lalu. Di ruang tamu ini hanya terdapat dua mayat."

Orlando, "Jadi menurutmu dia datang kemari?"

"En." Guman Alois.

Orlando meraih darah yang masih basah di lantai kayu rumah dengan tangannya, "Darah ini masih segar. Kemungkinan pria yang kamu cari masih di sekitar sini."

"Baise!" Teriak Alois.

"Ya tuan Alois."

"Bawa beberapa orang denganmu, dan geledah rumah Ibu Jihan dengan teliti."

"Baik, Tuan."

Orlando dan Alois berjalan menuju ke dalam kamar. Di dalam kamar terdapat beberapa tetesan darah di lantai kayu.

"Di lihat dari irisan kasar dan halus yang terdapat pada luka mayat-mayat tersebut. Aku merasa priamu adalah pembunuh berdarah dingin (psikopat)." Kata Orlando sambil mengobrak Abrik lemari pakaian.

(info : priamu mengarah pada Qing Yu adalah kekasih Alois atau kesayangan Alois.)

Orlando menghentikan gerakan tangannya di dalam lemari pakaian dan kemudian menyeringai, "Aku penasaran. Apa yang membuat dia lari dari pangkalan?!"

"Dia sangat membenciku."

"Aku rasa itu bukan jawaban yang tepat."

"Apa maksudmu?!" Alois menatap sang kakak yang masih melihat-lihat lemari pakaian.

"Pria itu mungkin sedang menyembunyikan sesuatu yang besar darimu." Setelah mengatakan itu, Orlando menutup pintu lemari pakaian.

"Priamu tidak ada di tempat ini." Kata Orlando.

Pencarian Qing Yu berlanjut selama kurang lebih dua bulan. Namun selama dua bulan tersebut sama sekali tidak membawakan hasil.

Pada akhirnya Alois dan Qing An kembali ke negara P, dan Alois mengutuskan beberapa bawahannya untuk melanjutkan pencarian Qing Yu di Negara A. Bahkan di sekitar area penerbangan pun tidak luput untuk di pantau.

Namun lagi-lagi, tidak ada tanda-tanda keberadaan Qing Yu.

Tidak terasa LIMA TAHUN telah berlalu.

Dan Qing Yu sama sekali tidak terlihat di manapun.

Akhirnya sang adik Qing An mengatakan pada Alois untuk menghentikan pencarian sang kakak.

.

.

.

Bersambung . . .

Kamis, 4 Februari 2021

Pukul, 12.21 wita

____________________________

Alasan mengapa Black Angel lama di upload; jawabannya karena saya telah lari dari jalur saya... Saya biasanya menulis Novel yang memiliki cerita sederhana dan mudah, seperti cerita Fantasi atau cerita-cerita romantis lainya, di + cerita yang berakhir SAD ending...

Sedangkan Black Angel, ceritanya terlalu berat dan rumit... Terkadang saya harus menghentikan pengetikanku selama beberapa jam, bahkan berhari² hanya untuk mencari kosakata yang pas.

Dan yang lebih parahnya lagi; saya harus berpikir BAB selanjutnya apa yang harus saya bahas lagi🤔??

Kadang juga, sebelum tidur otak saya selalu traveling ke mana-mana hanya untuk mencari bahan yang akan saya bahas.

Cerita ini saya tidak tahu END nya akan berakhir seperti apa!